√Sharingsession - Homeschooling

Sharingsession - Homeschooling



Investasi berharga dalam suatu negara adalah pendidikan. Jika masyarakatnya mengenyam pendidikan tinggi akan menambah value kekuatan bagi negara tersebut. Semakin tinggi pendidikan masyarakat pasti akan memberi pengaruh besar terhadap kemajuan sebuah negara. Namun, tantangan memperbaiki sistem pendidikan didalamnya tidak mudah untuk menemukan rumus yang tepat supaya visi pendidikan nasional di Indonesia tercapai dengan predikat memuaskan. 

Seiring berkembangnya teknologi dan perkembangan zaman, ada bagian orangtua yang malah lebih mengunggulkan pendidikan yang berbasis homeschooling daripada memilih jalur pendidikan formal untuk anak-anak mereka.

Pernah ikut grup homeschooling di WhatsApp. Dan ternyata yang masuk digrup itu mayoritas pro dengan homeschooling. Bukan saya nggak pro sih waktu itu, karena belum faham betul HS itu apa dan seluk beluknya bagaimana. Pokok ikut nimbrung saja digrup dan ikut beberapa pembahasan walau endingnya grup dibubarkan setelah sharing session di WAG selesai. 


Nah, mungkin belum banyak yang tahu HS itu apa? Kebetulan Selasa (25/09/20) di grup Tips Nulis dan Bisnis ada mbak Niken yang jadi narasumber. Ibu rumah tangga yang menekuni bisnis izumio dengan ditemani tiga krucil yang sedang dalam masa pertumbuhan,membuat mbak Niken dan suami mengambil langkah HS untuk anak-anaknya. Anak pertama berusia 6tahun, yang kedua berusia 4 tahun dan si kecil yang baru berusia 2 tahun. Kalau melihat postingan di beranda facebooknya sih asyik pembelajaran HS. Kreatif dan menyenangkan, karena selalu ada hal menarik untuk di kepo.in. 


Ada beberapa hal yang disampaikan mbak Niken malam itu, yang mana pertanyaannya merupakan luapan isi hati dari pertanyaan yang terlintas pada umumnya. Diantaranya : 

1. Apa itu homeschooling (HS)?*

HS adalah alternatif model pendidikan yang berbasis rumah, di mana keluarga khususnya orang tua memilih untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak.

Sedangkan pada sekolah reguler, sebagian besar tanggung jawab atas proses pendidikan didelegasikan kepada lembaga dan guru.


Tapi, bukan berarti orang tua yang jadi guru pelajaran semuanya ya. Bisa saja melibatkan guru privat, lembaga kursus, magang, dsb

*2. Legalitasnya bagaimana?

HS termasuk pendidikan informal yang diakui oleh negara dalam UU no.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jadi, tenang saja 😊

*3. Nanti bisa dapat Ijazah?*

Bisa dooonk.

Anak HS bisa kerja, bisa melanjutkan kuliah, bahkan kalau mau juga bisa pindah jalur ke sekolah formal.

Ijazah didapatkan dari ujian kesetaraan sesuai jenjang pendidikan yaitu Paket A, Paket B, dan Paket C.

Biasanya ujiannya ini ikut PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di mana ia terdaftar.

Jadi anak HS didaftarkan ke PKBM sejak usia 7 tahun atau setara masuk SD.

 *4. Homeschooling bikin anak jadi kuper dan antisosial?*

Ini salah satu pertanyaan paling bikin gemes 🤭

Jadi begini, setiap anak mempunyai karakter masing-masing.

Ada yang supel bergaul, ada yang lebih suka menyendiri atau dalam lingkaran kecil relasi terdekat.

Dan lingkup sosial juga bukan hanya sekolah, ada banyak kegiatan komunal yang bisa dan biasa diikuti oleh anak HS.

Jadi, HS sama sekali bukan pembatas pergaulan anak 😊

*5. Bagaimana kurikulumnya?*

Untuk ijazah kesetaraan, mengikuti kurikulum yang berlaku entah memilih nasional atau internasional.

Tapi pada praktek keseharian, pembelajaran dilakukan terserah masing-masing keluarga

 *6. Homeschooling adalah model pendidikan yang terbaik?*

TIDAK.

BELUM TENTU.

HS hanyalah suatu bentuk alternatif. Model dan sekolah terbaik adalah yang sesuai dengan visi, misi, situasi, dan kondisi masing-masing anak beserta keluarganya.

Jadi, tidak semua kondisi sesuai untuk penerapan HS.

Misalnya, anak yang bercita-cita atau diarahkan masuk ke dunia militer, kurang cocok bila memilih HS.

Jadi, semua kembali ke masing-masing anak dan keluarga ya.

Saya bukan praktisi homeschooling, hanya saja saya suka menulis kembali hasil sharing session yang pernah saya ikuti. Semoga bermanfaat. 

Windi Astuti
Fulltime mom yang suka menulis

Related Posts

Posting Komentar