√Ibu Rumah Tangga vs Menulis

Ibu Rumah Tangga vs Menulis

Bagiku, menjadi ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang tidak bisa dibeli. Kemampuan seorang ibu mengusahakan dan menyelesaikan segala pekerjaan rumah itu wis jempol banget . Sama halnya dengan ibu dua anak ini. Aku memanggilnya mbak Diah Mumpuni sesama teman yang pernah belajar ngeblog di kelas the Jannah Institute .  Juga nimbrung satu grup WhatsApp jadi alumni. 


Aku merasa senang ketika membaca profil seseorang yang sejak kecil sudah berjibaku dengan buku. Bahkan suka nulis diary pun sejak duduk dibangku sekolah dasar. Hal ini pernah dialami mbak Diah hlo. Yang membuatnya senang membaca dan terjun kedunia menulis. Apalagi pengalamannya waktu itu iseng  ikut event menulis surat cinta dan dinobatkan jadi juara satu. Pasti senang dong, nah sama halnya dengan kita. Bisa deh melakukan keisengan yang sesuai passion. Siapa tahu jadi jalan rejeki, hhe.

Aku juga sedang merambah dunia menulis. Iseng-iseng ikut giveaway di Instagram dan tentunya pakai ilmu ya. Berkat dorongan sang mentor dan banyak masukan beliau tentang ku saat proses belajar. 

Eh, kembali lagi ke awal. Kali ini memang spesial nulis tentang profil mbak Diah. Sejauh ini dan yang aku tahu beliau sudah menelurkan buku-buku antologi. Yang kesemuanya tentu menyimpan kisah dan kasih yang menceritakan siapapun/apapun. Sempat nengok dan kepoin akun instagramnya, membuatku bilang "wow" dalam hati. Memang bakat deh mbak Diah ini, menurutku. Bakat menulis maksudnya. Secara penyampaian bahasanya juga santuy dan insha Allah baik hati orangnya. Ah, jadi pengen bertatap muka secara langsung dengan teman-teman semua yang jadi alumni kelas TJI. 

Berikut buku antologi mbak Diah, karyanya Masha Allah 


Belajar dari mbak Diah, sosok sederhana yang gemar baca buku. Stalking akun instagramnya @dee_far tulisannya amat penuh makna. Aku  bacanya ngalir gitu, dari apa yang beliau tulis dan share di feed Instagram. Bener-bener penulis berbakat. 


Nah, apa yang bisa kita contoh dari mbak Diah Mumpuni ini?

Walaupun menjadi ibu rumah tangga, beliau tetap berusaha untuk produktif dengan menulis. Ketika suami ridlo dan sebagai istri mampu mengelola waktu dengan baik kenapa tidak?. Semua bisa dipelajari, termasuk menulis. Karena menulis itu tidak butuh bakat, yang dibutuhkan adalah ketekunan dan konsistensi dalam menulis.

Mengutip dari kata motivasi Ali bin Abi Tholib

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

So, menulis bisa menjadi kegiatan positif yang dapat mempengaruhi cara berfikir kita. Dengan menulis, mengharuskan kita membaca dan dengan membaca kita bisa tahu isi dunia. 



Teman-teman bisa kepoin blognya disini ya http://www.diahmumpuni.com/p/profil-saya.html 

Windi Astuti
Fulltime mom yang suka menulis

Related Posts

11 komentar

  1. semangat untuk Bunda dan si kecil :D stay safe juga yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jazakallah sudah mampir di blog.ku mbak

      Hapus
  2. Maacihh mba windy. Semoga Kita terus ada dalam Satu circle dalam menulis hal2 yang baik😘 barakallah fiik

    BalasHapus
  3. Luar biasa bisa menghasilkan karya diantara keseibukan sebagai ibu rumah tangga. Selamat atas karyanya

    BalasHapus
  4. Sekelas ga ya mbak Windi dan mbak Diah ini? Alhamdulillah bisa saling menyemangati ya kta semua, bismillah

    BalasHapus
  5. Betul mbak. Pekerjaan ibu rumah tangga tidak bisa dibeli. Jempol banget 👍🏻

    BalasHapus
  6. Produktif sekali mb Diah udah ada karya antologinya juga..keren

    BalasHapus
  7. dapet insight nih! Beriseng-isenglah merawat passion, nanti pasti bakal dapet buahnya hehehehe

    BalasHapus
  8. Saya sendiri sudah mengakui bahwa menjadi seorang ibu yang mempunyai anak, apalagi anak-anak, tidak mudah.

    bahkan seorang laki-laki terkuat pun kalau mengurus dan betah di rumah, maka tak akan mampu.

    bagaimana pun kisah bu Diyah itu sangat menggetarkan jiwa.

    Semoga istiqomah untuk beliau.

    BalasHapus

Posting Komentar