√Talkshow : Menerbitkan Buku di Luar Negeri

Talkshow : Menerbitkan Buku di Luar Negeri

Siapa sih penulis yang tidak ingin melebarkan sayap untuk memberanikan diri menerbitkan buku di luar negeri? Saya pun ingin banget, walau inginnya setelah tahu mengikuti webinar yang diadakan oleh @ayodongeng_ind. Rasanya berat deh, karena basic bahasa Inggris ku jelek. Nggak pernah diasah lagi. Padahal dulu sebelum kuliah ingin ambil jurusan ini yang akhirnya tidak jadi. Melipir ke jurusan bimbingan konseling yang sekaligus menjadi teraphy diri ini. Eits, kembali lagi ya saya mau menorehkan apa yang saya ikuti hari ini hasil mbolang webinar dengan tema "Menerbitkan Buku di Luar Negeri". 


Saya yakin, banyak penulis Indonesia kreatif yang lahir untuk ikut mengubah literasi di Indonesia. Ketangguhan mereka memberikan bukti bahwa karyanya layak untuk diapresiasi, bahkan diakui di tingkat internasional. Tentu bangga dong, belajar dari mereka sungguh menjadikan diri ini bercermin seberapa tangguh saya yang saat ini notabene masih tergolong penulis pemula. 

Talkshow menarik yang dipandu oleh host dan juga seorang penulis yaitu Mbak Fita Cakra, melontarkan berbagai pertanyaan yang sudah disiapkan untuk memeriahkan acara. Sayapun kalau mendapat kesempatan bersanding dengan penulis internasional pasti akan menyiapkan dengan baik. Insha Allah, mimpi dulu deh ya 😊

Tentu ada kisah yang berbeda dari pemateri kali ini. Kak Nita sapaan akrabnya, pemilik akun Instagram @nitac4n, seorang penulis, penerjemah dan ilustrator. Hobi barunya yang suka nonton read Aloud diyutib ternyata menggerakkan imaginasinya untuk mengeksplore sekaligus belajar menjadi ilustrator. Dulu mbak Nita ini dikenal sebagai penerjemah, berkat belajarnya yang otodidak dan kerja kerasnya ternyata berbakat juga urusan ilustrasi. Pengalaman juga mungkin ya, membuat beliau cerdas mengambil peluang yang katanya dimasa pandemi ini sulit menjemput rejeki. Nyatanya, kreativitas yang dicontohkan mbak Nita ini berujung menyenangkan. Kekhasan ilustrasinya disukai oleh banyak clien di luar negeri yang sampai saat ini masih bekerja sama dengan baik. 

Kederhanaan dan rasa bahagia terpancar dari cara beliau menyampaikan pengalamannya yang penuh dengan ketulusan. Menyimpan banyak pengalaman berharga tentunya, bekerjasama dengan mereka pegiat literasi di luar negeri yang memang budaya literasi sudah membumi. Bahkan client mbak Nita ini ada yang usia sudah 80tahun menulis buku untuk cucunya. Masha Allah, betapa uniknya budaya literasi yang sudah terbentuk sejak dini. Ada juga yang menulis dan diterbitkan untuk keluarga mereka. Benar-benar contoh nyata bahwa buku adalah kado terindah yang bisa disalurkan untuk orang tersayang ya. 

Salah satu karya mbak Nita 

Tidak disangka, riset dari yutub yang dilakukan mba Nita ini membuahkan hasil untuk melanjutkan perjalanan meniti karir sebagai penulis sekaligus ilustrator dengan apply di marketplace yang websitenya bisa kita ikuti jejaknya  di www.fiverr.com. 

Beda lagi dengan cerita mbak Halim, pemilik akun Instagram @ratna_kusuma_halim yang backgroundnya memang seorang ilustrator dan penulis. Namun, pengalamannya yang mana ilustrasi nya sering dikoment terlalu soft di Indonesia, nyatanya malah diakui diluar negeri. Tahun 2014, Clavis menerbitkan buku pertamanya mbak Halim yang berjudul "Three Little Gnomes". Saat ini sedang proses buku ketiga yang revisi ulang katanya. Proses yang tidak singkat ya, butuh 1,5 tahun untuk launching buku, imbuh Mbak Halim. 

Salah satu karya mbak Halim

Kegigihan dan ketelatenan beliau menarik client  untuk bekerjasama secara self publishing yang semuanya diurus sendiri. Pengalaman yang berharga pastinya. Sejauh ini mbak Halim dan Mbak Nita merasa senang, urusan komunikasi mereka terbuka. Masha Allah, salut deh.

Di room QnA, bejibun pertanyaan yang menandakan antusiasme peserta menyimak acara ini. Terkait range harga salah satunya, membuat rasa penasaran untuk tahu. Dengan jujur mereka menjawab kisaran 150-700rb tergantung kesulitan ilustrasi. Benar-benar, talkshow ini sangat menebar manfaat untuk mendapatkan peluang menambah pengalaman, menambah portofolio dan income. 

Detik-detik 30 menit sebelum closing statement, banyak tips yang dibagikan dengan tulus. Terkait keuntungan menerbitkan buku dengan pihak luar negeri apa saja sih : 

1. Menjadi faham selera buku yang di sukai di skala dunia (internasional) 

2. Menambah jaringan, wawasan dan pengalaman berharga. 

Ada beberapa tips juga yang harus diperhatikan oleh penulis dan ilustrator. Karena ada perbedaan menonjol dari konsep buku di Indonesia dengan Luar Negeri. Hal yang harus diperhatikan adalah : 

  1. Terkait moral of story tidak perlu digamblangkan. Biarkan pembaca menemukan sisi perspektif mereka sendiri. 
  2. Buku tersebut harus punya side story' yang mana buku ini selalu nagih untuk dibaca 
  3. Mengandung nilai universal, yang bisa menjadi teraphy anak terhadap apa yang ditakuti. Sebagai contoh anak takut tidur sendiri dikamar, ketika distimulasi dengan bacaan terkait anak dengan sendirinya mengambil hikmah untuk mengatasi rasa takutnya. 
  4. Teruslah melakukan riset, dengan berkomunitas dan pahami teknisnya
  5. Kuasai bahasa Inggris
  6. Sabar dan teruslah berkesplorasi untuk meningkatkan kualitas dari segi teknis maupun sisi pemahaman wawasan tentang buku anak tingkat Internasional.
  7. Side story' pendukung kuatnya cerita yang diambil dari tokoh, benda atau apapun yang ada disekitar tokoh utama. 
  8. Sering riset terkait hal universal yang sering dilakukan anak-anak diseluruh penjuru dunia.

Yang tentunya didukung oleh referensi terpercaya seperti Let's read yang teksnya memuat banyak bahas, literasi cloud dan read Aloud di yutub. 


#FestivalLiterasiBukuAnakIndonesia2021

#FLBA2021



Sumber Referensi : 

Talkshow Menerbitkan Buku di Luar Negeri yang diadakan oleh @ayodongeng_ind


Windi Astuti
Fulltime mom yang suka menulis

Related Posts

16 komentar

  1. duh, satupun buku saya belum

    semua tipsnya (kecuali kemampuan bahasa Inggris) relevan dengan penyusunan buku di dalam negeri ya?

    BalasHapus
  2. Mba Windi mantuuul banget ini tipsnya.
    Buat para penulis buku, pentiiing buat pelajari dan aplikasikan kiat2 ini yak

    BalasHapus
  3. Aduduh... bukuku masih antologian yang tunggal masih e novel..

    Tapi tips2nya ku marked sapa tau kedepan dapet ide brilian auto tancap gas nyari publisher luar yaa..

    Mantap ka Windy👍

    BalasHapus
  4. suka menulis dan baru tiga buku yang dikaryakan, sepertinya saya ingin memaksimalkan cara menerbitkan buku di luar negeri dengan self publishing.

    BalasHapus
  5. Luar biasa. Menerbitkan buku lokal aja sudah hebat apalagi ini bisa di luar negeri. Jadi salfok sama ilsutry yang katanya dilabeli terlalu soft, namun di luar disukai. Keren emang beda selera ya 😁

    BalasHapus
  6. mba aku sempat ikutan ini, tapi to sinyalku parah jadi nggak bisa menyimak dengan baik. Youtubenya ada nggak ya Mba? Alhamdulillah dapet banyak ilmu ya mbak

    BalasHapus
  7. Keren banget kalo karya kita (tulisan) ternyata diproduksi dan dikonsumsi lintas negara. Bisa go international.

    BalasHapus
  8. Keren banget nih ... Bisa menerbitkan buku di luar negeri, aku baru punya 2 buku cerita nih ... Jadi semangat nulis deh baca postingan ini

    BalasHapus
  9. Aku ikut deh zoom yang ini. Keren banget ya Mbak Nita dan Mbak Ratna ini. Diem-diem tapi cetar. Patut dicontoh dan hal kalem dan produktivitasnya. karyanya juga pada bagus-bagus. Saluuut sama mereka.

    BalasHapus
  10. Keren banget kalau buku hasil karya kita bisa go internasional, tipsnya bagus dan bermanfaat banget untuk penulis-penulis yang ingin karya-nya go internasional ❤️

    BalasHapus
  11. wah ada client berusia 80 tahun dan masih semangat untuk menulis buku buat cucunya.
    Wah jadi malu saya, jangankan buat menuliskan buku untuk anak, membelikan buku bacaan untuk mereka pun kadang masih banyak pertimbangan

    BalasHapus
  12. Ternyata ada banyak juga ya perbedaan pada konsep buku kita di sini dengan luar negeri.

    Aku setuju dengan "Terkait moral of story tidak perlu digamblangkan." Baca buku tuh kesannya memang enaknya berasal dari kita pribadi saja, dari sudut pandang sendiri. Kita mikir sendiri, dan kemudian ngomong sendiri "oh ternyata begitu" 😁

    BalasHapus
  13. hmm gitu ya, jadi sebenarnya kita punya peluang untuk menerbitkan buku di luar negeri yaa
    dan peluang itu terbuka lebar kalau kita tahu caranya dan gigih menembusnya

    BalasHapus
  14. Banyak riset ya dan berkomunitas juga untuk update terus dengan ilustrasi dan cerita yang disukai di skala internasional, yang pasti yang mengandung nilai-nilai universal, noted. Tfs Mba Windie...

    BalasHapus
  15. Benar nih kalah sering riset maka kita jadi mengetahui minat pasar sehingga buku kita bisa laris manis di luar negri. Siapa tahu nih bisa ada yang tertarik sehingga dibikinin film kartun

    BalasHapus
  16. satu buku dalam negeri aja belum ada yang terbit nih, kadang suka minder liat teman blogger yang menerbitkan antologi dan buku solo hehehe semoga bisa menjadi pelecut semangat untuk terus menulis

    BalasHapus

Posting Komentar