Cinta Pertama dan Terakhir Si Noi [Part 4]

Cinta Pertama dan Terakhir Si Noi [Part 4]

Daftar Isi

muslimah

Tak bisa dipungkiri, Noi pun larut dalam kenyamanan cinta yang ditunjukkan oleh Jidan. Dari muslimah kuper, Noi ada kemajuan dalam bersikap. Eksis di dunia kemahasiswaan, hafiz Qur'an dan aktif di berbagai kajian internal maupun eksternal kampus. 


*

"Sil, aku memblokir nomor Jidan setelah pernyataannya kemarin malam"

"Hlo, kenapa Noi. Tega kamu. Ada laki-laki baik ingin melamarmu dan menikahimu tapi kau tolak dengan cara begitu"

"Aku bukan menolak niatan baiknya Jidan, Sil. Aku bingung. Pasti mamiku tidak merestui sebelum kakakku menikah duluan dengan laki-laki pilihannya. Lagian aku masih semester lima, Sil. Jauh masa depanku dari apa yang aku rencanakan"

"Serapi-rapinya kamu merencanakan masa depanmu, tapi selama berproses kamu menolak cintanya laki-laki Sholeh seperti Jodan, bisa jadi langkahmu akan tersendat, Noi..camkan itu"

"Ketus sekali kamu, Sil"

"Bukan ketus, itu bisa jadi kenyataan yang bakal kamu hadapi. Lagian apa alasanmu itu sudah bisa dinyatakan benar dan bakal terjadi? Hla wong, kamu saja belum cerita lagi sama Mamimu kok langsung mengambil kesimpulan orangtuamu nggak bakal merestui hubunganmu dengan Jidan?"

"Noi, terdiam"

"Kenapa, Noi, kamu diam?"

"Kakakku belum ada kejelasan terkait hubungan seriusnya dengan calonnya. Aku berusaha menghargai perasaan kakaku meskipun sebenarnya aku mau-mau saja menikah sama Jidan. Tapi ya itu alasannya. Bingung mau jawabnya bagaimana".

"Ya sudah, selama tujuh hari ini kamu sholat istikharah tanpa jeda, netralkan perasaanmu. Ceritakan secara jujur dengan Mamimu. Yang penting kamu ikhtiar dulu sampai maksimal. Urusan hasil itu nanti, nggak usah dipikir"

"iya, Sil. Yuk kita berangkat ke Kampus. Aku ada jadwal presentasi di kelas. Harus briefing dulu sama teman-teman sekelompok". 


*

Kring .... kring .... kring .....

"Assalamualaikum Mami, apa kabar ?" ini Noi

"Iya Noi, Alhamdulillah Mami baik. Abah juga baik disini. Kamu sehat kan Noi?

"Alhamdulillah, Mami, Aku sehat. Barusan juga ada kegiatan dengan organisasi di Kampus. Kangen Mami saja"

"Nggak kayak biasanya Noi, suaramu menandakan sedih begini. Ada apa ?

"Noi, terdiam"

"Noi, ceritakan saja sama Mami. Mami nggak marah kok. Apa butuh uang jajan lagi. Yang Mami kirim kemarin sudah habiskah? Nanti Mami bilang Abah, nggak apa-apa".

"Nggak kok, mi. Uang jajannya insha Allah cukup buat sebulan ini. Mami jangan marah ya, Mi. Noi mau jujur dan menceritakan semuanya ke Mami"

"Iya, nak. Cerita saja. Mami nggak bakal marah kok".

"Mi, kemarin malam ada teman yang menyampaikan bahwa dia mau silaturahim ke rumah sama orangtuanya. Jidan namanya. Mahasiswa satu universitas tapi beda jurusan dengan Noi. Katanya sejak awal melihatku dan tahu aktivitasku dia jatuh hati sama Noi. Sampai-sampai tanya nomor handphone ku dari teman satu kelas. Dia hanya ingin tahu lebih detil tentangku dan segala aktivitasku. Selama ini aku merespon dengan baik segala chatnya. Karena tidak ada unsur yang aneh-aneh. Jidan teman sharing yang baik mi, Sering support Noi untuk aktif dalam berkegiatan yang positif di Kampus. Sebatas itu percakapan kami di dunia Maya. Kemarin malam itu dia mengutarakan isi hatinya dan mengajak Noi untuk dilamar dan dinikahi. Noi belum menjawab apapun ke Jidan mi, bingung. Noi nggak mau menyakiti hati kakak. Masak adiknya nikah duluan dan melangkahi kakak perempuannya, ujar Noi"

"Masha Allah Noi, anggap saja ini ujianmu buat naik kelas. Kemarin-kemarin Mami bilang kalau jangan pacaran dulu dan jangan menikah sebelum lulus S1 ternyata kamu beneran memasukkan kalimat Mami menjadi bahan yang kamu pertimbangkan buat mengambil langkah. Nggak nyangka, Mami"

"Terus jawabannya apa Mi"

"Sejujurnya Mami mendukung pilihanmu terkait pasangan hidupmu Noi. Ingat, pilih yang agamanya nomor satu, menyayangimu dan mendukung segala aktivitasmu. Niatan baik nak Jidan ini Mami paham, untuk menghindari zina lebih baik hubungannya di halalkan saja". 

" Mami akan sampaikan ke Abah dulu ya, kapannya mereka boleh silaturahim ke rumah "

"Jadi, mami membolehkan Jodan dan orangtuanya main ke rumah ?"

"Iya, Noi. Senang ya kamu ". Bisa kita diskusikan terlebih dulu bersama kedepannya bagaimana"

"Mami baik deh, i love you Mami"

"Sudah dulu ya, Mami mau ada arisan nanti kita telponan lagi"

"Mmmmmmmcuah, assalamualaikum mami"


.........


"Sil, Mamiku katanya ngebolehin Jidan dan orangtuanya main ke rumah"

"Tuh kan, apa ku bilang"

"Semoga berhasil ya"

"Kamu memang sahabat terbaik, Sil. Makasih ya masukannya"

2 komentar

Kok aku ikutan blushing, yaa. Kayak bayangin ada di posisi Noi, terus mulai menyiapkan diri untuk menghadapi status baru, wkwkwk.
Comment Author Avatar
24/7/22 17:25 Hapus
Segala sesuatu itu kalau dilakukan dengan menjauhi Larangan-Nya begitu indah ya rasanya. So sweet sekalii.