Perempuan, kadang dihadapkan pada suatu hal yang membingungkan. Ketika bekerja menjadi pilihan, disitu tantangan datang bak hujan turun. Persoalan menitipkan anak ke siapa, kadang jadi dilema. Ya, seperti saya ini. Jauh dari saudara dan suami. Energi sering terkuras karena setelah mengajar, pekerjaan rumah telah menanti. Ini yang juga saya alami.
Fisik capek, pikiran juga capek. Namun, memberikan kasih sayang kepada anak, haruslah tetap berjalan. Itulah kenapa, kesehatan mental menjadi prioritasku. Menurut jawaban kecerdasan AI, kesehatan mental diartikan sebagai keseimbangan emosi, prikologis dan sosial. Yang mana keseimbangan itu dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di kehidupan seseorang. Agar, seseorang itu dapat bekerja lebih nyaman dan semakin produktif.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Perasaanku kadang tidak karuan. Sering merasa capek karena pekerjaan. Ketika balik ke rumah, tenagaku tidak sepenuh di pagi hari. Wajar, jika sampai rumah pasti maunya rebahan (istirahat). Nyatanya, hal ini belum sepenuhnya saya dapatkan. Mengingat, si kecil yang juga butuh perhatian. Sayapun tahu, ini bagian dari resiko.
Memilih bekerja, tapi tetap bisa beraktivitas dengan riang gembira tanpa banyak tekanan, itu yang selalu saya usahakan. Dapat bersosialisasi dan produktivitas makin meningkat.
Sayapun sadar, menjaga kesehatan mental bagi ibu perlu support sistem yang kuat agar ibu tetap bahagia dengan segala aktivitasnya. Ketika saya bahagia, energi positif menular ke seisi rumah. Ini yang sering saya rasakan. Bahkan bisa sebaliknya, jika hati sedang tak baik-baik saja. Kondisi ini juga yang menjadi perhatian bagi diri. Bisa jadi ini tanda burnout karena pikiran dan tenaga sering terkuras.
Mengenali Tanda Burnout
Sehat mental itu dimulai dari diri sendiri. Tubuh kita punya alarm otomatis yang membuat kita merasa harus ambil jeda sejenak untuk berhenti, atau tetap memilih untuk melanjutkan. Ibarat saklar listrik, kapan harus di-on-kan, atau kapan harus di-off-kan. Penggunaan disesuaikan dengan kebutuhan. Diri kita yang lebih tahu. Intinya, jangan sampai sudah burnout , baru ambil jeda sehingga bisa berujung stress. Justru akan mempersulit keadaan.
Itulah kenapa, penting untuk mengenali tanda burnout, menjadi cara yang praktis untuk meraba diri, apa yang harus kita lakukan ?.
Emosional, marah, sedih, masalah terlalu banyak, sulit melakukan tugas rutin, harga diri rendah dan ketidakmampuan, kelelahan dan semakin tidak tertarik untuk diskusi - Tanda-tanda burnout.
Saya tidak mau seperti zombie, yang menyeramkan bahkan membuat orang di sekitar merasa takut. Yang paling mencolok ketika saya sedang burnout adalah muka yang tidak jelas alias murung, kadang sedih dan unkondisional lah. Sampai tidak bisa saya definisikan dengan baik. Kebayang ya ? seorang windi yang biasanya jalan saja membawa langkah tegap dan lantang diiringi senyum yang manis, ketika burnout, isi ruangan menjadi mencekam. Bahkan nada tinggi kerap melengking memenuhi ruangan.
"Bunda, sukanya marah-marah terus"
Sontak, sayapun terdiam. Tak jarang, air mata hampir menetes membasahi pipi, namun saya tahan. "Bunda, minta maaf ya nak". Sambil pelukan.
Kejadian ini, membuat saya harus mengambil langkah cepat dan tepat. Berhenti sejenak, ambil jeda dan mencoba berdamai dengan diri.
Terus berusaha memahami diri. Ketika muncul tanda sering marah dan emosional, biasanya saya memberi waktu rehat pada diri agar emosi bisa terkendali.
Mencari aktivitas penenang dengan makan atau dengan berdoa. Saya juga memberikan batasan pada diri, ketika harus scroll medsos untuk mengalihkan pikiran. Mencari kata penyemangat dan ujung-ujungnya biasanya saya mengucap rasa syukur sekaligus mencatat kalimat penting agar lain hari bisa saya baca lagi.
Menerima keadaan, bersiap dengan segala konsekuensinya. Fokus pada kelebihan diri dan mencoba memahaminya perlahan agar apa yang sudah terjadi tidak saya ulangi jika hal itu akan membuat keadaan semakin sulit.
Ekspektasi lebih saya sederhanakan. Tidak mau yang berlebih, karena sadar diri. Keadaan yang membuat saya harus ngoyo, kadang saya tepis dengan tegas. Lebih baik berkata tidak, dari pada memaksakan diri yang berujung mempersulit diri sendiri.
Lebih fokus pada memaksimalkan potensi dan fokus pada apa yang seharusnya saya kerjakan sebagai kewajiban. Sayapun berusaha untuk lebih memahami diri, agar tidak melulu membandingkan diri dengan pencapaian yang orang lain dapatkan. Yang ada, saya akan semakin lelah karena melakukan suatu pekerjaan hanya demi dinilai lebih baik daripada keberhasilan orang lain. Lebih baik saya bercermin pada diri sendiri.
"Berkompetisilah dengan dirimu sendiri, bukan dengan orang lain"
Mencari Tanda Penyebab Burnout Datang Menghampiri
Setelah dirunut, penyebab burnout yang saya alami karena kewalahan dengan tugas-tugas dan memikirkan hal-hal kecil yang seharusnya tidak dipikirkan. Kemampuan berpikir dan tenaga saya tidak sepadan.
Banyaknya ekspektasi ini dan itu, justru membuat tubuh semakin merasa kecapekan. Dari situ, saya belajar untuk fokus sekaligus muhasabah diri. Mana yang seharusnya dikerjakan karena memang prioritas, dan mana yang bisa dikerjakan nanti.
Terlebih jika problem yang saya hadapi berkaitan dengan kelengkapan administrasi mengajar. Saya merasa butuh bantuan dukungan perangkat yang memudahkan saya yang serba sat set. Belum lagi, persoalan perkembangan murid yang mana setiap dari mereka harus mengetahui identitasnya dan latar belakang profilnya. Jika ada masalah perkembangan belajar, sosial, karir dan pribadi yang dialami oleh murid, saya bisa cek data untuk membantunya ambil sikap agar tujuan kemandirian murid tercapai.
Lantaran hal itulah, saya menyambut dengan gembira kehadiran AI dalam dunia pendidikan. Semenjak hadirnya teknologi AI, merasakan betul dampak positifnya.
Kehadiran AI membuat pekerjaan saya semakin mudah dan efisien dari sebelumnya. Saya bisa membuat kartu refleksi setiap sesi konseling, berkat bantuan teknologi AI. Apalagi, fitur platform yang saya gunakan sudah tertaut dengan kecanggihan AI. Semakin memudahkan pekerjaan untuk bisa berganti, menyelesaikan tugas-tugas lainnya. Hanya saja, laptop yang belum memadai.
Untungnya, ASUS mengeluarkan produk laptop desain cerdas AI dan tahan lama, ASUS Vivobook S14. Kehadirannya sekaligus menjawab atas keresahan saya. Laptop dengan fitur AI ini, saya rasa bisa menjadi teman setia di setiap keadaan. Tanpa basa-basi, yuk, kita obrolin disini, laptop AI ASUS Vivobook S14 yang saya maksud ! Siapa tahu dalam waktu dekat, saya juga dapat memilikinya. Amiin.
Teman Ideal ASUS Vivobook S14
Paling tertarik dengan laptop yang ramping dan ringan. Jika bepergian jauh, tinggal saya letakkan di tas ransel. Biar bahu tidak merasa berat banget karena jalan tempuh dari rumah ke sekolah cukup jauh. Itu hal pertama yang saya incar.
Selain slim dan ringan, ASUS Vivobook S14 tersedia beberapa pilihan warna serta spesifikasi yang sedikit berbeda. ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm) matte grey dan ASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel) cool silver. Sama-sama memiliki design yang stylish. Namun, harganya sedikit harganya. Secara garis besar, keduanya merupakan produk ASUS yang dinobatkan sebagai laptop AI 2025.
ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm)https://id.store.asus.com/asus-vivobook-s14-s3407qa-asus-vivobook-s14-s3407qa.htmlASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel) https://id.store.asus.com/asus-vivobook-s14-s3407ca-asus-vivobook-s14-s3407ca.html
Keduanya, sama-sama menarik. Untuk dibawa pada saat ada acara diluar, sangat cocok dan mendukung penampilan. Membuat saya lebih percaya diri.
Bobotnya mencapai 1.35 kg dengan tebal 1.59 cm. Ditenteng pakai satu tangan masih aman. Apalagi, buka layar laptop langsung menyala. Kebayang ya, betapa kecenya ? Pokoknya, ringan banget deh.
Daya Tahan Baterai Lama
Dirancang tipis dan bertenaga. Daya tahan baterai ASUS Vivobook S14 tergolong lama. Untuk klaim yang diberikan ASUS sih, bisa tahan 30 jam-an. Namun, setelah saya menyimak salah satu reviewer pengguna ASUS Vivobook S14 yang lebih dulu menggunakan, daya tahan batterai mencapai 22 jam-an. Tentunya, ini juga tergantung pada aplikasi apa yang dibuka, dan aktivitas apa yang dikerjakan. Kalau hanya digunakan untuk mengetik, ya bisa awet banget sampai seharian. Akan berbeda jika digunakan untuk aktivitas editing video.
Bagi teman windi yang suka berlama-lama di depan laptop, ASUS Vivobook S14 adalah pilihan yang tepat.
Secara tidak langsung, untuk aktivitas bekerja mobile aman digunakan, dong. Jika sewaktu-waktu charger ketinggalan dirumah, bisa juga menggunakan mode hemat baterai. Mau pindah tempat kesana kemarin juga no worry, karena daya tahan baterainya cenderung awet.
Si Cerdas dengan Performa Andalan Tanpa Batas
ASUS Vivobook S14 memang dirancang sesuai kebutuhan untuk aktivitas beragam. Tak sekedar laptop stylish, performa AI yang dimiliki merespon cepat berkat Neural Processing Unit atau yang biasanya disebut NPU TOPS 45 dan Snapdragon® X yang tertanam di prosesor modern.
Itulah kenapa kecanggihan NPU dan Snapdragon® X yang dikeluarkan ASUS sekaligus menjadikan laptop ASUS Vivobook S14 memiliki daya tahan baterai yang kuat. Ketika diajak bekerja untuk hal-hal yang memang membutuhkan performa cepat di segala lini, tidak mengurangi ketahanan batterai yang cenderung tahan lama.
Sudah paket komplit. ASUS Vivobook S14 disebut juga sebagai laptop AI 45 tops juga dibekali konektivitas modem yang sat set, yaitu WiFi 6E. Untuk penggunaan yang membutuhkan full support internet, tidak akan jadi masalah sebab konektivitasnya akan selalu lancar. Jika saya menyebutnya, ini bagian dari laptop masa depan sih. Karena fitur yang ditawarkan, biasanya hanya ada di laptop premium.
Pada saat sibuk menggunakan laptop, tapi tetap ingin terkoneksi dengan aktivitas di handphone, bisa banget disambungkan. Jadi, ketika ada panggilan di handphone, secara otomatis, notif akan muncul juga di laptop.
Kehadiran ASUS Vivobook S14 ini menjadi bukti bahwa dengan harga terjangkau, bisa dimanfaatkan oleh pengguna digital yang menginginkan laptop harga ramah dikantong dengan kualitas sepadan laptop premium. Apalagi, performanya yang bisa diandalkan mendukung produktivitas padat. Sebagai pengguna, sangatlah diuntungkan.
Kebutuhan mengetik, edit video, nonton film, bikin konten atau sebatas hiburan mudah banget dilakukan. Layarnya yang lebar dengan ukuran 14 inch dengan resolusi 2.5 K Rasio 16×10 sangat bisa diandalkan dan tentunya ramah di mata. Mau berlama-lama di depan layar , tetap nyaman karena layarnya yang luas dan lega.
Pengalaman imersifnya juga memukau. Tampilan gambarnya yang tajam dan jelas berkat lapisan IPS 16:10 2,5K membuat mata dimanjakan dengan visual yang memang membutuhkan kecermatan dalam menilai. Misalnya, saat buat design untuk kebutuhan konten, tidak worth it jika dalam memadukan warna ada yang tidak matching karena pengalaman imersifnya tidak tajam dan cemerlang. Ya kan ?
Nah, sayapun semakin jatuh cinta dengan laptop AI ASUS Vivobook S14 yang juga menawarkan lapisan anti silau di mata. Untuk level emak-emak seperti saya ini, jadi makin terpesona karena kesehatan mata juga jadi prioritas. Sudah bersertifikasi Low blue light hardware. Noted ya !
Kamera Laptop AI ASUS Vivobook S14 Yang Canggih
Dilengkapi kamera infra red 1080 @30 FPS . Fitur pendukungnya antara lain windows studio effect , automatic framing, potrait light, eye contact, background effect, dan creative filter. Menghasilkan foto yang jelas dan memukau. Kelebihan lain, dapat digunakan untuk mendukung proses meeting, karena terdapat fitur noise cancelling yang bisa meredam suara bising. Fitur-fitur ini semakin membuat yakin, untuk gaming atau edit video juga tetap support, pastinya.
Untuk audio sudah dilengkapi 2 speaker. Berkat teknologi Snapdragon Sound™, suara yang dihasilkan sangat jernih dan beresolusi tinggi. Soal hasil suara, ASUS tidak pernah gagal. Nyatanya, laptop ASUS dirumah, menghasilkan suara yang jernih. Apalagi laptop AI ASUS Vivobook S14 sudah pasti kualitasnya lebih baik dibanding punya saya.
Lagi - lagi yang bikin takjub, charger laptop ini sangat praktis, menggunakan model type C. Persis charger handphone yang bisa dibawa kemana-mana. Meski charging laptopnya membutuhkan waktu 2jam-an baterai baru penuh lagi, saat di charge tidak mengganggu aktivitas depan layar . Artinya, konsisten dan tidak lelet menjalankan pekerjaan depan laptop menjadi kelebihan yang memudahkan penggunaan. Hal ini yang saya makin suka.
ASUS Vivobook S14 merupakan laptop yang cerdas dan tangkas. Masuk dalam jajaran laptop Copilot+PC yang didesign dan didukung oleh teknologi AI. Sewaktu-waktu mau menggunakan copilot assistant yang tersedia di laptop AI ini, fiturnya merespon cepat. Fitur translate , menggambar , mencari inspirasi foto , merestyle foto dengan bantuan AI yang tersedia akan membuat teman windi semakin berpengalaman dan lebih efisiensi dalam menghasilkan karya. Ini poin plus yang tidak semua laptop memiliki fitur kecanggihan AI ini sih. Sangat layak, jika dinobatkan sebagai laptop AI 2025.
Lagi pula, garansi internasionalnya juga sampai 3 tahun. Yang sekali garansi dikhususkan untuk kerusakan yang diakibatkan kelalaian pengguna. So Amazing, kan !
Dengan melakukan berbagai aktivitas multitasking, dengan storage penyimpanannya mencapai 16 GB LPDDR5X 8448 MHz. Meski tidak dapat di upgrade, dengan kapasitas segitu, sangat cukup bagi saya untuk menyokong aktivitas bekerja di sekolah.
Bagian port yang terdapat disamping kiri dan kanan, Sudah sangat memadai. Sebelah kiri, terdapat port type C untuk charger, combo audio jack dan port yang biasanya digunakan untuk menyambungkan laptop dengan proyektor, HDMI. Sedangkan port USB yang sebelah kanan, hanya ada satu. Kalau saya biasanya untuk menancapkan kabel mouse.
Nah, satu lagi yang bikin lain dari pada yang lain. Bagian sisi bawah keyboard, ada touchpad yang mana kegunaannya jadi makin praktis. Jika jarimu menyentuh dari atas ke bawah sisi paling kiri, teman windi bisa menurunkan atau menambahkan volume. Kalau bagian kanannya, tinggal sentuh ke bawah atau ke atas, tingkat kecerahan bisa diatur sesuai keinginan. Touchpad bagian sisi atas, untuk backward video. Itu beberapa alternatif yang bisa dilakukan, hanya dengan touchpad ASUS Vivobook S14 Copilot+ PC.
Wujudkan Keseimbangan Hidup Dengan Dukungan ASUS Vivobook S14 Copilot+ PC
Mewujudkan keseimbangan hidup, butuh dukungan perangkat yang mumpuni di segala sisi. Bekerja menjadi lebih bersemangat dan ada rasa bahagia. Ketika saya menyelesaikan satu pekerjaan, untuk bisa menyelesaikan tugas berikutnya bisa dikerjakan dengan langkah kaki yang ringan. Bukankah, keseimbangan hidup itu perlu diupayakan ?
Menjaga keseimbangan hidup sama dengan menghindari rasa burnout pada diri sendiri.
Ibu Harus Kuat dan Butuh Dukungan
Menilik dari sisi psikologis sebagai ibu bekerja yang dianggap terbiasa menghadapi tantangan kehidupan, tetap butuh dukungan. Mulai dari orang terdekat, suami, saudara, orang tua dan teman di sekitar. Lingkungan yang aman dan nyaman, akan memudahkan ibu bertumbuh dengan cara yang menyenangkan.
Menilik dari sisi dukungan perangkat, kehadiran ASUS Vivobook S14 menjadi jawaban keresahanku selama ini. Laptop dengan performa yang bertenaga dan ramping, menjadi solusi untuk meringankan beban pekerjaan. Kecerdasan AI yang disematkan di perangkat laptop AI , sudah menjadi suatu keharusan karena memang sudah jamannya. Kecanggihan AI turut berperan penting dalam dunia pendidikan.
Ada sisi baik dan buruknya memang. Selama digunakan untuk hal kebaikan why not ?. Nyatanya, pekerjaan sebagai guru di sekolah juga tak semudah membalikkan telapak tangan. Selama ada yang praktis, dan membuat makin produktif, saya akan memanfaatkannya.
Kondisi murid sekarang, butuh kreativitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Pasalnya, jika disajikan dengan gaya klasik atau tak melibatkan teknologi, suasana belajar di kelas kesannya tidak seru. Murid sulit untuk bisa fokus dan mau mendengarkan. Kebanyakan, murid jaman sekarang kalau belajar maunya ada visualnya. Gambar bergerak dan audio harus mengena.
Datangnya kecanggihan AI, biasanya saya gunakan untuk menyiapkan materi murid. Karena kadang butuh waktu cepat dan konten materi tetap berbobot, mau tidak mau ya saya menggunakan kecerdasan AI untuk mempermudah pekerjaan. Bukan semata memasrahkan sepenuhnya kepada AI, pun ada kelemahannya kan. Makanya, biasanya saya baca ulang, hasilnya. Jika dirasa ada yang kurang, biasanya saya menambahkan materi dari sumber terpercaya.
Semenjak mendengar kehadiran ASUS Vivobook S14, saya jadi melambungkan doa. Saya menobatkan sebagai laptop yang menjawab keresahan, bukan tanpa sebab kan. Semoga, kelak bisa memiliki laptop teman ideal yang cerdas dan stylish si ASUS Vivobook S14 ini. Syukur-syukur, bisa juga memiliki laptop AI lain bernama ASUS Vivobook S14 M3407HA (AMD) . Sesama laptop AI 2025 yang dikeluarkan juga oleh ASUS.
Saya kira, semua kalangan juga sudah kenal dengan brand ASUS yang sudah ada sejak tahun 1989. Apalagi, semua laptop keluaran ASUS selalu memastikan produknya untuk melalui berbagai uji ketahanan. Agar saat di kondisi tertentu, keadaan laptop masih dapat dipastikan berfungsi dengan benar.
Nah, bagaimana dengan cerita teman-teman mengenai perangkat pendukung agar tidak mudah mengalami burnout? Yuk sharing disini tentang si cerdas laptop AI ASUS Vivobook S14 ! Sebagai gambaran, saya tunjukkan spesifikasi salah satu laptop AI ASUS Vivobook S14 S3407Q ya.
Spesifikasi laptop AI ASUS Vivobook S14 S3407Q
Model
Color
Operating System
Processor
Graphics
Neural Processor
Display
Memory
Storage
Expansion Slots (includes used)
I/O Ports
Keyboard & Touchpad
Camera
Audio
Network and Communication
Battery
Power Supply
Weight
Dimensions (W x D x H)
Built-in Apps
MyASUS Features
Microsoft Office
Military Grade
Ecolabels & Compliances
Security
Included in the Box
Disclaimer
Posting Komentar
Posting Komentar