√Serba-serbi Freelance Writing

Serba-serbi Freelance Writing

3 komentar


Perhargaan tertinggi seorang penulis itu bukan uang, melainkan feedback pembaca. Yang mana bisa mempengaruhi permasalahan aktual, didengar atau mengubah pandangan orang dari apa yang kita tulis. 

Adalah serangkaian kata yang saya rekam baik-baik sebagai pemantik semangat hasil berburu di webinar yang diselenggarakan oleh The Jannah institut (Sabtu, 19 September 2020). 

Membahas serba- serbi freelancer writer itu sangat menarik menurutku. Karena ada hal yang perlu dipersiapkan dengan konsistensi tinggi sebagai bentuk personal branding seorang penulis. 

Membaca, Menulis, Updatewacana terkini

Adalah kunci mengasah kemampuan penulis agar lebih profesional dalam menekuni dunia menulis. Karena menulis itu bukan bakat yang dibawa sejak lahir. Melainkan hasil kebiasaan yang dilakukan terus-menerus sehingga menjadi sebuah habits untuk tetap berkarya. 

Meski sebagai penulis pemula sekalipun, harus tetap percaya dan yakin bahwa setiap apa yang kita tulis adalah bagian dari anugerah Allah. Yang harus dicapai dengan kemauan dan usaha kuat sehingga membuahkan hasil yang berbanding lurus dengan apa yang sudah menjadi ikhtiar. 

Awal mula, personal branding yang dikuatkan. Hasil berupa uang adalah efek samping dari apa yang telah diusahakan selama ini. Personal branding itu sendiri bisa dibangun dengan membuat artikel yang layak dibaca. Nah, hal yang perlu diperhatikan bahwa artikel kita layak dibaca dan diakui pembaca itu ada beberapa karakteristik ( hervanda, 2007 dengan modifikasi) : 

1. Topik aktual dan menarik

2. Permasalahannya penting bagi pembaca, sesuai minat, bidang dan kepentingan mereka.

3. Pembahasannya kritis, tajam, analitis, argumentatif, objektif dan komprehensif

4. Gaya penulisannya populer,menarik, dan komunikatif

5. Logika berfikir ya runtut

6. Solutif

7. Sesuai kaidah umum: tidak mengandung hal negatif

8. Panjang pendeknya tergantung kebutuhan

Delapan point diataslah yang disampaikan mbak prita sebagai host webinar pada waktu itu yang saya tulis di blog sebagai pengingat diri. 


Selain itu,  menulis butuh konsistensi tinggi untuk tetap Istiqomah membuat artikel di platform kita sendiri. Seorang penulis  harus punya wadah sendiri untuk menuangkan bermacam-macam artikel. Katakanlah membuat blog, bisa dijadikan rujukan siapa kita sebagai penulis dimata pembaca. 

Seiring berjalannya waktu, job akan datang dengan sendirinya. Seterusnya akan mudah jika personal branding sudah kuat. Usaha lain untuk menambah portofolio adalah dengan menulis di rubrik media online. So, padukan niche  sesuai personal branding. Ada tambahan lagi yang membuat saya tertantang dari webinar hari Sabtu kemarin, bahwa penulis itu : 

1. Harus banyak membaca, tidak hanya teks tapi juga fenomena apapun.

2. Berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

3. Sering merenung atau berfikir

4. Bermain dengan imajinasi

5. Punya sesuatu yang rasanya harus diledakkan

6. Ada rasa senang dan bangga ketika bisa mempengaruhi orang lain dengan pikirannya yang dituangkan dengan tulisan.

7. Pekerjaan menulis adalah mudah

8. Mencintai deadline 

Masha Allah, ilmu yang daging banget dan tinggal dipraktekkan ini. Sebagai pelecut bagi diri sendiri untuk mampu menuangkan apa yang saya dapat dari webinar tersebut. Bahwa diri ini butuh untuk terus belajar dan aktif juga dalam komunitas menulis serta event-event menulis lainnya.

Dilanjut dengan acara launching buku Surfive For Life yang diisi oleh enam narasumber dari penulis buku tersebut. Yang menjadi higlight cerita di buku yang hampir mirip dengan novel ini adalah kisah perjalanan Icha melawan miningitis. Cerita lain yang ditulis dalam buku SFL adalah tentang menggapai puncak Ciremai oleh Mbak @pritahw. 

Buku ini ada dua kisah perjalanan. Sama-sama memuat kisah perjalanan namun beda jenis. Perjalanan (travel) dan perjalanan (hidup) yang merupakan puzzle kehidupan dimana sang penulis harus mengurai benang merah dengan berbagai survife menurut versi masing-masing penulis . 




Windi Astuti
Fulltime mom yang suka menulis

Related Posts

3 komentar

  1. Wah, makasih mbak reviewnya. Emang harus banyak mengasah dan praktek.Semangat yaa

    BalasHapus
  2. Wah, makasih mbak reviewnya. Emang harus banyak mengasah dan praktek.Semangat yaa

    BalasHapus
  3. Terimakasihm prita, sudah meninggalkan jejak kata penyemangat disini.

    BalasHapus

Posting Komentar