Kisah kelam menjadi penulis

Kisah kelam menjadi penulis

Daftar Isi






Awal sharing session dimulai, sedikit berfikir keras kenapa pengalaman yang di share kisah kelam selama menjadi penulis 😁. Secara masih penulis pemula ini. 

Stay, and Be posthink deh. Berusaha setting mindset bahwa akan ada insight baru untuk booster semangat. Siapkan mental pokoknya. 

Punya bayangan, kalau jadi penulis itu enak. Soalnya saya melihatnya penulis best seller sih ya seperti asma Nadia, Tereliye dan Kang Abik. Ternyata banyak dukanya juga seperti profesi lain. 

Kali ini sharingnya dari mbak @miyosiariefiansyah yang saat ini masih menjalani kehidupan bersama keluarga kecilnya di Jepang. Sebelas tahun menjadi penulis pasti kenyang akan pengalaman yang membuatnya banting stir dan tetap bertahan sampai sekarang. Ada sisi positifnya, katanya. Alasan itulah yang membuatnya bertahan sampai detik ini.

Seakan langit terang dari hiasan mendung sekejap. Setelah mendengar jawaban MB miyosi itu. Antusias nyimak sharing session di grup masih bertahan bahkan nyimak sampai selesai. Semoga menginspirasi dari review yang saya tuangkan dalam tulisan di blog ku ini. 

Butuh konsistensi tinggi agar kita tetap nyaman menjalani profesi yang kita pilih. Tidak hanya menjadi penulis tentunya. Semua profesi saya rasa begitu.


*


Muncul pertanyaan, apakah penulis di Indonesia tidak dihargai secara manusiawi? Saya pun belum mendapatkan jawaban pastinya. Karena penulis pemula baru membangun personal branding. Mungkin yang bisa menjawab hal ini adalah penulis yang sudah bertahun-tahun menggeluti dunia menulis.

Ada beberapa hal yang disa.paikan kisah kelamnya baik pengalaman sendiri atau dari curhatan temannya yang sesama penulis. 


Yang berhubungan dengan fuluss:

1. Tidak dibayar

2. Dibayar dengan harga di bawah harga pasar

3. Telat dibayar

4. Uang diselewengkan

5. Ikut lomba, hadiah tidak manusiawi

6. Ikut lomba, disuruh bayar

7. Diminta beli buku sendiri

8. Fee dicicil bertahun-tahun


Yang berhubungan dengan perasaan:

1. Dikhianati: pas minta info baikk bangett, giliran udah dapat dilempar gitu aja seperti enggak kenal

2. Penulis carmuk

3. Tulisan dicopas bahkan oleh website islami

4. Mendapati kenyataan sikap tak sebaik tulisan


Yang berhubungan dengan asumsi:

1. Dianggap pengangguran

2. Dianggap bukan profesi


Jika itu dari berasal dari faktor eksternal, sekarang internal. Ada juga dong pastinya:

1. Kegalauan saat jadi ghost writer: saat buku terbit dan ternyata best seller, kita harus tetap tutup mulut.

2. Maruk dengan kerjaan.

3. Tergoda proyek pesanan daripada mengerjakan proyek sendiri.


Setiap penulis pasti merasakan hal tersebut walau tidak semuanya. Dari situlah kesetiaanmu pada passion menulis teruji. 


Menurutku, ada sisi baiknya juga kota sebagai penulis pemula tahu bagian sisi kelam seorang penulis. Biar kita lebih hati-hati dalam melangkah. 


Gabung komunitas menulis dan ikut aktif didalamnya pasti akan menemukan jalan dengan sendirinya. Satu lagi, bahwa niatan awal menulis tak lain adalah ingin berbagi ya kan ? So, berbenah mulai dari sekarang dan rombak semua kebiasaan males biar rajin nilis. #selfreminder

Terimakasih ilmunya mbak @miyosi dan wadah menulis @thejannah.ins


#sharingwindiastuti #windimenulis #kisahpenulis #reviewwindiastuti #penulissenior #penulishebat #ayomenulis 

Windi Astuti
Windi Astuti Fulltime mom yang suka menulis

Posting Komentar