Kids Activity : Belajar dari Metamorfosis Kupu-Kupu
Ketika baca status teman yang pelihara ulat kok jadi pengen ya. Hmm
Langsung terbersit bagaimana nyari ulatnya dan diopeni layaknya punya binatang piharaan dirumah. Jijik sih tidak ya, geli saja dengan postur tubuh si ulat gembul (saya memanggilnya) ketika saya temukan tak sengaja setelah suami tebang pohon Kamboja depan rumah.
Perkiraanku sih ulat ini nempelnya di pohon kelor, berwarna hijau dan gembul alias gendut.
Jumat, 19 Maret 2021
Pagi itu saat saya nyuci baju melihat dua ulat hijau terjatuh. Yang satu jatuh ketanah dan yang satunya nempel ditembok perbatasan rumah tetangga. Saya lihat terus -menerus sambil berbicara sendiri dalam hati, bagaimana ya rasanya pelihara ulat sampai jadi kupu-kupu?. Ada rasa penasaran dan takut gagal buat adopsi sebenarnya. Karena teman pernah melakukan hal ini kecolongan proses jadi kupu-kupunya. Tahu-tahu udah jadi kupu-kupu cantik, bahkan yang satu ulatnya kabur. Hhhha Bismillah, niat adopsi ulat buat kids activity bareng anak biar sabarnya dapat sekaligus belajar sains.
Bagaimana respon suami saat tahu saya pelihara ulat ? Beliau sih cuma memandangi postur tubuh ulat itu dan saya bilang mau mencermati proses metamorfosisnya.
Hari pertama pelihara ulat
Bisa dikatakan tidak begitu susah untuk mendapatkan ulat ijo. Cukup saya pancing dengan daun kelor dan saya arahkan ke wadah plastik bentuk lingkaran dan saya taruh didepan rumah. Cuma satu ya ulatnya, ulat yang satunya wis kabur duluan dan tak bisa kutangkap jejaknya kearah mana. Ya sudah, belajar ngopeni ulat ijo gembul yang ternyata memilih merambat dibagian luar wadah plastik. Ku kasih makan tidak mau, dan ini terjadi dari hari pertama.
![]() |
Hari pertama jadi kepompong |
Sempat heran kenapa ulat ini betah banget tidak makan. Hari berikutnya pun sama, tidak gerak sama sekali. Bahkan gelagatnya seperti patung yang tidak gerak sama sekali. Saya melihat dia hanya menetap ditempat dengan bantuan tali tipis yang menghubungkan badannya kewadah palstik tersebut. Karena takut kena hujan akhirnya ulat ijo beserta wadahnya saya pindah dekat aquarium diatas meja depan rumah.
Lama banget dia tidak bergerak, hanya saja dihari ketiga setelah saya adopsi itu ulat mengeluarkan semacam antena dibagian kepalanya. Apa ini yang namanya dia berubah jadi kepompong ya? Ringan, namun kalau tempatnya digoyang tidak membuat ulat itu mudah jatuh. Padahal tali yang buat dia pegangan tipis banget hlo. Sampai disini sempat heran dengan gelagatnya. Saya hanya mengamati setiap hari. Tidak ada perubahan sama sekali selama 15 hari.
![]() |
Akhirnya, si gembul berubah warna saat jadi kepompong |
3 April 2021
Hampir saya buang itu kepompong, tidak ada tanda-tanda perkembangan sama sekali selain antena dikepalanya. Sempat melihat bagian punggung kepompong seperti terforeng dan berwarna coklat. Saya kira beneran mati dan sudah wassalam alias tidak akan menjadi kupu-kupu. Sedikit bersabar, di hari keenam belas kepompong itu berubah. Ada warna hitam dibagian punggung kepompong. Sangat heran tentunya, kok jadi hitam ya ? Saya biarkan hari itu juga. Lanjut ngajak nak Andra jalan-jalan disekitar perumahan.
![]() |
Posisi sedikit bergeser, saat mau jadi kupu-kupu |
Pulang bermain bersama anak, sekitar pukul 10an kepompong itu sedikit bergeser dari tempat semula. Posisi tubuhnya sedikit miring. Aku kembalikan lagi ketempat. Qodarulloh, jam setengah 12 mau keluar rumah lagi bersama anak Lana karena dia boring dirumah saja. Menengok kesebelas kepompong kok ada kupu-kupu belakang aquarium berwarna hijau motif hitam ya ?
![]() |
Akhirnya, jadi Kupu-Kupu |
Masha Allah, sedikit meninggikan nada suaraku. Ternyata kepompongnya sudah menjadi kupu-kupu nak. Coba lihat, cantik banget kan kuou-kupunya ? Obrolanku bersama Andra. Dengan segera kuambil handphone buat ambil foto si gembul yang sudah jadi kulu-kupu. Semacam dia butuh loading untuk menikmati kehidupan barunya diluar sana. Semakin kukejar dianya malah kabur di pohon pucuk merah rumah tetangga depan rumah.
![]() |
Kupu-kupunya terbang saat mau kutangkap |
Tak henti-hentinya saya mengambil gambarnya buat kami abadikan. Sembari mengepakkan sayap indahnya diatas pohon itu membuatku terkesima dengan keindahan sayapnya. Begini ya rasanya menikmati proses metamorfosis nya kupu-kupu secara langsung. Eh,tak lama lemudia dia terbaik pindah tempat ke tanaman tetanggaku. Hhhi, karena ingin memegangnya saya mengusik kupu-kupu itu. Hhhi, saking senangnya.
![]() |
Tinggal kulitnya |
Alhamdulillah, pertama kali nyoba pelihara ulat langsung berhasil. Bisa melihat prosesnya, walaupun tidak melihat prosesnya saat keluar dari kepompongnya.
Manfaat mengamati proses metamorfosis kupu-kupu
1. Melatih kesabaran anak
2.Melatih anak untuk menyayangi binatang disekitarnya
3. Sarana belajar sains bersama anak, mulai dari telur menjadi ulat, kepompong dan jadi Kupu-Kupu.
Oh iya, ternyata setiap ulat bentuk dan warna kepompongnya beda-beda ya. Kapan hari melihat banyak ulat di belakang tanaman tetangga geli lihatnya. Nampak itu ulat ganas tidak seperti si gembul "ulat ijo".
![]() |
Salah satu bentuk kepompong ulat beda bentuk |
Setelah lebaran, sekitar dua mingguan dari pas waktu itu melihat ulatnya ada dua kepompong yang cantik nempel di tanaman tersebut. Dugaanku mereka ulat yang pernah saya lihat saat itu. Ah, jadi tidak sabar melihat bentuknya jadi Kupu-Kupu indah. Walau kemungkinan kecil saya tidak mendapati prosesnya karena tidak setiap hari bisa melihat kepompong itu. Tapi, mengabadikan gambar kepompongnya kok.
Selamat mencoba parents 😃
Butuh sekitar 16 hari berarti ya ulat jadi kupu-kupu cantik begini. Masya Allah
Idenya inspiratif sekali, apalagi kalo kita punya anak usia sekolah yang udah mengerti materi ini ya mba.
Ntar ngajak keponakan ah. Agar mereka juga bisa belajar IPA langsung, Ngga cuma hapalan
Btw, eksperiment ini boleh juga ya kak dipraktekan langsung agar anak-anak tidak hanya dapet teori dari buku tentang proses metamorfosis kupu-kupu, tapi bisa merasakan/melihat bagaimana proses itu berlangsung.
Thanks for sharingnya. Bisa kujadikan media pembelajaran di sekolah nih..
Ini sih beneran metode montessori dan sekolah alam bangeeett.
Jadinya super hepi ya, kalo anak2 mengalami langsung.
jadi saintis cilik deh anak2
Dibelakang rumahku juga banyak ulat, belang-belang hitam coklat, soalnya ada tanaman oyong dan leuncak. Tapi nggak kepikiran buat nangkap dan memeliharanya
Aku mana bisa main-main sama tumbuhan gitu. Adekku kan fobia daun. Jadi untuk activty yang berhungan dengan itu, harus dihindari ��
Btw.. kupu-kupu adalah salah satu hal yg menjadi favoritku.
Suka dengan filosofi kehidupan dari kupu-kupu itu sendiri