Pengalaman Berkunjung ke Wisata Edukasi : Omah Reptil Nganjuk

Pengalaman Berkunjung ke Wisata Edukasi : Omah Reptil Nganjuk

Daftar Isi

Selama pandemi, bisa dihitung sudah berkunjung ketempat wisata mana saja. Selain karena perginya kalau diajak pak suami, selebihnya dirumah saja jadi ya masih minim pengalaman bepergian ke tempat wisata wow di Jawa timur. Kali ini, saya mau menceritakan pengalaman berkunjung ke omah reptil nganjuk.

Omah reptil nganjuk

Sebelum pandemi dikuasai oleh virus covid delta, kami masih sering berkunjung kerumah saudara yang ada di Kertosono. Dolan sekaligus menemani suami tiap Sabtu dan Minggu kerja disalah satu toko bangunan. Kadang juga melakukan kunjungan ke tempat wisata dekat rumah saudara atau pergi berenang. 

Ceritanya, pas liburan idul Fitri 1442 H yang lalu (lama banget ya) saya protes kesuami. Dia bepergian dan nonton film di bioskop saya dan anak di biarkan dirumah saja. Jengkel dan pengen ngomel sepuasnya deh. Sayang, olahraga mulut tidak jadi saya lakukan. Malu, dilihat saudara karena tidak dirumah sendiri. Akhirnya saya senam jempol saja.

Melampiaskan segala keluh dari A sampai Z di what's app. Dan berhasil membuat dia merasa bersalah. Walau sebenarnya sayapun tidak faham betul, beneran merasa bersalah atau tidak. Yang jelas, besoknya saya dan nak Andra diajak jalan sore tipis-tipis. 

Sogokan pertama sebagai penghibur kejengkelan istrinya yang sudah memuncak. Mungkin begitu. Wis mbuh, yang penting jengkelku terobati. Tidak ikhlas, disini susah payah momong dianya enakeun bisa keluar jalan,- jalan. Begitulah fikiranku. Tak kuat membendung segala resah dalam dada. Biar nggak sesak.

Wisata edukasi anak

Omah Reptil Nganjuk

Lokasi yang tak jauh dari rumah saudara (kemaduh, Kertosono) omah reptil menjadi tempat strategis yang kami kunjungi. Cuma menempuh perjalanan 7 menit dari rumah. Sekitar 5 km saja. 

Saat diajak menyusuri jalan, sedikit membayangkan susasna omah reptil dan menyimpan tanda tanya besar. Memang kayak apa sih omah reptil kui ? Kok cedhak men. 

Pikiranku sih selalu duit dan duit. Habis biaya berapa nanti?. Maklum konsep berfikir emak-emak selalu ngirit. Hhhhhha padahal yang mbayar juga bukan saya sih. Wis lah, sing penting anak senang. 

Kenapa Harus Ke Omah 

Clingak-clinguk sesampai disana. Terpesona dengan kawasan omah reptil. Seperti milik pribadi yang dikemas ala tempat wisata mini dengan gaya omah jaman dulu. Wow, menarik konsepnya. Tampak dari luar, berdiri kokoh omah kecil tempat berteduh alias nongkrong dari bambu. Disulap menjadi tempat apik yang begitu mengesankan. 

Paling senang tempat ibadahnya. Mungil dan berkesan untuk dihuni saat tangan menengadah dan berdoa. Tempat wudlunya juga praktis, disebelah kanan musholla. Sangat strategis ketika hendak sholat tak perlu jauh melipir dan bingung nyari tempat. Saat masuk lokasi, dekat parkiran saja sudah bisa ditemukan tuh, tempat ibadah orang muslim. 

Yang begininih saya banget. Dikondisi apapun, termasuk pergi ke tempat wisata pun tempat ibadah harus ada. Karena sholat bagi orang muslim wajib untuk didirikan. 

Tempat ibadah

Masuknya gratis kok. Mungkin karena pas lebaran. Tapi di banner tertera tiket masuk Rp 2000,-. Parkirannya juga lumayan memadai. Terdapat disebelah barat sederet dengan mushola. Sebelah timur, terdapat omah mungil tempat nongkrong yang didukung oleh warung makan dan cemilan dengan menu ekonomis. 

Kantin omah Reptil

Saya kok ya, nggak ambil foto lengkap saat berkunjung kesini. Mepet Maghrib dan wis sore banget. Ngikutin anak-anak melihat aneka reptil yang diopeni oleh sang pemilik.

Mari, berkenalan dengan Aneka Reptil di Omah Reptil Nganjuk 

Yaps, kami langsung melihat-lihat aneka reptil yang ada disana. Setelah parkir, cuss masuk melihat aneka jenis ular yang membuat saya merinding. Takut juga sebenarnya, bagaimana nanti kalau ularnya ngamuk. Bisa-bisa saya lari kencang sambil gendhong anak. Untungnya, hal itu cuma ilusi saya yang nggak penting. 

Omah reptil nganjuk

Saya dan rombongan hanya terkesima melihat bentuk dan jenis ular disana. Sempat bingung juga ini jenis ular apa. Makanannya apa, dan usia berapa. Ingin tahu detailnya. Sayang, kami tidak ada yang mendampingi ketika mengeksplore jenis ular. Destinasi murah meriah

Memang, omah reptil ini milik pribadi. Disulap sebagai tempat hiburan sih, kalau saya baca di blognya. Tapi, menurutku bisa jadi wahana edukasi juga meski tempatnya mini.e

Pemiliknya juga sudah piawai sekaligus menjadi pawang ular ketika ada pengunjung yang minta foto bareng. Saat itu, pawangnya tidak ada ditempat. Jadi kami gagal mau foto. Untung ya, kalau ada pawangnya mati saya, takuuuuut. Meskipun tidak saya yang mengalami kok ya, cemas pastinya.

Jangan ditiru ya sikap penakut begini. Kalau mengajak anak harus pasang muka cool dan begaya bersahabat dengan para reptil. Hal ini menjadi salah satu bentuk mengedukasi anak dengan upaya memperkaya wawasan, menambah kosakata dan melatih anak mengenal lingkungan. 

Mencintai sesama makhluk. Alhamdulillah, nak Andra senang banget saat disana. Jarang banget kami ajak jalan keluar memang, karena musim pandemi juga. Selain itu ada anak saudara dua jadi berasa ramai saat ditempat. Ada yang ngajakin lari kesana kemari dan heboh melihat keunikan masing-masing reptil.

Ada juga sekelompok reptil katak. Iguana, ular besar dan ular kecil. Semua di taruh di beda tempat. Disekat oleh wadah berbahan kaca transparan. Bertuliskan, jangan sentuh kaca. Dengan maksud biar anak kecil aman saat ular memberikan respon sensitif disaat berkunjung. 

Harus didampingi orang dewasa memang, tempatnya tidak begitu luas. Hanya terdapat dua ruangan yang dipenuhi binatang reptil. Dikelilingi puluhan piala bertabur kemenangan dari hasil mbolang owner dan binatang kesayangan si reptil. Ternyata, si empunya aktif mengikuti event yang melibatkan peliharaan reptil. Beberapa kali juara. Bahkan mereka juga concern sebagai tempat untuk dikunjungi para anak sekolah.

Setelah puas melihat aneka reptil, kami berteduh di omah kecil yang kami sebut gubug. Tempat nongkrong sambil menikmati camilan kentang goreng dan burger. Dilengkapi minuman ringan jus alpukat. Pakde, suami, tiga anak lanang dan saya emak-emak sendiri. 

Sambil makan dan minum sekaligus mengamati polah anak saya yang sebentar lagi tiga tahun kok ya gemash sendiri. Dia suka kentang gorengnya. Dilahap separo dan separonya buat ayah bundanya. Dilanjut sholat, beli souvenir pin kemudian pulang.

Sampai rumah lanjut makan lonthong dan bersantai ria. 

Begitulah keseruan di momentt idul Fitri kemarin. Tak bisa mudik ke Magelang, jadi melipir seminggu ketempat saudara. Karena mau stay diperumahan juga sepi. Dan tetap, selama berkunjung kami mematuhi prokes. Memakai masker dan sering cuci tangan. Saat kesana sepi, jadinya nggak ada tips khusus yang bisa kusarankan saat berkunjung kesana. 


Semoga bermanfaat

2 komentar

Comment Author Avatar
22/7/21 00:21 Hapus
Buat pet lovers, tempat ini bisa jadi surga. Tapi bagi istri dan anak perempuan saya, bisa jadi momok... Takut reptil... Tapi ulasannya bagus, detail dan foto_fotonya menarik sekali...
Comment Author Avatar
22/7/21 00:54 Hapus
Hhhhhha, Iyakah dok....saya juga takut sebenere . Saat berkunjung, tapi gimana lagi....ngikutin anak 😀