Waspadai 4 Modus Penipuan Online yang Sering Terjadi
Terhitung mulai tahun 2016 sampai 2020, kasus penipuan online semakin marak. Jika dirata-rata, dalam kurun waktu lima tahun tersebut terdapat 1409 kasus penipuan online. Salah satu data mengatakan bahwa kasus ini mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Biasanya penipuan online terjadi melalui media sosial. Beragam modus yang mendasari, yang mana niat buruk mereka adalah merampas harta seseorang dengan cara phising. Tindak kejahatan online yang biasanya dilakukan melalui email, SMS atau telfon langsung.
Huft, bikin jengkel dan sangat merugikan sebenarnya. Seringnya mereka suka menggiring korban untuk menyerahkan nomor pin ATM (yang tanpa disadari) menyedot uang di ATM menjadi amblas . Modus lain, mereka juga beraksi dengan membagikan promo atau hadiah undian melalui nomor handphone ke calon korban.
Saya pernah mengalami yang ditelfon penipu online dengan modus, saya dapat THR jutaan rupiah. Pun juga hampir ketipu saat ikut giveaway, saya dinyatakan menjadi salah satu pemenangnya. Simak cerita lengkapnya disini dan baca sampai selesai ya.
Pada umumnya, cyber crime atau yang disebut penipuan online mengincar data pribadi calon korban berupa PIN, kode OTP, nomor kartu debit/kredit, nomor CVV (Card Verification Value)/CVC (Card Verification Code) kartu kredit, expired date kartu serta modus lainnya. Melalui cara itulah penipu online hendak meretas harta yang kita miliki.
Mawas diri sebetulnya, akan isu penipuan online yang kerab beredar. Nyatanya, sudah berusaha hati-hati tetap saja saya sendiri hampir pernah tertipu oleh aksinya.
Berandai-andai Dapat Uang 10 Juta Rupiah Buat Modal Nikah
Flash back, saat saya benar-benar butuh uang untuk modal nikah sebesar Rp 10 juta rupiah tiba-tiba selang beberapa jam saja ada nomor tak dikenal masuk. Seorang laki-laki itu mengawali dengan salam bernada lembut serta dibuat akrab agar saya betah saat ditelfon.
Seingatku dia menyampaikan bahwa saya menang undian senilai Rp 10 juta rupiah dan sayang jika tidak diambil. Hingga berujung tanya saya, apakah punya ATM? juga meyakinkan dengan statement pembenaran , "ngapain sih lebaran begini saya berbohong?", tegasnya.
Qodaruloh, ATM dan KTP saya tertinggal di Magelang (tempat kos). Pada saat itu sedang mudik ke kampung halaman, yaitu Pati. Identitas penting saya ternyata tertinggal semua di kos-kosan.
Saya bilang apa adanya ke laki-laki itu. Karena pikiran kalang kabut dan lagi fokus butuh duit sepuluh juta, saya mendekati kakak kandung yang kamarnya bersebelahan. Blak-blakan pinjam kartu ATMnya untuk kebutuhan klaim hadiah tersebut.
Saya di bodoh-bodohkan oleh kakak, katanya itu modus penipuan online. Saya tetap tidak percaya akan apa yang disampaikan kakak kandung saya. Sebutan itu tetap tak mengurangi niatan saya menuruti kemauan laki-laki itu. Bahkan ditelfon berulang kali tetap saya respon dengan baik.
Bodohnya diriku. Kalau dinalar memang tidak logis, tapi saya manut saja gitu......
Baiknya,,,,Kakak saya tetap kasih ATMnya, tapi yang kosong. Saya bilang ke laki-laki itu, bahwa disini jauh dengan ATM dan saya adanya ATM Kakak. Itupun tidak ada isinya, imbuhku. Laki- laki itu terus mengejar, dan mencoba merayu sampai saya memenuhi apa mau kata dia. Gilaaaaaaaa .....
Hingga pada akhirnya saya pasrah dan tidak jadi ambil hadiah undian tersebut. Membiarkan telfon balik darinya dan tidak meresponnya.
Nauzubillah min dzalik, Allah memang tidak tanggung-tanggung ya menguji hambanya. Disaat seluruh persoalan tidak kita serahkan kepadanya, ada saja ujian yang menghampiri. Kejadian itu cukup menjadi pelajaran berharga, usai modus penipuan itu. Saya baru bisa berfikir sehat "Saya tidak bisa membayangkan jika memberikan nomor ATM yang ada isinya ke laki-laki itu". Bisa-bisa saya sedih sejadi-jadinya karena uang modal nikah malah hilang. Untungnya Allah masih menyayangi saya.
Modus penipuan online seperti ini sering muncul di moment ramadhan dan lebaran. Mungkin penipu ini sering menjalankan aksinya dan berhasil membobol nomor ATM banyak orang. Seakan waktu-waktu penting itu dimanfaatkan oleh penipu online menjalankan aksinya. Berkaitan akan hal itu, saya merasa bahwa sebagai korban yang masih beruntung, mereka punya keahlian menggiring calon korban untuk sampai di tahap "iya" dan mengikuti arahannya. Hati-hati ya guys.
Berdasarkan sumber data terpercaya, platform yang sering digunakan untuk melakukan tindak kejahatan online biasanya menggunakan aplikasi whatsapp, instagram dan kasus telepon. Adakah yang pernah menjadi korban dari salah satu platform tersebut ? Cung.
Saya mencoba riset, mengecek SMS ponsel beberapa teman atas ijinnya yang ternyata juga bejibun pesan masuk dari nomor tidak dikenal yang mengaku-ngaku dari pihak Bank resmi, instansi pemerintah dan memakai nama artis pula. Parah banget kan mereka.
Berkaitan akan hal itu, ternyata banyak sekali kasus penipuan oleh yang telah terekam data. Coba kita cek sejenak, berapa kasus yang telah terdeteksi oleh survey yang dilakukan databoks.
Nyatanya, terdapat 8.357 kasus kejahatan online dimana mereka beraksi menggunakan aplikasi whatsapp. Lainnya terdapat 2.621 kasus kejahatan online menggunakan aplikasi instagram, sedangkan 2.324 kasus melalui telepon atau SMS.
Saya jadi berfikir, apakah penipuan online ini dijalankan sebagai profesi (haram) mereka ya ? Hemmm,,,,, Nggak habis pikir deh, mereka sudah tahu apa akibatnya jika tertangkap karena tindakan penipuan online tetap saja masih menjalankan aksinya.
Ini Dia 4 Modus Penipuan Online Yang Wajib Kamu Waspadai
Modus voucher belanja online
Tidak habis pikir, broadcast pesan whatapps yang berisi voucher belanja online gercep banget masuk ke grup WA saya. Bahkan beberapa grup tersebut berisi pesan yang sama.
Selama ini belum pernah mengklik apa yang dishare teman terkait itu. Pasalnya saya tidak begitu sering belanja online. Pun tidak sabar kalau harus mengklik ini itu dengan alur yang cukup panjang. Terlebih harus isi data dulu dan sebagainya.
Ramainya digrup emak-emak yang gemar belanja online membahas ini. Katanya sih ada yang sudah mencoba isi link yang telah diklik. Polosnya dia, memberikan pemberitahuan bahwa sudah mengisi link tersebut. Kemudian teman lain yang satu grup mengingatkan untuk tidak isi form sembarangan karena bisa jadi itu modus penipuan online.
Mbaknya khawatir tentunya. Apalah saya yang hanya menjadi silent rider waktu itu. Ikut menyimak dengan wajah polos dan memilih diam. Kejadian tersebut sekaligus buat pembelajaran pribadi. Sebagai emak-emak terutama, kudu cerdas menjaga mata ya. Apalagi ada voucher diskon atau voucher belanja di momen Ramadhan dan lebaran yang kita dapatkan infonya secara cuma-cuma.
Tidak bisa dipungkiri juga sih, kadang yang kirim tautan link juga mengatasnamakan bank/e-commerce ternama yang kita ketahui. Bisa membuat pembaca terkecoh dengan iming-iming voucher belanja. Kendati demikian tetap harus waspada. Cek nomor handphone yang menyebarkan link tersebut. pahami isinya, dan abaikan saja!
Modus Pinjaman Online
Sebelum masuk pembahasan inti, terkait pinjaman online ini saya punya pengalaman informasi yang cukup untuk pembelajaran bersama dan juga mawas diri.
Seorang tetangga bernama "X" kepepet melakukan pinjaman online untuk memenuhi kebutuhannya. Teganya dia, mencantumkan nama tetangganya "Y" yang tidak tahu menahu sebagai nomor jaminan "X" jika tak sanggup membayar hutang sesuai kesepakatan.
Tetangga (Y) yang tidak tahu kronologis nya, tiba-tiba ditelfon seseorang yang meminta uang tagihan atas nama si X. Ribet kan, kayak mata rantai yang tidak bisa putus. Parahnya lagi, si "X" bukan hanya mencantumkan nomor si "Y" sebagai jaminan, ada dua tetangga lagi yang dipakai untuk dimasukkan ke dalam daftar nomor jaminan
Nah, seringkali saya mendapat kan SMS terkait pinjaman online. Yang mana syaratnya dipermudah dengan iming-iming prosesnya cepat, langsung disetujui meski dengan nilai pinjaman besar. Percayalah teman-teman, segala yang modelnya instan tetap tidak bagus. Enak diawal tapi seterusnya buat tidur malam tidak nyenyak. Bunganya besar, dan harus disiplin bayar sesuai kurun waktu yang ditentukan.
Berhati-hatilah! saat kita diarahkan untuk mengklik link terkait dan mengisi data pribadi lengkap beserta rekening bank, nomor kartu ATM, PIN termasuk kode OTPnya. Jika sudah merambah ke data pribadi yang merembet ke situ lebih baik jangan dilanjut prosesnya.
Modus Menang Undian /Hadiah THR
Kalau bab ini saya rasa setiap orang pasti pernah menerima SMS terkait menang undian/hadiah THR. Setiap bulan pasti ada ya. Saat saya baca isi message di handphone sering nyeletuk, andai ya dapat beneran. Lumayan kan dapat uang THR Rp 40 juta rupiah. Hahaha
Nah, ramadhan kemarin saya hampir saja kena tipu online oleh akun duplikat di Instagram yang sedang menyelenggarakan giveaway dan saya juga ikut berkontribusi menjadi pesertanya.
Tanpa kusadari, saya di follow akun samaran tersebut. Selang beberapa jam, sorenya akun samaran itu DM saya untuk mengisi form klaim hadiah. Disuruh mengisi data pribadi yang menurut saya ada hal yang mengganjal. Dan benar, saya cek akun instagramnya. Ternyata dia menggunakan akun samaran dengan profil sama persis dengan akun Instagram yang trusted itu. Wah, modus penipuan nih. Setelah saya sadar, saya langsung blokir akunnya dan delete chat dari nya. Selang beberapa hari, saya cek akun instagramnya lagi ternyata sudah dihapus.
Modus Penipuan Pembaharuan Data
Semoga kita semua tidak menjadi salah satu korban akan modus penipuan online pembaharuan data ya. Ngeri, jika ditelusuri cukup mengecoh juga jika tiba-tiba ada notif email masuk atau orang yang telfon dan menanyakan akan data pribadi dengan asalan pengkinian data. Kasus Bank B** yang sudah pernah kebobolan dimana uang nasabah banyak yang hilang cukup membuat trauma saya. Meski bukan salah satu korban, tapi mau nyimpan uang di Bank dengan jumlah yang banyak kok ya pikir panjang. Apalagi jika uang di diamkan sebagai bekal masa depan. Hmmmm,
Nah, sebagai manusia yang banyak khilafnya dalam menerima notif apapun upayakan cermat dan teliti dalam membaca pesan yang masuk. Jangan terburu-buru, dan harus tetap tenang meskipun isinya membuat senyum lebar. Cek akun resminya. Pasalnya akun abal-abal juga banyak nyatanya.
Beragam modus penipuan online yang terus berkembang, sedangkan perkembangan teknologi juga menuntut kita untuk terus beradaptasi maka jangan mudah menyebarkan data pribadi ke sembarang link atau orang tak dikenal. Terus mawas diri dan selalu berdoa semoga kita, keluarga besar dan masyarakat secara luas senantiasa dilindungi sang pemilik rejeki (yaitu Allah) untuk tetap hati-hati.
https://www.bca.co.id/id/informasi/awas-modus/2022/04/04/08/02/waspadai-4-modus-penipuan-online-yang-kerap-terjadi-saat-ramadan?
utm_source=publisher&utm_medium=tempo&utm_campaign=adaindonesia_bca-dtb-adm_all%20product_info-awas%20modus_publisher_apr_cps_tempo|22040101952&utm_content=awas%20modus%20penipuan%20saat%20mudik%20lebaran%20artikel%20placement
https://kumparan.com/robit-mikrojul-huda1508388383206/duh-masih-ada-fraudster-di-kantor-kamu-ini-yang-harus-dilakukan-hrd-1sscmD3mvlc
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/07/kerugian-akibat-kejahatan-siber-capai-rp-388-triliun-apa-saja-bentuknya
https://www.bca.co.id/id/informasi/awas-modus/2021/08/24/03/46/waspada-email-palsu-berkedok-bca
Waktu itu saya dalam keadaan baik-baik tidak sedang menunggu kabar siapapun, saya ditelpon oleh nomor yang tidak saya kenal, dalam percakapan itu dia tahu betul siapa nama teman saya dan di mana lokasi pekerjaan saya sebelumnya, sedikit ragu saat dia mulai terbata menjawab pertanyaan saya, memang saat kondisi psikologis baik, maka ada alarm dari diri yang bakal kasih signal. Ditelusuri ternyata itu adalah bentuk scamming mba. Jadi saat dia melakukan panggilan dengan kita, dari seberang sana dia juga mengambil data kontak pribadi kita. Akhirnya hal itu pun terulang ke teman saya lainnya yang jelas nomornya ada di list kontak saya. Sangat harus berhati-hati kita mbak..