Kenali Tanda Mengapa Anak Lebih Dekat dengan Ayah?

Kenali Tanda Mengapa Anak Lebih Dekat dengan Ayah?

Daftar Isi

Tahun ini sangat berarti, walau masih diawal tahun yaitu bulan Januari tetap saja ada beberapa resolusi yang sudah tersusun dalam buku khusus sering menghantui. Terutama resolusi yang berkaitan dengan bab anak. Why?


Bismillah, semoga selalu ada kemudahan untuk melakukan segala usaha demi tercapainya resolusi tersebut. Minggu ini sedikit rempong mengikuti challenge read Aloud bersama Let's Read. Saya belum konsisten mengenalkan buku ke anak.

Sekaligus menantang diri sendiri untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Apa itu ? Yaitu, mengajak anak gemar baca buku dan juga emaknya supaya lebih rajin untuk membaca buku. Setelah memutuskan diri untuk terjun di dunia kepenulisan, sebagai penulis pemula yang berlabel emak-emak sungguh membutuhkan perjuangan. Terutama soal membagi waktu, yang sampai sekarang masih terus diperbaharui setiap harinya.

Desember 2020, menjadi awal yang membuat saya berbenah diri ketika ada kesempatan mengikuti webinar via zoom dengan tema spesial time yang diselenggarakan oleh Hanacaraka montessori. Benar-benar menjadi bom besar bagi saya, sejauh ini masih sering mementingkan ego untuk momong anak disambi-sambi. Alias adanya distraksi pegang HP, melakukan pekerjaan rumah dll. Bahwa dalam spesial time harus benar-benar melakukan aktivitas bermain bersama anak tidak ada distraksi apapun. Yang dilakukan konsisten setiap hari minimal 10 menit, begitu intinya. Kode ini muncul saat anak merasa lebih nyaman dengan ayahnya, sedangkan si ayah tiap Weekand sering kerja lembur. Tentu ada rasa bergejolak dari anak yang kadang sewaktu-waktu menanyakan ayahnya. Selain itu menambah kerjaan saya karena anak menangis dan tantrum minta dekat sama ayah. Masha Allah. 

Spesial time bersama anak, after Kulzoom "spesial time". Menemani anak jalan kaki hingga menemukan tempat bagus yang berisi gambar hewan laut


Membuat saya merenung panjang, yang efeknya masih terasa didalam diri. Ada rasa penyesalan, yang sampai saat ini membuat saya terus berbenah. Ketika mendapati hal yang saya sampaikan tadi. Selain itu merasa bersyukur, dengan adanya kejadian ini saya terus mencari komunitas pendukung

Ada signal positif yang membuat saya harus bergerak dan melakukan perubahan. Karena ini berkaitan erat dengan bonding ke anak. Sebagai wujud ikhtiar menjadi lebih baik, salah satunya ikut challenge read Aloud bersama let's read. 


Ada rasa iri terhadap mereka yang dengan mudah membacakan nyaring untuk anaknya.  Iri positif ya, maksudnya. Ingin juga merasakan hal sama yang katanya bisa memberikan pengaruh baik terhadap anak. Salah satunya menambah kosakata anak. Sayapun mencari literasi tentang hal ini. Masha Allah, setelah tahu manfaatnya ingin segera menikmati proses dimana anak usia tiga tahun keataas nanti. Hiiiii, sambil senyum sendiri membayangkan. Ups. Perjalanan masih panjang ferguso, nak andra baru berusia 28 bulan. 


Mencoba membuat afirmasi positif ke diri sendiri, tidak ada kata terlambat untuk memulai. Masha Allah, apalagi saya juga mengajar ngaji anak-anak diperumahan sini. Ini juga bisa menjadi memontum apik supaya nak andra terstimulasi sejak dini aktivitas apa saja yang dilakukan bundanya. Alhamdulillah, dia selalu mencari saya saat dia tak mau diajak ngaji. Berujung, dia pasti nyusul dan diantarkan ayahnya ke tempat dimana saya mengaji.

Selalu bersyukur, ada aktivitas offline yang menambah kesibukan untuk saat ini. Saat ditawari mengajar ngaji, ada rasa senang. Bisa mengobati rindu mengajar, yang kadang ada dalam diri untuk kembali masuk kedunia sekolah. Yang membuat diri ini berfikir panjang, "terus nak andra dengan siapa dirumah? ,tanya dalam hati". Lambat laun semua terjawab apa yang selama ini menjadi doa saya. Ada hal baru yang membuat saya terus belajar menjadi ibu yang baik buat anak. Prinsipku sekarang, anak merasa nyaman dengan saya dan moment bermain plus membaca buku menjadi aktivitas yang selalu dirindukannya. Anak senang dan merasa bahagia kami sebagai orangtua tentu bahagia. 

Sejak saya melakukan pendekatan lebih ke nak andra, efeknya luar biasa. Setiap ayahnya pulang kerja, yang biasanya dia tidak mau saya ajak main dan lebih memilih ayahnya sebagai teman bermain, dia sudah mau saya temani. Selain itu, akhir-akhir ini saya juga senang membersamai nak andra baca buku atau sekedar mengeksplore cerita/gambar yang ada disekitar. Meski hal ini sebenarnya sudah saya lakukan sejak dia usia 12 bulan. Sekarang lebih ditambah lagi porsinya dan menghilangkan distraksi yang ada saat bermain bersama anak. 

Doakan ya, semoga selalu Istiqomah untuk terus melakukan hal baik ini. Supaya resolusi mengajarkan anak gemar baca buku tercapai, insha Allah. 

Hikmah yang saya ambil :

Anak adalah anugerah, ia berhak dekat dengan sosok ibu dan ayahnya. Porsinya harus sama, yang mana kedua orangtua saling melengkapi. Dalam kondisi apapun, jangan sampai aktivitas rutin menjemput rejeki menjadi pembatas untuk kita memberikan ruang bermain dan membangun bonding. Kita sebagai orang tua harus selalu peka, bahwa anak berhak mendapatkan kasih sayang dari ayah dan ibunya.

Semangat untuk diri sendiri 😊


Windi Astuti
Windi Astuti Fulltime mom yang suka menulis

Posting Komentar