√Aku dan Impian

Aku dan Impian

Manusia terlahir sama baik perempuan dan laki-laki. Punya hak sama sebagai umat beragama dan bernegara. Hanya satu yang membedakan, laki-laki tak bisa hamil dan melahirkan. Sama halnya dengan pekerjaan. Tak heran jika buruh bangunanpun diminati oleh kaum hawa. Walau hanya beberapa perempuan saja. Tentunya, setiap orang ingin juga punya pekerjaan yang layak, tidak memberatkan dan berpenghasilan cukup. Syukur-syukur dikasih lebih sama Tuhan. Nah, apa pekerjaan impianmu ?

aku dan impian ingin punya pekerjaan yang layak


Kita nyanyi dulu yuk πŸ˜€ 🎢🎡🎼🎡🎢

Mimpi adalah kunci

Untuk kita menaklukkan dunia

Berlarilah tanpa lelah

Sampai engkau meraihnya

Laskar pelangi

Takkan terikat waktu

Bebaskan mimpimu di angkasa

Warnai bintang di jiwa

Menarilah dan terus tertawa

Walau dunia tak seindah surga

Bersyukurlah pada Yang Kuasa

Cinta kita di dunia

Selamanya

Cinta kepada hidup

Memberikan senyuman abadi

Walau hidup kadang tak adil

Tapi cinta lengkapi kita

Laskar pelangi

Takkan terikat waktu

Jangan berhenti mewarnai

Jutaan mimpi di bumi

Oh! menarilah dan terus tertawa

Walau dunia tak seindah surga

Bersyukurlah pada Yang Kuasa

Cinta kita di dunia

Menarilah dan terus tertawa

Walau dunia tak seindah surga

Bersyukurlah pada Yang Kuasa

Cinta kita di dunia

Selamanya

Selamanya

Laskar pelangi

Takkan terikat waktu

*** 

Sejak duduk dibangku sekolah dasar, tepatnya kelas 6 SD aku pengen banget menjadi seorang guru. Tak ada yang mengarahkan, dan cita-cita ini sebatas diriku yang tahu. Enggak tahu cocok atau tidak dan kedepannya bagaimana?, fikirku dulu. Hingga suatu ketika dapat dorongan dan motivasi dari orangtua tapi disuruh masuk di dunia kesehatan. Hua, yang ada di otakku hanya menyimpan rasa takut dan menolak keras (dalam hati). 

Dapat undangan dari sekolah kesehatan di Kuduspun aku simpan dan tidak ku beritahukan ke orangtua akan informasi tersebut. Kalau ingat, aku malu dan pengen ketawa juga sih. Kok sampai segitunya. Hhhha

Yang aku ingat, orangtuaku itu banyak maunya. Ingin anaknya bisa tilawah lah πŸ˜ƒ, bisa jadi penceramah lah, pengen anaknya jadi dokter lah. Hmm, semua keinginan itu aku ingat banget. Dan hal ini pula yang menjadikanku termotivasi sekaligus sering mbatin dalam hati mengucapkan mantra doa supaya kelak apa yang diinginkan orangtua aku bisa memenuhinya. Walau tidak sekaligus, tapi lambat laun semua doa-doa terjawab satu per satu. 

Aku Ingin Menjadi Guru

Menikmati proses langkah demi langkah. Saat masih sekolah dulu sering beradu kecerdasan demi mendapatkan nilai bagus. Maklum, kelahiran 90' nilai akademik masih tergolong mahal. Apalagi ujian sekolah dasar, harus mengikuti uji kompetensi dulu yang harus dilakukan di bangku sekolah menengah pertama. Empat pelajaran waktu itu, matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan PPKN. Asal empat mapel ini mendapat nilai bagus, wis jelas bisa memilih sekolah favorit manapun. Belum ada sistem zonasi seperti saat ini. 

Saat berseragam putih abu-abu, untuk bisa dapat sekolah yang klik sama dengan kemauan orangtua saat daftar sekolah  harus jungkir balik kesana kemari. Angkatanku waktu itu nilainya bagis-bagus. Sedangkan aku masuk kategori  murid dengan prestasi pas-pasan. Yang akhirnya jatuh pada sekolah kejuruan telekomunikasi di Pati. Untuk kuliah pun, harus belok dulu mencari duit sebagai bekal masuk dibangku universitas. Dan semua perjalanan ini sangat membekas didalam memory otakku. 

Ketika menjadi  guru,  rasanya aku benar-benar bersyukur. Segala lelah dan usaha terbayar dan mendapatkan pekerjaan dengan mudah setelah lulus kuliah.  Betapa bersyukurnya menjadi guru. Pekerjaan impian yang dari dulu ku cita-citakan. Bagiku, menjadi guru yang dijalani oleh kaum hawa adalah profesi yang tepat. Walau sebagai working mom, tetap bisa meluangkan waktu bersama keluarga. Alasan lain, karena senang dengan anak-anak membuatku ingin selalu bersentuhan dengan mereka. Yang sekaligus tempat belajar untuk memahami tumbuh kembang anak. Bonus yang lain, yang saya amati seorang guru itu pasti awet muda. Hhhe (just kidding)

Sekarang, menjadi fulltimemom dan menekuni dunia menulis. Mengasah skill yang lama terpendam sejak resign mengajar pada Juli 2019. Sejauh ini, tetap saja rindu ingin kembali ke sekolah. Entah kenapa, hasrat ini selalu muncul. Semoga selalu ada jalan keluar untuk terus berprogress menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama sesuai dengan pekerjaan impian yang kita dambakan. Insha Allah. Amiin .Saling mendoakan ya 

Kenapa Ingin Menjadi Guru?

Ada beberapa pertimbangan jangka panjang yang ingin ku raih dengan menjadi guru. Guru adalah profesi tepat bagi kaum ibu rumah tangga . Pekerjaan nya tidak mengeluarkan banyak energi, soal waktu bisa di manage sehingga bisa urus rumah dan tetap bekerja. Kalau musim liburan atau kenaikan kelas, gurunya pasti ikutan libur kan ya ? 

Bekal investasi akheratnya, menabung amal untuk membantu negara ikut mencerdaskan anak bangsa dengan ikut andil menjadi teladan bagi anak. 

Yang sebenarnya untuk menjadi guru tak selalu diartikan mereka yang mengajar disekolah formal. Melainkan di tempat non formal pun, dengan mengajar les privat, atau terjun di kegiatan sosial. Kalau dalam lingkup kecil, ibu juga madrasah utama bagi anak-anaknya bukan? But, saya ingin menjadi guru disemua lini. Baik di sekolah formal, informal dan dirumah. 


Nah, kalau kamu punya pekerjaan impian apa?

Windi Astuti
Fulltime mom yang suka menulis

Related Posts

Posting Komentar