Jurnal Tumbuh Kembang Anak Giandra Usia 24-36 Bulan

Jurnal Tumbuh Kembang Anak Giandra Usia 24-36 Bulan

Daftar Isi
Waktu begitu cepat, termasuk mendampingi anak terus berproses tidak terasa sudah masuk usia tiga tahun. Biar tidak terlewat banget, saya akan menuliskan jurnal anak giandra usia 24-36 bulan.

jurnal anak
sumber : canva

Berbagai pencapaian diusia sebelumnya, bertambah usia angka anak tantangan semakin bertambah pula.

Tentang Perkembangan Makan

Paling menguras banyak energi dibagian pola makan anak. Diusia satu tahunan lebih yang gemar makan lauk pakai telur dadar, usia dua tahunan ( tepatnya lupa usia berapa) dia menolak lauk satu ini.

Bahakn sampai diusia tiga puluh enam bulan dia masih gemar makan ikan goreng. Kalau tidak pakai lauk ini, ya maunya tahu goreng crispy atau tempe goreng renyah. Itupun jarang banget untuk tahu tempe.

Mas Andra ini juga titen banget terhadap apapun. Pernah ku kasih makanan pedas dikit besoknya dia tidak mau makan itu. Anak ini tidak bisa dibohongi.

Lauk daging dan ayam sampai sekarang belum berhasil dimakan. Pernah makan ayam Kentucky itupun maunya pas diajak makan bareng anak tetangga dari Rocker. Pernah suka dengan tahu bacem, sekarang menolak.

Nugget juga dia tidak mau. Pernah dibelikan ayahnya nugget dari swalayan begitu, dia tetap enggak mau. Sedikit terbantu dengan masakan yang mengandung kaldu ayam atau kaldu daging saat masak soto atau masak sop ayam.

Semakin tumbuh besar juga tidak bisa dipaksa. Padahal kami selalu mencoba makan sayuran, lauk sehari-hari didepannya. Saat rentang usia sebelum 2 tahun Mas Andra gemar makan sayur. Bahkan makan sayur kelor saja+wortel+jagung dia doyan. Sekarang maunya kuah saja pakai nasi dan ikan.

Jadi, beberapa perubahan makanan yang disukai begitu banyak terutama soal lauk buat makan. Tetap bersyukur masih mau sayur oseng kangkung. Sayur favoritnya. Yang paling PR banget soal makan, dia mudah marah saat lapar. Bahkan tantrumnya bisa panjang jika yang diinginkan tidak dituruti. Membuat-buat kejadian yang menyusahkan orangtuanya sampai ortunya mumet buat menanggapi.

Tentang Bermain


Seingatku Mas Andra dari sejak kecil bahkan sampai sekarang (tepat diusia 36 bulan) dia belum bisa main sendiri. Jikalau bisa itupun bermain yang mengasah ke kemampuan motorik kasar anak.

Diusia ini Mas Andra lebih memilih senang bermain bersama teman-temannya. Bahkan sebelum kena covid Juli 2021 lalu, mas Andra sering dan lebih nyaman main dirumah tetangga. Diajak pulang sering menolak. Mau pulang itupun saat dijemput si ayah. Lebih parah lagi diusia mendekati tiga tahun kurang tiga bulan, kalau main dirumah tetangga belum puas, dijemput banyak kali Mas Andrapun tetap menolak.

Kadang dia merasa di rumah tetangga sebelah lebih terjamin mainannya, cemilannya dan banyak teman bermainnya. Kalau dirumah sering saya tinggal buat pegang kerjaan domestik. Meskipun sebenarnya saya juga meluangkan waktu buat menemani Mas Andra bermain.

Saat Mas Andra kami sekolahkan, lebih tepatnya di daycare karena saya balik kerja lagi. Jam bermain lebih teratur. Tidak banyak pengaruh sikap anak tetangga yang bisa ditiru Mas Andra. Karena sejak dia kenal berteman dan hidup bersosial, ada saja tingkah yang ditiru dan itu termasuk hal yang kurang sopan.

Sering meludah ke siapapun kalau dia di ganggu. Bahkan pernah jongkrokne temannya karena mainan direbut. Sangat beda sekali diusia dibawah setahun dan diusia setahunan dia selalu diam kalau mainannya direbut.

Hal ini yang kerab membuat saya worry. Pengaruh lingkungan begitu erat kaitannya dengan sikap dan emosi Mas Andra. Btw, galeri Mas Andra bermain ada beberapa yang terekam dan saya tulis di Instagram pribadi saya dengan hastag #serubarengandra

Saat Dia Marah


Akan marah dan sering marah jika ngantuk, lapar, dan otw mau bobok malam. Karena pernah mendapatkan kondisi lanturan nonton video lewat komputer, dia sering marah jika video dihentikan. Sampai membuat saya ngomel-ngomel setiap hari.

Dan mungkin ini juga salah kami juga. Membiarkan dia antheng didepan layar komputer sedangkan orangtuanya sibuk dengan gadget sendiri. Pernah berada diposisi ini. Alhamdulillah nya soal kemampuan bicaranya lancar bahkan dia tipikal anak yang banyak omong saat dirumah. Kalau diluar rumah sangat beda jauh. Apalagi saat disekolah. Dia penurut banget dan tidak gampang protes.

Sangat terbantu ketika komputer rusak. Jadi ada alasan untuk tidak nonton video. Diusia dua tahunan saya berusaha memperbaiki ritme belajar dan bermain Mas Andra. Mengenalkan rutinitas membaca buku. Alhamdulillah terbantu mengalihkan screen time anak.

Mulai rusak lagi saat kena covid, komputer di perbaiki dan kena masalah yang sama. Jam tidur amburadul. Pernah di fase siang menjadi malam dan malam menjadi siang. Kondisi ini terjadi saat saya masih fulltime mom. Paling parah diusia setelah menyapih anak. Jam tidur pasti di atas pukul 21.00 wib.

Sekarang, terhitung mulai bulan Agustus saat komputer rusak lagi gegara PC dipencet paksa. Saya pribadi tidak menggunakan HP saat didepannya. Saat bersinggungan dengannya saya tidak menggunakan HP. Jadi, benar-benar bisa me time saat Mas Andra sekolah. Kadang umpetan juga, tapi tetap ketahuan karena dia mencari saya. Haaaa. Fulltime mom saat bersama anak yang menantang itu jika ingin pegang HP, dan anak ikutan. So far, aplikasi turun saya umpatkan sehingga saat Mas Andra pegang HP saya dia cuma buka galeri video yang berisi rekaman bermainnya.

Ketika Saya Hendak Sholat


Hal mengesankan ditentang usia anak 24 bulan-36 bulan itu dibagain ini. Saya tinggal sholat sebantr saja dia nangis. Pernah merasa bingung karena waktu mepet dan dia tidak mau ditinggal sholat. Dia menaiki punggung saya bahkan seringnya menarik mukena saya saat sholat.

Saya kasih mainan untuknya biar dia puas main air, yaitu siram tanaman. Atau kalau tidak ya saya kasih HP sebentar. Selain itu kadang saya sibukkan dia dengan aktivitas makan. Cukup membantu walau sebenarnya saya sholatpun kurang khusyu.

Semakin bertambah usia, saya nyari formula baru. Bermain dulu sepuasnya seperti main kuda-kudaan sebelum saya tinggal sholat. Atau saya puasin dulu keinginannya untuk bermain dan perut dia kenyang. Baru kasih pengertian dengan pelan-pelan.

Mandi dan Gosok Gigi


Entah kenapa soal kedua hal ini sering tarik ukur. Bahkan harus mengeluarkan jurus membujuk lama agar ada klik dan dia mau mandi dengan senang. Untuk soal gosok gigi masih sama, dia susah.

Wajar jika gigi depannya mulai carries, karena rajin gosok gigi saat disekolah saja. Sangat tidak menyalahkan anak, kurang telatennya saya dalam membersamai nya saja probelmnya, jujur.

Senang Makan Coklat dan Ngemil


Bikin puyeng aslinya. Doyan susu kotak, roti coklat manis, donat topping coklat manis dan permen. Kalau permen ini karena ingin seperti temannya di rumah. 

Sempat saya ingin marah karena tiap jam 11 siang pasti minta uang buat beli permen seharga Rp 500,- . Bahkan kalau ada penjual lewat disekitar perumahan begitu maunya di beli semua. Ikutan teman bermainnya. Sangat terbantu sekali saat Mas Andra sudah sekolah. Hobi jajan berkurang. Walau masih suka makan jajan (cemilan) lain tapi lewat perantara saya maupun ayahnya.

Camilan yang tidak disukai itu, yang tidak pas dilidahnya. Terutama yang gurih. Untuk jajanan chicko memang dia tidak saya biasakan. Seringnya beli jajan dipasar, dan kalaupun kami belikan itu pas belanja bulanan saya pilihkan camilan yang bisa diterima mulutnya.

Untuk alergi makanan insha Allah tidak ada. Soal BB staf di angka 12. Ngepress dari dulu. Kalau makannya banyak dia bisa gemuk. Tapi ya itu, kalau pas naik BB begitu, naiknya irit. Kalau turun ya lumayan. 

Menstimulasi Anak Agar Empati Dengan Lingkungan


Hal kecil dari rumah yang kami biasakan buat Mas Andra yaitu melakukan practical life seperti menyiram tanaman, menyapu, mengepel, membereskan makan sejak dini. Seingatku usia 15 bulan+ mas Andra tertarik dengan sendirinya untuk ikut andil melakukan apa yang saya kerjakan. Termasuk ingin menggoreng tempe, kasih tepung tempe, dll.

Saya ijinkan untuk semua aktivitas yang tidak berbahaya. Bahkan dia bisa main gunting sendiri dan memotong sayur memakai pisau. Awalnya di larang malah marah, ya akhirnya saya ijinkan dan tentunya dengan pengawasan ketat.

Sangat bersyukur ketika fulltimemom anak begitu lekat dengan kita ya. Masha Allah, anak beranjak besar jadi rindu masa rempong banget bahkan merasa sering capek karena waktu buat me time jadi sangat berkurang.

Moment Menyenangkan Saat Rentang Usia Anak 24-36 Bulan


Pergi jalan bareng bertiga menjadi moment langka bagi kami. Iyakah ? Kami terbiasa main bareng buat mengunjungi tempat wisata saat moment tertentu. Terakhir, kami bisa melakukan traveling tipis-tipis bareng saudara di Kertosono untuk berkunjung ke Taman Safari Prigen. Menginap di Hotel Swiss Bellin Malang, Naik kereta, Nginep di penginapan Red Doorz.

Andra sangat senang kalau diajak main. Dan moment berkesan waktu itu dimana Indonesia masih genting dengan covid-19. After lebaran semua orang seperti dikeluarkan dari kandang ayam dan bisa pergi bebas melepas penat. Saat ada libur panjang kami pergi berlibur.

Pergi naik angkot berdempetan dengan penumpang lain saat membawa balita sangat membuat hati saya khawatir level tinggi. Mas Andra tidak terbiasa memakai masker. Sejauh itu alhamdulillah kami baik-baik saja. Dan masih sering naik kereta api juga saat musim hujan hendak berkunjung kerumah saudara.

Banyak sekali tantangan saat membersamai Mas Andra bermain dirumah di kondisi pandem. Putar otak bahkan sering keluar rumah buat jalan kaki banyak meter demi Mas Andra tidak bosen tinggal dirumah. Moment mengesakan di tahun 2020.

Evaluasi Tumbuh Kembang Anak pada usia rentang 24-36 Bulan


Banyak sekali yang harus dilingkari. Semoga kedepannya ada kemudahan untuk selalu membersamai tumbangnya. Terutama terkait emosi anak. Saya yang mudah marah saat anak tantrum. Masih suka egois dengan aktivitas sendiri. Mas Andra tumbuh dengan kepekaan hatinya, yang tidak bisa dibohongi. Dia akan protes jika orangtuanya tidak memperhatikan dia dengan durasi lama saat jam bermainnya.

Bahkan dia akan caper dan membuat-buat supaya dia ditemani secara penuh saat jam bermainnya. Sebenarnya kami sudah berusaha penuh. Yang paling melelahkan itu saat saya dan suami bergantian membersamainya bermain yang dia hanya ingin bermain yang mengasah kemampuan motorik kasarnya. Seperti bermain kejar-kejaran, bermain plosodan ortunya harus ikut plosodan. Bermain sepakbola, bermain sepeda, pokok permainan yang menguras tenaga ortunya deh, walau dia sebenarnya tetap enjoy jingkrakan berjam-jam.


Semoga tidak ada yang terlewat dari apa yang saya tulis disini. Mungkin dengan melihat foto dan videonya waktu itu akan muncul banyak memory tentang Mas Andra. Semoga bisa menginspirasi para emak khusunya, untuk segera menuliskan jurnal anak. Amiin







Posting Komentar