Merdeka Belajar Secara Daring Dalam Upaya Mengoptimalkan Proses Belajar Siswa
Design by freepik |
Pikirku, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akan berakhir dan berganti Pertemuan Tatap Muka Terbatas saat aku mulai balik lagi mengajar.
Ternyata kondisi berkata lain.
Ini kali pertama aku kembali merasakan dunia pendidikan. Membawa semangat baru, setelah berdiam dirumah hampir dua tahun lamanya.
Namun kondisi mengharuskan kami menjalani pembelajaran secara daring. Juli 2021, penyebaran virus covid meningkat. Kami harus berjam-jam melakukan pembelajaran daring setiap hari selama lima hari dalam seminggu.
Cukup mengundang keluhan tengkuk leherku yang mulai merasakan nyeri. Mataku mudah lelah, bahkan cukup mengganggu kesehatan fisikku. Kalau dipaksa bisa memperparah keadaan.
Terkadang, saya memberikan jeda sesaat untuk tubuh agar tidak terus menerus berada didepan layar gadget. Menemukan kembali agar tubuh kembali fresh.
Pembelajaran Daring, Pemberian Tugas Tidak Boleh Memberatkan
Maklum, saya guru muda yang masih sangat banyak kekurangan. Bahkan kadang idealis hanya soal mengajar. Pernah dianggap membebankan siswa karena memberikan tugas yang memberatkan. Pembelajaran berharga bagiku.
Sesuai aturan, tidak boleh memberatkan siswa dalam pemberian tugas. Intinya membuat lebih sederhana dari materi yang diberikan. Jangan sampai mengundang komplain dari wali murid. Begitulah penekanan yang disampaikan oleh Waka Kurikulum berdasar perintah dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)
Pembelajaran Daring, Menuai Beberapa Kekurangan
Kami berupaya untuk mengetahui kondisi siswa belajar dari rumah dengan menyebarkan quesioner online. Dari 279 anak yang menjawab, hambatan yang sering dirasakan anak adalah merasa kesulitan memahami materi yang diberikan guru. Selain itu, PJJ membuat anak bosan dan merasakan kurang konsentrasi. Sebagian besar, orangtua wali murid juga tidak bisa mendampingi anak selama proses daring berlangsung. Ada yang bekerja juga terkendala akan hal lain.
Sisi lain, data siswa yang kami sebar secara online, juga menunjukkan ekonomi orangtua ada beberapa yang terdampak. Dengan status pekerjaan mereka yang lebih dominan dengan penghasilan dibawah satu juta.
Pembelajaran jarak jauh menjadi hal tersulit bagi kami selaku guru, orangtua maupun siswa. Namun, hal ini harus tetap dijalani. Beberapa kompetensi yang seharusnya dicapai siswa secara tuntas, berubah menjadi disederhanakan agar pembelajaran dirasa tidak memberatkan.
Banyak faktor yang melatar belakangi, jika diusut satu persatu. Baik secara metode pembelajaran, tingkat kepuasan pembelajaran jarak jauh dll. Pembelajaran online, membuat semua lini harus cepat tanggap dimasa pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir.
Beberapa kondisi nyata yang menghambat di sekolah kami, sangat cukup mewakili kondisi siswa belajar dari rumah yang kurang efektif. Sangat nampak ya, bahwa pendidikan di Indonesia, center utamanya masih terletak di sekolah. Jika tidak ada guru yang menuntun, sudah jelas anak mudah mengalami kesulitan mencapai proses keberhasilan belajar.
Kondisi Nyata, Siswa Belajar Dari Rumah
Cukup membuat gemas saat tahu akan kondisi sebenarnya. Belajar daring selama hampir satu setengah tahun tidak disadari membentuk kebiasaan malas dan membuat anak kendor dalam mengemban tanggung jawabnya.
Bangun siang, tidak disiplin mengikuti pembelajaran daring sesuai jadwal, sering mengabaikan materi yang diberikan guru, bahkan saat ada penugasan, mereka membuat kebiasaan meminta jawaban kepada teman yang lebih bisa.
Tak hanya itu, menunda mengerjakan tugas yang diberikan guru dan lebih memilih bermain game bersama teman-teman. Begitulah, kesimpulan yang kami uraikan selama tiga bulan terakhir. Terhitung sejak awal Juli masuk sampai pertengahan bulan Oktober. Informasi ini kami dapatkan, setelah terjun langsung melakukan home visit ke rumah siswa untuk mengetahui kondisi dan kendala yang dialami.
home visit ke rumah siswa |
Memaknai Konsep Merdeka Belajar Secara Daring
Setiap sekolah pasti menemukan nuansa tersendiri dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh. Merdeka belajar secara daring, bukan dimaknai bebas belajar tanpa mengindahkan beberapa kompetensi yang harus dicapai. Melainkan disederhanakan agar tidak membebankan semua pihak dan mempersulit kondisi. Satu hal yang perlu diingat, membantu siswa mencapai keberhasilan belajar sesuai potensi, dan bakat yang dimiliki.
Tak lain, peran guru adalah membimbing, memantau, mengayomi dan bisa menjadi teman untuk konsultasi ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan. Sedangkan orangtua, memberikan dukungan penuh secara lahir maupun batin. Membayangkan semua pihak bekerjasama dengan kompak, betapa indahnya pembelajaran jarak jauh bisa berjalan lancar.
Apa Yang Harus Kami Lakukan Untuk Mengoptimalkan Proses Belajar Siswa ?
Apakah hanya dengan memberikan materi, pemberian tugas, memberikan penjelasan, memberikan perhatian kepada siswa sudah cukup untuk memantau selama proses belajar ? Tentu tidak. Justru kami butuh upaya lebih agar tetap dekat dan menjalin komunikasi baik dengan siswa tanpa terbatas.
1. Mengingatkan akan komitmen yang ingin dicapai
Wajar jika anak muda sering goyah dalam mengingat impian dan apa yang harus dicapai mulai dari sekarang. Kadang mereka lupa akan kewajibannya sebagai pelajar, dan masih ingin asyik bermain hingga lupa waktu.
Apalagi dengan berbagai faktor siswa tumbuh dan besar dari kondisi keluarga yang berbeda-beda. Sebagai pendidik dan penggerak pendidikan sudah seharusnya memiliki kepekaan untuk bisa menjadi teman mereka. Memberikan dukungan moril dan spirituil secara maksimal.
2. Mencatat segala pencapaian siswa sekecil apapun.
Pencatatan sangat penting bagi kami terutama, selaku guru pembimbing yang lebih memonitor perkembangan sikap siswa. Sebagai alternatif, kadang harus saya dulu yang bergerak untuk PDKT ke mereka agar lebih terbuka dengan kondisi.
Dokumentasi tertulis ini kami buat sebagai bukti, jika sewaktu-waktu pengambilan tindakan berikutnya dibutuhkan.
3. Menjalin komunikasi dua arah secara berkala
Kami yang saat ini selaku orangtua disekolah, pendidik generasi masa depan, tidak ingin siswa menemukan kesulitan dikemudian hari. Berupaya sekuat hati, agar siswa optimal mencapai proses belajar yang menyenangkan dan membuahkan hasil.
Mereka tetap bertumbuh dan berprogress sesuai dengan kematangan belajar masing-masing agar lebih mandiri, bertanggung jawab, dan terus berprestasi. Pembelajaran Jarak Jauh ini bagian dari perhiasan kami dalam membantu negara mencapai pendidikan seutuhnya.
Jalan masih panjang bagi kami, untuk terus membersamai siswa belajar disekolah. Meyiapakan calon pemimpin masa depan, untuk mengisi kemerdekaan dan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh ekspresiparahyangan.unpar.ac.id
screenshoot dari instagram @unparofficial |
Btw, semoga menang lomba blognya ya, Mbak.