√Membiasakan Sejak Dini Gemar Makan Buah Dan Sayuran Lokal Pada Anak

Membiasakan Sejak Dini Gemar Makan Buah Dan Sayuran Lokal Pada Anak

Perdebatan dengan suami terjadi saat anak masuk usia MPASI. Melihat saya menyuguhkan buah pir pada si kecil nada protes muncul dari si bapak. Sama-sama buah dan bagus buat tubuh kenapa dilarang sih memilih buah import?, protesku dalam hati.

Rupanya, ada warning yang hendak beliau sampaikan. Saya yang memang masih belajar bab per-mpasian waktu itu dianjurkan oleh suami untuk membeli buah lokal saja. Daripada beli buah import, katanya. Cakupan nutrisi, sumber vitamin, mineral yang terkandung dalam buah lokal justru lebih meyakinkan. Akan menuai sehat yang berdampak, apakah benar begitu ?

Pembahasan jadi cukup serius ya? Karena ini berhubungan dengan asupan nutrisi anak yang menjadi penunjang masa depannya nanti. Mulai dari promil, mengandung, melahirkan dan membesarkan orangtua dituntut untuk memahami betul apa saja yang masuk dalam tubuh si kecil. 

Pentingnya Peran Orangtua Dalam Memilih Makanan Untuk Si Kecil

Mulai dari bayi terlahir di dunia, ia sudah membawa fitrah kebaikan untuk mengisi kebahagian kita sebagai orangtua. Makan, minum asi, MPASI, menelan, mengunyah, suka sayuran, gemar makan buah dan hal lain yang berkaitan dengan asupan nutrisi buat anak. Orangtualah yang berperan penting di dalamnya, termasuk dalam mengajarkan dan membiasakan.

Habit baik yang dimunculkan dari rumah, bisa dibiasakan sejak dini sampai nantinya anak lahir dewasa dan hidup mandiri. Strong from home, pondasi pendidikan yang baik bermula dari keluarga. Pusat pendidikan utama sebelum anak mengenal lingkungan. 

buah dan sayur lokal


Sama halnya dengan menjaga pola makan anak sejak kecil. Saat MPASIpun harus sesuai dengan ilmu dan apa yang dibutuhkan oleh tubuh si kecil. Pada dasarnya, anak wajib dikenalkan berbagai rasa dari beberapa macam buah, sayuran, lauk bahkan camilan. Tentunya mengenalkan disini juga sekaligus membiasakan anak gemar makan makanan sehat sejak dini. Termasuk mengenalkan sang buah hati antara kenyang dan lapar.

buah dan sayur lokal

Menumbuhkan Perilaku Konsumsi Yang Tepat Mulai Dari Rumah

Indonesia terkenal dengan masyarakat yang memiliki perilaku konsumsi cukup menarik. Penyuka gorengan, suka makan makanan berlemak dan makanan cepat saji (instant). Kalau komentar dari artis ternama Cinta Laura, makanan khas Indonesia identik berminyak. Kalau dicermati memang iya juga sih. 

Kembali lagi ke selera tiap orang ya. Membiasakan sejak dini makan makanan sehat akan lebih baik. Selain sebagai investasi kesehatan kedepannya, juga sebagai bentuk mencintai tubuh kita. Untuk mencapai empat sehat lima sempurna juga tak perlu mewah. Tahu, tempe, ikan, daging, ayam, sayuran dan buah yang dikonsumsi sesuai porsinya tetap akan memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Jadi soal makanan, tidak ada yang lebih dominan atau kurang.

buah dan sayuran lokal
gambar diambil dari google
Baik di masyarakat pedesaan maupun perkotaan, asupan kalori yang dikonsumsi oleh masyarakat masih tergolong minim. Hanya kisaran 2-3% saja mereka makan daging, telur dan susu. Apalagi dalam mengkonsumsi buah dan sayuran. Sangat amat jelas perbedaannya. Masyarakat pedesaan lebih suka makan sayur, pun sebaliknya masyarakat perkotaan lebih suka mengkonsumsi buah. 

Pentingnya Makan Buah dan Sayuran 

Peran sayur dan buah ini sama-sama bagus untuk kesehatan jika dikonsumsi dengan pemenuhan gizi yang seimbang. Tubuh juga butuh nutrisi berupa vitamin, serat, kalium, magnesium dan antioksidan yang kesemuanya bisa diperoleh dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Kedua pangan ini berperan penting menghasilkan serat yang bagus untuk pencernaan.

Dampak buruk yang sering kita temui dan alami, saat tubuh kekurangan serat pasti pencernaan jadi terhambat kan ya?. Mau pup butuh ngeden cukup ekstra. Dan bau kentut juga dominan akan bau. 

Sering saya mendapati kasus seperti ini pada anak saya yang sudah masuk usia balita. Susah makan sayur, meski makan buah mau tetap saja saat dia mau buang air besar tenaga cukup besar ia keluarkan. Sambil ngeden dan fesesnya berwarna cenderung gelap.

Januari lalu, si kecil demam lima hari. Bingung pastinya, karena nafsu makan menurun, kurang minum air, dan tiduran terus. Sangat berbeda dengan sakit yang biasanya. Bahkan tubuhnya sampai gemetaran saat buang air di toilet. 

Hari pertama dan kedua, dia sering buang air dan cenderung cair (mencret). Suhu tubuhpun masih demam. Saya melihatnya saja tidak tega, tapi tetap mencoba untuk tegar membersamai sakitnya kala itu.

Sudah kami bawa ke dokter langganan di hari pertama anak demam. Tetap saja masih demam disertai pilek dan batuk. Karena hari kelima si kecil masih demam, kami memutuskan untuk membawanya ke puskesmas buat cek lab. Deg-degan saat hasil lab sudah keluar. Qodarulloah, ternyata si kecil demam diakibatkan karena adannya cacing.

Dianjurkan dokter untuk memberikan si kecil sayuran hijau. Karena ada penyempitan di sel darah merah anak. Peran makan sayur ini ternyata sangat penting bagi kebutuhan nutrisi anak. Inilah salah satu dampak kekurangan makan sayuran yang menjadi pelajaran besar bagi kami.

Akan sangat berbeda, jika kita gemar makan buah dan sayuran yang bervariasi dan sesuai porsi pencernaan pasti lancar. Sayapun mengalami hal baik jika tubuh tercukupi akan serat. Pencernaan lancar tanpa hambatan. 70% sel yang membentuk sistem imun tubuh kuat dipengaruhi adanya asupan serat yang cukup. Sistem pencernaan dapat bekerja dengan baik, kekebalan tubuhpun bagus.

Terdengar sepele ya, namun dampaknya sangat besar bagi kesehatan tubuh. Sisi buruk lain jika asupan tubuh kekurangan nutrisi dari buah dan sayur adalah diare, wasir dan gangguan pencernaan lainnya. Belum lagi dampak buruk terbesarnya jika dalam jangka panjang tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup berasal dari buah dan sayuran. Ini yang menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung, diabetes, kanker, anemia dan kardiovaskular. 

buah dan sayur lokal

Peran buah dan sayuran meski sebagai pelengkap, makanan satu ini juga tak boleh ditinggalkan. Konsumsi buah dan sayuran dikatakan cukup minimal 5 porsi perhari atau setara dengan 400 gram selama tujuh hari dalam seminggu.

Buah bisa menjadi pengganti camilan yang sehat di segala jenjang usia. Buah juga bisa digunakan sebagai detoksifikasi zat-zat kimia yang masuk didalam tubuh. Misalkan, dibuat jus low sugar.  Atau disuguhkan ke anak-anak kita yang sekolah dibawakan bekal camilan berupa buah potongan.  Apalagi kalau di buat salad, tambah nikmat. Nah, untuk sayuran penyajiannya dibuat sekreatif mungkin sesuai selera.

Untuk mewujudkan remaja yang sehat butuh upaya sejak dini dengan membiasakan anak-anak makan makanan sehat.  Strong from home, memulainya dari rumah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Ada beberapa cara yang bisa kita upayakan untuk mewujudkan hal tersebut. Anak jadi gemar makan buah dan sayuran.

Pertama, dengan membawakan bekal ke sekolah. Kedua, Melibatkan anak dalam menyiapkan atau menyajikan buah dan sayur. Ketiga, Mengenalkan anak dengan aneka buah dan sayur yang cenderung disukai anak. Baru mengenalkan jenis dan manfaat lainnya.

Keempat, memodifikasi bentuk, mengemas buah dan sayuran ke dalam bentuk lain. Mau dibuat salad, dimsum, nugget sayur, dll. Yang terakhir, orangtua wajib memberikan contoh. Makan sayur dan buah bersama mereka agar lebih termotivasi.

tips membiasakan anak sejak dini gemar makan buah dan sayur

Yang utama, memilih jenis buah dan sayuran ini yang juga harus di cermati. Tidak hanya karena ingin sayuran dan buah awet disimpan berminggu-minggu di dalam kulkas. Namun lebih ke manfaatnya dan juga kualitasnya. 

Nah, itu juga yang menjadi perhatian saya dulu. Senang memilih buah import karena lebih tahan lama saat disimpan di dalam kulkas. Eits, dan mindset saya ini tidaklah tepat. Padahal buah dan sayuran lokal gizinya lebih baik.

Buah dan Sayur lokal yang disimpan di kulkas dengan tepat kesegarannya tetap terjaga

Pernah saya mengikuti kulwap bab simpan-menyimpan makanan di kulkas, ternyata ada caranya. Menyimpan buah dan sayuran yang fresh selama seminggu dan di simpan di dalam wadah kedap udara. Yang di lapisi dengan kain atau tissue guna menyerap air yang mengembun di dalam wadah. 

Food preparation, metode menyimpan buah dan sayuran yang sangat memberikan manfaat bagi kita terutama ibu rumah tangga. Selain hemat budget, food preparation sangat membantu ketika kita butuh masak cepat atau makan (ngemil) cepat. Bahan yang ada di kulkas bisa langsung di eksekusi kemudian disajikan.

Tidak perlu membeli buah dan sayuran import, lokal saja tetap bisa disimpan di kulkas dan tahan lama kok. Bebas bahan pengawet, harga juga cenderung lebih ramah. Karena biasanya harga buah dan sayur import juga mengikuti kurs dollar asing. 

Biasanya, prodak pangan lokal bebas dari pengawet. Dalam pendistribusiannya tidak butuh waktu yang sangat lama. Proses panennya juga saat buah dan sayur siap panen. Jadi, nutrisi yang terkandung didalamnya lebih terjamin. 

buah dan sayur lokal

Kenapa Penting Memilih Buah dan Sayuran Lokal Saja ?

Masih menyambung percakapan di awal yang saya uraikan diatas. Sejak bayi, saya memang lebih memilih buah yang bisa disimpan cukup lama di lemari es. Dengan alasan hemat budget bisa buat beli buah dalam waktu seminggu. 

Ternyata buah yang saya pilih tidak selamanya berdampak sehat bagi saya dan si kecil, karena ada hal yang tidak saya ketahui sebelumnya. Buah lokal jelas kesegarannya terjamin. Sedangkan buah import, memang tetap segar karena terdapat bahan pengawet.

Menurut selera, soal rasa tetap bisa disesuaikan. Petani buah di Indonesia juga bisa menghasilkan buah segar kaya nutrisi meski tergolong musiman. Ya karena kita sadari bahwa iklim di Indonesia juga hanya dua musim, penghujan dan kemarau.

Sekarang, mulai ubah mindset. Semenjak menekuni dunia freelancer semakin dekat dengan menghargai prodak dalam negeri. Berfikir juga buat investasi kesehatan agar terhindar dengan semua hal yang berbau pengawet, terutama buah dan sayuran. 

Lebih berfikir logis saja. Bagaimana peran kita bisa membantu sesama. Termasuk membantu para petani lokal agar terus berkembang dan semangat untuk bertani. Terlebih di tahun pandemi yang hampir tiga tahun ini melanda. Dengan mencintai prodak pangan lokal kita sebagai masyarakat ikut berpartisipasi mencegah punahnya petani nusantara. Demi ketahanan pangan bersama, petani senang, masyarakatpun aman.

Sayapun jadi semakin banyak tahu, ikut merasakan apa yang pernah dialami almarhum Bapak dulu. Bagaimana rasanya jika apa yang ditanam tidak sepadan dengan tenaga dan modal yang dikeluarkan.

Seyogyanya, manfaat buah lokal jauh lebih bagus kok. Kalau hanya menuruti gengsi dan selera, ini bisa jadi masalah baru. Kesejahteraan suatu bangsa juga ditentukan oleh masyarakatnya. Bagaimana peran kita mendukung para pelaku usaha dan petani memajukan kesejahteraan ekonomi bersama. Mencapai masyarakat yang sehat dengan mengkonsumsi hasil tanam petani sendiri.  





Sumber Referensi

https://www.halodoc.com/

Infodatin, Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI

Related Posts

9 komentar

  1. Aku sebenarnya nggak paham mbak kenapa kebanyakan anak kecil nggak suka sayur. Dulu aku juga nggak terlalu suka pas kecil.

    Pas punya anak, aku berusaha bersikap biasa pada sayur. Menganggap sayur sama seperti bahan makanan lain, jadi pas nyuapin anak2 ya biasa aja gitu. Nggak ada penekanan2 khusus atau bahas2 sayur. Anak2 jd juga biasa aja dan mau makan sayur krn menganggap makan sayur itu normal.

    BalasHapus
  2. Membiasakan si kecil makan makanan yang bergizi itu gak gampang lo. Butuh konsistensi semua penghuni rumah, termasuk mertua, kake, nenek, asisten dll. Belum lagi kalau anak termasuh picky eater...

    BalasHapus
  3. Memang buah lokal juga lebih gampang dicari.. Untuk makan buah dan sayur buat anak memang jadi tantangan disetiap ibu ya mba.. Kitanya yg harus sabar mengenalkan berbagai macam buah dan sayur.. Semoga anak kita selalu sehat yaa.. Aamiin..

    BalasHapus
  4. kalau aku, aku yang susah makan sayur mb :(
    alhamdulillah anakku suka, tapi karena akunya hanya suka sayur yang itu-itu aja, jadi ankku juga ga variasi sayurnya :(

    BalasHapus
  5. wah aku tertohok nih, bener bahwa membiasakan makan sayur dan buah harusnya sejak dini ya. aku termasuk yg dulu semasa kecil kurang suka buah dan berlanjut sampai dewasa. kini berualang ke anakku yg mulai ada tanda2 ga suka buah maupun syur. hanya suka sayur tertntu sih. catata penting bahw abuah import memang ada penawetnya ya karenanperjlanannya juga panjang sampai ke negara kita. haha aku kok miris tapi lucu serta itu fakta bahwa makanan indo identik dengan minyak

    BalasHapus
  6. Aku suka buah dan sayur.. Alhamdulillah anak2 juga suka..
    Tapi sayurnya macemnya kurang bervariasi...
    Aku juga lebih suka sayur dna buah lokal mba..

    BalasHapus
  7. Masalah sayur dan buah si kakak suka, tapi masih PR si adek yg ga suka sayur (buah suka sih). Tapi kan ttp kurang balance ya hiks, pelan-pelan belajar. Anyway, aku juga setuju sayur dan buah lokal lebih sehat, meski kadang bentuknya kurang indah. Tapi justru sehat karena nggak mengandung aneh-aneh hehehe ^^

    BalasHapus
  8. Alhamdulillah sejak mpasi anakku ga pernah nolak sayur apalagi buah malah doyan banget, tpi PRnya makan nasi yg susah nih mba..apa efek makanan yg ku konsumsi waktu hamil yaa..

    BalasHapus
  9. Aku juga lebih suka buah lokal sih mbak, soalnya hargaya jauuuuh lebih murah,,,nah godaan banget itu kalau ada gempuran dari buah import yang lagi diskon. Kadang harganya murah banget dari harga buah lokal. itulah godaanku sesungguhnya..so far anak-anak lebih suka apel malang dibanding apel Fuji, mungkin ketularan emaknya doyan apel Malang.

    BalasHapus

Posting Komentar