√Gencarkan Misi Merawat Bumi Mulai Dari Rumah Demi Memperlambat Perubahan Iklim Yang Terjadi

Gencarkan Misi Merawat Bumi Mulai Dari Rumah Demi Memperlambat Perubahan Iklim Yang Terjadi

Nada dering handphone ku berbunyi. Segera ku raih ponsel yang ku letakkan di atas lantai. Panggilan dari emak datang, saat saya menyetrika baju di malam hari.

Assalamualaikum Mak, waalaikumussalam jawab emak. Tanpa ba bi bu, emak mengutarakan langsung kemauannya.

"Win, bapak sedang sakit. Pinjam duit buat bayar BPJS bisa? , sudah dibawa ke puskesmas dan mantri mereka tidak bisa ambil tindakan segera. Saran mereka, bapak harus di bawa ke rumah sakit. Karena kaki bapak ada bintik hitam yang semakin lebar dan membengkak.

"iya Mak, boleh. Saya tunggu nomor rekeningnya ya"

Hujan lebat seharian, tepatnya hari Kamis (20/1)  kota Pati di guyur hujan. Emak yang waktu itu mendampingi proses berobat bapak jadi terhambat. Terpaksa ikhtiar  emak dan bapak agar sembuh berhenti sampai pukul lima sore. Keadaan tidak memungkinkan untuk pergi ke rumah sakit malam itu juga guna melanjutkan pengobatan yang lebih serius. Semakin malam hujan bertambah deras. Tak ada mobil yang bisa di sewa segera.

Saya yang saat itu menunggu balasan kiriman nomor rekening dari orangtua menyimpan rasa khawatir. Ditunggu-tunggu tak kunjung ku terima  balasan message nya.  Mencoba telfon sepupu juga tidak diangkat. 

Huft ...

Tengah malam, sekitar pukul satu dini hari bapak terbangun menahan rasa sakit di bagian kaki dan sesak nafas. Emak telah bersiap-siap untuk membawa bapak ke rumah sakit dini hari itu juga. Tinggal menunggu kendaraannya tiba di depan rumah.

Tanpa memberikan pesan apapun, nafas bapak telah berhenti. Innaalilahi wa Inna ilaihi Raaji'uun, telah berpulang ke rahmatullah Bapak Subawi bin H. Sajat. Bapak kandung yang lama tak kutemui sejak pandemi, kini tak bisa lagi,saya melihat wajahnya. 

Mungkin jantung bapak sudah tidak bisa memompa darah dengan baik. Begitulah cerita emak saat saya tanya ketika kami bersua. Tetap ada rasa sedih, tak bisa kusaksikan secara langsung proses pemakaman bapak terakhir kalinya. Keberadaanku belum tiba di Pati saat itu.

Saya tidak percaya, bapak pergi dengan begitu cepat. Hanya sakit sehari saja, setelahnya beliau pergi untuk selama-lamanya. Andai, hujan tidak mengguyur kota Pati saat itu mungkin ada kemudahan bagi kami untuk membawa bapak segera, ke rumah sakit.

Ada rasa menyesal bagi kami. Wallohu alam bishshowab. Semoga bapak tenang di alam sana. Aamiin

***

Perubahan Iklim Yang Terjadi Hari Ini

Gencarkan Misi Mulai Dari Rumah Demi memperlambat Perbahan Iklim Yang Terjadi. Perubahan iklim yang tak menentu sering menuai kekhawatiran. Hujan berasa panas, apalagi cuaca panas, semakin banyak kipas-kipas deh. Siang dan malam tidak ada bedanya. 

Hmm .... 

Cuacapun tak bisa diharapkan. Terlebih untuk beberapa profesi yang seringnya mengandalkan cuaca cerah. Seperti petani, nelayan, pilot, dan siapapun yang bekerja bertarung dengan cuaca tak bisa di harapkan. Pasalnya, ada banyak perubahan iklim yang terjadi, cenderung semakin ekstrim dan tak bisa di prediksi. Ruang gerak menjadi lebih terbatas, hendak bergerak secara luas menjadi was-was.

Kompaknya, perubahan iklim ini tak hanya terjadi di Indonesia saja. Bahkan ini terjadi di seluruh penjuru dunia. Dimana dunia sedang memiliki keluhan yang sama teman-teman, perubahan iklim yang terjadi mengundang keprihatinan yang harus segera di atasi bersama.

Pemerintah telah memberikan warning untuk masyarakatnya agar segera beraksi dan melakukan tindakan secara gotong royong untuk memperlambat adanya pemanasan global. Jika tidak kita yang segera bergerak terus siapa lagi? Apa mau menunggu pemerintah dengan aksi besarnya? , tidak begitu juga keleus. 

Bumi kita sedang dalam keadaan yang tidak  baik, itu yang harus kita sadari. Indonesia yang dikenal sebagai negara tropis beberapa tahun terakhir juga dihadapkan dengan cuaca yang tak menentu. Saat musim penghujan bisa saja curah hujannya cenderung lebat dan berintensitas hujan badai. Atau sebaliknya, saat musim kemarau bisa jadi berkepanjangan. Beberapa daerah tertentu mengalami kekurangan air bersih.

Pati salah satunya. Kota kelahiranku yang mana saat musim kemarau dipastikan krisis air jika hujan tak kunjung datang. Kadar air yang cenderung berkapur, ada rasa asin sungguh membuat saya memilih berhijrah dari tanah kelahiran. Meski faktor penyebab utamanya bukan karena kualitas air, secara dominan kenyamanan penduduk untuk tetap produktif semakin menantang.

Mau tanam-tanam sayuran atau padi, tidak banyak untungnya. Cari pekerjaan cukup susah. Wajar jika penduduk di sana lebih memillih merantau di luar kota atau lintas negara. Demi menyambung kebutuhan hidup. Salah satunya tanahnya yang cenderung gersang. Bersyukurnya, masih ada hamparan luas sawah-sawah yang berjajar di sepanjang jalan kota ke desa. Semoga 10 tahun ke depan sawah-sawah tetap utuh dan bisa ditanami.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com

Sekarang, dua tahun terakhir hidup di Kediri, hujan badai malah sering saya temui. Bahkan saat bersama si kecil  on the way pulang dengan mengendarai sepeda motor dan memakai mantol hampir saja kami jatuh. Terpaan angin pas hujan saat itu begitu dahsyat. Untungnya saya sigap dan berusaha membuka jas hujan yang menutup mata dengan segera. Hampir oleng terkena hujan lebat disertai puting beliung saat di jalan.

Hujan lebat yang disertai angin kencang beberapa kali  mengguyur kota kediri. Memporak-porandakan pusat perkotaan dimana beberapa mall yang ada mengalami kerusakan . Bahkan pohon pun ada yang tumbang.

perubahan iklim di indonesia
sumber : google di design oleh windi menggunakan canva

Tidak hanya itu saja, saat Kediri di guyur hujan yang intensitasnya deras membuat banjir datang tiba-tiba. Perumahan sebelah dekat tempat tinggal saya harus mengalami kebanjiran dua kali dalam kurun waktu setahun.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com

Gempa bumi juga saya rasakan. Terhitung lebih dari dua kali merasakan getaran itu. Pertama saat dijalan menuju pusat perkotaan, yang kedua saat saya berada di sekolah, dan ketiga saat saya berada di rumah bersama suami. Ruangan seraya bergetar dan bergoyang malam itu. Kalau diingat-ingat, musibah itu tak berjarak lama. Dua tahun terakhir, saya telah mengalami dahsyatnya peringatan kecil ini yang ditunjukkan oleh bumi beserta isinya. Nah, apa kabar dengan kotamu teman-teman ? Apakah pertanda bumi ini sedang menunjukkan kemarahannya ?

Bencana Alam Datang Silih Berganti

Kondisi bumi, penuh dengan ketidakpastian. Seakan meluapkan kemarahannya kepada manusia. Dalam press release yang diunggah oleh BMKG dalam kanalnya, World Meteorologi Al Organization (WMO) menyampaikan  selama 50 tahun terakhir terdapat 11.000 bencana yang disebabkan adanya cuaca, iklim dan bahaya terkait air terjadi pada rentang tahun 1970 sampai 2019. 

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com

Jika dihitung lebih detail, hampir sama dengan dengan satu bencana per hari. Diperkuat oleh data yang disajikan oleh liputan6.com, Pada Januari 2022, terdapat 11 kali gempa yang menimpa pelosok tanah air. Berdasarkan hal tersebut, bencana yang terjadi bisa mengancam kematian para penduduk dan merusak lingkungan alam sekitar yang akan berdampak pada ketahanan pangan dalam suatu negara.

Allahu Akbar, apakah ini pertanda bumi marah karena ulah manusia ?
Jumlah bencana telah meningkat lima kali lipat teman-teman. Dan ini diperkirakan akan terus berlanjut. Dwikorita (Ketua BMKG) menambahkan, semua itu disebabkan karena perubahan iklim. Wajar jika terjadi hujan lebat disertai petir dan kilat, gelombang tinggi, hingga hujan es atau kekeringan panjang di beberapa tahun terakhir.  Seperti yang sudah saya rasakan, apa yang disampaikan benar adanya. Saya rasa, teman-teman juga merasakan demikian. Bumi tempat kita berpijak sedang dalam keadaan yang penuh ketidakpastian. Sekarang, apakah kita mau tetap diam saja melihat perubahan iklim yang terjadi ?

Yuk Cari Tahu, Penyebab Perubahan Iklim Yang Semakin Menjadi

Perubahan iklim terjadi akibat naiknya suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi akibat dari emisi gas rumah kaca meningkat dalam jumlah yang banyak. Mulai dari dasawarsa sampai jutaan tahun terhitung, gas karbondioksida dan gas-gas lainnya  terus meningkat. Itulah yang membuat energi matahari terperangkap di atmosfer. Karena suhu bumi tidak seimbang antara udara yang bersih dan polusi. Kejadian ini sering dikenal dengan pemanasan global.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Berdasarkan hal tersebut, panasnya bumi tempat kita menjalankan aktivitas, suhu permukaan bumi secara menyeluruh harus kita seimbangkan agar gas yang menghasilkan polutan tidak memenuhi ruangan di bumi ini.  

World Researc Institute mencatat, Indonesia masuk dalam kategori 10 negara  yang menyumbang emisi gas terbesar di dunia. Itu artinya konsumsi energi warga indonesia tergolong tinggi, terutama untuk industri dan perusahaan besar yang kinerjanya mengandalkan kecanggihan teknologi. Seperti industri semen, pupuk dan petrokimia, besi dan baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik, minyak goreng, serta pengolahan gula. 

Wajar, jika suhu bumi semakin panas. Ulah tangan manusianya sendirilah yang menjadi faktor terbesar yang paling mempengaruhi. Ya itu tadi, kesadaran dalam konsumsi energi masih butuh di tekankan lagi.  Tak ingin dong para penguasa bumi ini masih berkutat pada mindset yang serakah dan egois. Semoga kedepannya tidak semakin banyak mengamalkan sikap tersebut. Aamiin.

Disadari atau tidak, kenaikan suhu telah terjadi di luar prediksi. Saat ini suhu naik satu derajat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Itu tandanya, kita perlu berupaya keras untuk menekan kenaikan jangan sampai suhu naik menjadi 1,5 atau sama dengan 2 derajat . 

Pasalnya jika tidak segera dilakukan perlambatan kenaikan suhu bahaya mengancam beberapa sektor kehidupan manusia. Dampak pemanasan global semakin terasa dan mengundang banyak masalah tingkat dunia.  Perlahan aktivitas yang kita lakukan menjadi terbatas.  

Direktoral Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim menuturkan beberapa dampak pemanasan global adalah : adanya cuaca yang ekstrim menghambat para petani untuk menanam dan gagal panen. Wabah penyakit akan berdatangan karena cuaca yang mudah berganti. Selain itu bencana lingkungan yang disebabkan ulah manusia tak dapat kita hindari, seperti penebangan pohon dan buang sampah sembarangan. Keanekaragaman hayati semakin menipis, potensi terjadinya kebakaran hutan, hewan perlahan punah, banjir, longsor dan gempa bumi akan semakin sering terjadi. Karma itu mutlak,  satu yang merusak semua orang akan terkena dampaknya. Saya sih percaya itu.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Tidak bisa dianggap sepele teman-teman, kenaikan suhu satu derajat amat sangat dirasakan dan menimbulkan keresahan. Setuju kan ? Sebab itu butuh komitmen bersama untuk setiap insan ikut andil menjaga bumi, merawat bumi sebagai bekal anak cucu nanti. Kita harus beraksi dari sekarang untuk mengurangi emisi global guna menahan laju pemanasan global agar tak melebihi 1,5 derajat. 

Mari Beraksi Mulai Dari Rumah Demi Generasi Esok Yang lebih Baik

Sebagai ibu rumah tangga, saya sering merenung apa ya yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi tetap lestari. Apakah teman-teman juga demikian ?

Dari hasil pemikiran dan beberapa referensi yang saya baca cukup mencuci otak saya untuk bergerak mulai dari rumah. Tak ingin generasi mendatang ikut merasakan kesedihan menatap alam yang semakin rusak. Saya percaya, apa yang kita usahakan mulai sekarang akan menentukan masa depan.

Yuk saling gotong-royong dengan menumbuhkan kesadaran diri menjaga bumi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dan mengembalikan fungsi lingkungan demi mencapai pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.

Ada beberapa aktivitas yang bisa kita terapkan dari rumah, mulai dari hal yang kecil tentunya. Jika dilakukan secara menyeluruh saya yakin hal kecil itu akan berdampak besar bagi kenyamanan bumi ini.

Saya masih taraf belajar untuk konsisten, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi dan saya pun siap menampung masukan ataupun ide teman-teman untuk ikut beraksi menjaga bumi .

1. Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Tidak terasa ini tahun ketiga saya tidak pernah beli baju lebaran. Sejak pindah Kediri, suami sudah wanti-wanti jangan bawa barang banyak termasuk baju. Jadi, satu almari buat berdua yakni untuk saya dan suami. Apakah cukup? Alhamdulillah dibuat cukup.

Sayapun tak perlu khawatir saat bepergian tetap memakai baju layak pakai kok. Baju rumahan saya pakai terus dan hanya itu-itu saja. Baju yang jarang di pakai khusus untuk acara penting . Hemat beli baju sama dengan hemat sampah. Pun tidak boros duit. 

perubahan iklim
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Budaya masyarakat Indonesia masih berkeyakinan pada perilaku yang konsumtif. Sebagai ibu rumah tangga, cara ini bisa diterapkan. Pasalnya, sampah baju masih belum ada solusi terbaik. Selain mengirimkan ke pusat pengolah sampah kain yang mau mengelolanya.

Hal lain, membeli barang sesuai kebutuhan. Ini yang sering menjadi pertimbangan saya. Soalnya rumah minimalis kalau diisi barang banyak akan kelihatan penuh. Lagi pula saya termasuk orang yang tidak suka menumpuk barang di rumah.  Alasan lain, biar anak tetap bisa main leluasa di ruang luas yang kami sediakan sih, hehe.

2. Efisiensi Penggunaan Energi Listrik

Menyalakan lampu atau alat elektronik rumah tangga yang ada dirumah sesuaikan dengan fungsinya. Jika dirasa cukup dan tidak membutuhkan lampu/ aliran listrik, dimatikan saja. Intinya hemat energi. Terlebih saat hendak bepergian, pastikan energi listrik tidak terbuang sia-sia.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

3. Mengelompokkan Sampah Sesuai Jenisnya, Mengolah Sampah Organik Dari Rumah

Ini yang masih menjadi PR besar. Untuk menghindari makanan bersisa, sudah saya terapkan sejak remaja. Ambil makanan secukupnya untuk hindari makanan bersisa.

Untuk sampah botol saya sendiri kan. Sampah Organik ini yang sering mengundang keresahan. Pasalnya, setiap saya menyiapkan bahan masakan rasa sedih selalu menghampiri. Sampah itu terus terngiang-ngiang dan seakan merintih minta di perhatikan.

perubahan iklim
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Saya belajar konsisten untuk mengolah sisa sayur dan sisa makanan menjadi pupuk . Depan rumah ada tong hitam yang berisi campuran tanah, potongan sayur/kulit buah. Setiap hari pasti ada sampah organik, entah itu berasal dari kulit bawang yang saya kupas atau dari potongan sayuran. Biasanya, saya uasahakan untuk membuangnya ke tempat tersebut.

Apa yang saya lakukan ini merupakan hal kecil. Namun, jika diterapkan oleh semua ibu rumah tangga permasalahan sampah yang tak ada habisnya perlahan bisa teratasi. Belum lagi sampah lainnya. Botol kaca, sampah belanja online dll. Kita serahkan saja pada ahlinya, tugas kita cukup memilah berdasar jenisnya.

4. Membawa Bekal dari Rumah

Membawa bekal dari rumah selalu saya terapkan saat tak sempat sarapan di rumah. Atau untuk bekal makan siang dilengkapi air minum dalam botol yang saya masukkan ke dalam tas. Alhamdulillahnya, suami juga punya kebiasaan itu.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

5. Bawa Tas Pengganti Plastik Saat Belanja

Emak-emak kalau pergi kemanapun selain membawa tas kecil wajib ada godie bag ya. Diet plastik untuk menghindari ongkos tambahan saat belanja di ******t atau swalayan terdekat. Saya termasuk ibu-bu yang gemar koleksi godie bag. Selain dapat gratisan, godie bag yang simple selalu jadi andalan untuk di bawa kemanapun karena tak memakan tempat. Bahkan bisa di jadikan gantungan kunci dan muat banyak.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

6. Menanam dan Merawat Tanaman di sekitar Rumah

Sebenarnya ini ajaran suami sih. Beliau dulu yang mengajarkan untuk mencintai tanaman. Wajar jika teras depan rumah dipenuhi bunga dan pohon yang bisa ditanam di area perumahan dan tidak merusak bangunan. Tugas saya hanya merawat, suami yang menanam. Kompak kan 😀

perubahan iklim
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Harapannya, semakin banyak tanaman bisa menambah suasana yang hijau pun untuk sirkulasi udara semakin sehat. Menyerap karbondioksida yang berlalu lalang.

7.  Hemat Dalam Penggunaan Bahan Bakar

Biasanya dalam satu rumah memiliki kendaraan lebih dari satu yang menjadi penunjang aktivitas bekerja. Jika satu rumah ada empat orang, ya motornya biasanya ada empat.  Semoga dengan adanya ini kita bisa evaluasi bersama ya, untuk saling mengingatkan dalam penggunaan bahan bakar. Intinya adalah hemat energi agar polusi tidak semakin menjadi. Usahakan membatasi penggunaan bahan bakar yang berlebih.

perubahan iklim di indonesia
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Kalau teman-teman sejauh mana beraksi menjaga bumi  agar tak semakin panas ?

Sebagai penutup, saya sudah memulainya hlo. Yuk kita bergerak bersama-sama!. Gencarkan misi merawat bumi mulai dari rumah demi memperlambat perubahan iklim yang terjadi. Meski hanya sebatas menulis di blog atau membuat konten di Instagram, jika dilakukan secara konsisten insha allah berdampak kok untuk para pembacanya. hhhe. Semoga yang saya lakukan ini bisa di terapkan dari rumah.

Karena sekecil apa pun langkah yang kita ambil, kalau dilakukan secara bersama-sama dan terus menerus akan besar dampaknya. ~team up for impact~

Tidak perlu menunggu pemerintah bergerak, kitapun sebagai rakyat kecil harus mengimbangi. Sekarang, banyak juga komunitas  bertebaran yang sedang berjuang menjaga bumi agar tetap aman. Sebagai referensi, #TeamUpForImpact salah satunya, komunitas yang bergerak ikut serta merawat bumi dan sigap untuk terus membumikan misinya demi mencapai bumi yang nyaman untuk di huni, #untukmubumiku.

perubahan iklim
sumber : freepik.com di design oleh windi menggunakan canva

Yuk bergerak dari sekarang, tanpa kata nanti. Gencarkan misi merawat bumi mulai dari rumah ini secara masif, demi menekan lajunya kenaikan suhu agar tak melebihi satu derajat. Termasuk kamu, dan siapapun yang menjadi pewaris generasi peradaban ini. Semoga bermanfaat.




Referensi Pendukung :

https://kemenperin.go.id/artikel/14417/Delapan-Sektor-Industri-Boros-Energi

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4859885/11-kali-gempa-melanda-indonesia-selama-januari-2022

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220413034921-20-783993/bmkg-perkirakan-kenaikan-suhu-capai-4-derajat-celcius-pada-2100

http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/

https://www.merdeka.com/uang/suhu-bumi-telah-naik-1-derajat-ini-dampak-yang-dirasakan-indonesia.html

https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=perubahan-iklim-makin-mengkhawatirkan-ini-pesan-presiden-jokowi-dan-presiden-ke-5-ri-di-hmd-2022&tag=press-release&lang=ID


Related Posts

17 komentar

  1. Huaaa... negera kita menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar. Yaa Allah, please perubahaniklim ini bukan lagi isu yang perlu diabaikan, tapi perlu digaungnya spy pada aware kau Bumi sedang tidak baik-baik saja.

    BalasHapus
  2. Wwah iya juga ya pemanasan global ini berbahaya. Oh ya mau nanyak nih Kak, pemanasan global itu naik berapa derajat sih suhu tiap tahunnya? Apakah ada perbedaan tahun 90-an dengan sekarang untuk kenaikan suhunya?

    BalasHapus
  3. Dampak pemanasan global memang sungguh nggak main-main. Membahayakan jiwa. Turut berduka cita ya, kak. Memang kudu dimulai dari diri kita sih untuk perbaikan bumi ini. Bismillah. Yuk galakkan pola hidup minimalis.

    BalasHapus
  4. Dampak perubahan iklim udah banyak termasuk soal adanya bencana alam. Sedih pasti, tapi kita harus bergerak dan ikut perbaiki misalnya dengan hal sederhana dari rumah. Pilah sampah, makan wajib habis, hemat energi dan lainnya

    BalasHapus
  5. ngomongin soal perubahan iklim ternyata manusia punya andil besar ya. dan perlahan saya juga sudah mulai menerapkan gaya hidup yang disebutkan di atas. sebagai langkah awal dalam menjaga bui tercinta. seoga semakin banyak orang yang peduli akan pentingnya menjaga lingkungan mulai dari hal terkecil ya

    BalasHapus
  6. akhir2 ini saya mulai tertarik dengan isu lingkungan, mau ah gabung di komunitas team up for impact

    BalasHapus
  7. Innalillahi wa inna illaihi roji'un. Turut berduka cita ya, Mbak.
    Makin ke sini perubahan iklim memang makin terasa dampaknya. Di Jogja juga sering hujan es dan angin kencang setiap turun hujan. Jadi was-was kalau jemput sekolah anak pakai sepeda motor.

    BalasHapus
  8. Perubahan iklim ini isu besar yang kadang ketutup sama isu-isu lain. Makanya bagus banget kalau ada sosialisasi terus-terusan tentang dampak perubahan iklim biar kita lebih aware.

    BalasHapus
  9. Gaya hidup minimalis dan penerapannya secara rutin jadi faktor penting agar pelestarian bumi bisa berlangsung

    BalasHapus
  10. Kenapa yah Indonesia itu sering masuk peringkat teratas untuk katagori hal yang tidak bagus seperti 10 negara yang menyumbang emisi gas terbesar di dunia.

    Ini memang tugas kita semua untuk mulai melakukan perubahan mulai dari yang kecil untuk menyelamatkan bumi.

    BalasHapus
  11. turut berduka cita mba Windie.
    astagah Indonesia masuk peringkat 10 besar penyumbang emisi terbesar. Parah juga ya
    aku sendiri berusaha untuk menjaga lingkungan yang bisa aku lakukan seperti membawa tas belanjaan sendiri, membawa bekal meskipun kadang-kadang
    karena dari hal simple akan jadi terbiasa

    BalasHapus
  12. Baca2 di kisah awalnya ini bikin hati sedih Mbak tapi insya allah beliau sudah tenang di alam sana ya Mbak... Aamiin. Seperti skrg cuaca tak menentu gitu, kalau kita bisa bijak menerapkan gaya hidup pasti mendukung bumi menjadi lebih baik yaa

    BalasHapus
  13. Dampak perubahan iklim ini nyata adanya ya mbak
    Makanya kita perlu segera mengambil aksi nyata untuk merawat bumi

    BalasHapus
  14. Isu perubahan iklim sudah makin terasa sekarang. Bumi makin panas padahal di wilayah yg nggak identik hawa panas. Karenanya, penting buat setiap individu menerapkan hidup minim sampah plastik misalnya



    BalasHapus
  15. Kerasa banget sih iklim saat ini berubah. Di tempat tinggalku yg gak pernah ada banjir sekarang kalau hujan lebat langsung banjir.

    Terus sungai yang tadinya mengalir sepanjang tahun, mau kemarau mau hujan ngalir terus, kini kalau gak hujan airnya kering.

    BalasHapus
  16. iya banget ya mbaa, perubahan iklim tak terelakkan lagi, yang bisa kita lakukan ya memperlambat perubahan iklim yang makin tak terkontrol

    BalasHapus
  17. Turut berdukacita ya Mbak...

    BalasHapus

Posting Komentar