Genibudjari " Gelar Seni Budaya Pelajar Kediri" Patut Diapresiasi
( Agus Suharmaji)
Ada rasa menyesal, tidak suka buku sejarah. Pasalnya, semua buku sejarah yang saya ketahui isinya di kemas dengan bahasa yang membuat saya mengantuk. Hahaha, mungkin itu alasan klasik ya. Tapi, apa yang saya rasakan ini tidak berlaku bagi adik tingkat saya. Saat janjian pergi ke toko buku bersama, genre buku yang kami pilih tentu beda. Buku yang menginspirasi itu pilihan saya. Buku sejarah, menjadi pilihan favoritnya.
Seiring berjalannya waktu, mulai sadar bahwa berpikiran terkait buku sejarah itu membosankan tidaklah benar. Nyatanya, saya malah menyesal tidak begitu menyukai buku sejarah. Padahal, jika ditelusuri sejarah bisa mengungkap fakta dan keindahan apapun yang diungkap. Termasuk budaya nusantara yang tak pernah kita ketahui secara kaffah, bisa kita dapatkan hanya dengan membaca sejarah. Darinya, pun ada inspirasi beberapa tokoh yang bisa diambil semangatnya untuk bergerak melakukan perubahan yang lebih baik. Bukankah begitu ?
Menulis artikel ini, rasanya macam di tabok buku deh. Secara tidak langsung, membuat saya getol tanya teman yang lebih banyak tahu hal ini dan tetap mencari referensi dari sumber terpercaya.
Mari teman, baca artikel saya sebagai saksi bahwa mulai detik ini saya tidak akan menghindar lagi dari sejarah dan budaya nusantara. Let's go!
Budaya Nusantara?, Seberapa Jauh Kita Mengetahuinya ?
Setiap wilayah yang berada di indonesia tentu memiliki warisan budaya dari nenek moyang yang sampai saat ini masih dijaga. Budaya tersebut tentu berbeda, jika ditelusur dari kondisi geografis mereka. Wilayah pegunungan, pesisir, tepian hutan, dataran rendah, perkotaan dan pedesaan memiliki budaya sendiri yang menjadi ciri khas mereka. Contohnya dari mata pencaharian saja sudah berbeda, tanaman yang di tanam, bahasa yang digunakan dan perihal berbusana. Darinya, keragaman itu nampak berbeda tapi tetap utuh layaknya slogan indonesia, Bhineka Tunggal Ika. Walau berbeda-beda, tetap satu jua.
Berbicara mengenai budaya nusantara dan sejarah, perlahan saya mulai pdkt dengan mereka. Pasalnya, sekolah tempat saya mengajar cenderung dikenal bagus prestasi non akademiknya yaitu bidang kesenian. Tak heran jika pertunjukan yang sering dipertontonkan kepada para tamu di acara besar maupun kecil adalah tentang keseniannya.
Pertunjukan karawitan dan dhalang cilik serta sering dijejali pertunjukan anak-anak soal kesenian berupa tarian tradisional membuat saya tertarik untuk mengetahuinya.
Jujur, belum ke tahap sangat suka akan bidang ini. Setidaknya dengan mengetahui sejarah dan budaya wilayah yang kita tempati bisa menjadi bahan obrolan dan bincang santai bersama anak. Alasan inilah yang membuat saya tergugah untuk memelajarinya.
Jauh kedepan sayapun hendak membuktikan seberapa nikmatnya sih pemahaman kita akan budaya nusantara, sejarah termasuk asal usul kota yang kita tempati.
Saat ini, saya tinggal di Kediri. Belum lama juga pindah di kota yang kerab disebut sebagai kota tahu takwa ini, saya mulai di dekatkan dengan budaya nusantara yang sungguh istimewa. Salah satunya program Genibudjari. Gelar seni budaya pelajar kota Kediri, pagelaran kesenian yang rutin diadakan setiap tahun guna mengeksplore bakat anak-anak di bidang seni.
Dinas Pendidikan memiliki misi melestarikan budaya yang ada di wilayah kota Kediri dengan merangkul sekolah-sekolah untuk menggerakkan anak-anak yang memiliki bakat dibidang kesenian lebih di up lagi. Genibudjari sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Meski belum memasuki usia satu dekade perayaan, Genibudjari sangat berdampak untuk sekolah-sekolah yang ada dikota Kediri. Tiap sekolah berlomba-lomba yang terbaik menampilkan kreasi anak didiknya. Luar biasa.
Genibudjari Warisan Kesenian Untuk Anak Bangsa
Balik lagi, Genibudjari tahun 2021 lalu di gelar di sekolah tempat saya mengajar. Karena pandemi, beberapa sekolah yang ditugaskan oleh dinas pendidikan harus siap menjadi tuan rumah. Salah satunya, Sekolah tempat saya mengajar menjadi tuan rumahnya. Beberapa sekolah yang ditugaskan untuk tampil di sekolah kami beragam. Mulai dari anak sekolah dasar dan sekolah menengah atas. Yap, Genibudjari ini khusus untuk pelajar sekolah dasar dan pelajar menengah atas saja.
Peserta, bebas menampilkan bakat yang mereka miliki. Ada yang menyanyikan lagu solo. Menari tarian tradisional, pencak silat, dhalang cilik dan nyinden. Sekolah kami menampilkan tarian tradisional, wayang kulit dan ketoprak. Semua yang ditampilkan bagus semua. Tidak ada yang mengecewakan.
Berkaitan akan hal itu, salah satu pendukung kelancaran acara juga didukung oleh megahnya panggung yang didesain ala panggung konser musik yang ada di televisi. Dilengkapi alat karawitan, wayang kulit serta dekorasi ruangan yang sederhana tapi tetap elegan. Pokok, dikemas istimewa oleh panitia.
Awal mulainya acara, penonton yang hadir sangat antusias. Terlebih para audience yang menudukung jagoan mereka tampil. Perlahan, posisi berdiri mereka maju lebih dekat mendekati samping depan panggung. Untungnya, saya duduk di kursi yang aman. Tidak terganggu dengan ulah penonton yang tidak disiplin duduk di tempat semestinya. Jadi tetap bisa menikmati pertunjukan dengan senyum bahagia.
Lama tidak nonton ketoprak, pertunjukan yang disajikan sangat luarbiasa menurutku. " Brandal Brantas",cerita rakyat yang diangkat di atas panggung megah pada pagelaran Genibudjari pertama yang pernah saya saksikan. Merupakan cerita variasi yang dikembangkan dari dongeng rakyat Ande-ande Lumut. Legenda rakyat yang mengkisahkan "kisah percintaan Panji Asmorobangun dengan Dewi Sekartaji".
Panji adalah putra mahkota Kerajaan Jenggala, sedangkan Sekartaji adalah putri mahkota Kerajaan Kediri. Keduanya dijodohkan oleh orangtua mereka demi mempersatukan kedua kerajaan tersebut sebelum Raja Airlangga meninggal. Namun selama prosesnya tidak semudah itu untuk mempersatukan kedua kerajaan itu.
Suatu hari, Dewi Sekartaji mengembara ke suatu wilayah. Kabar itu diketahui Panji Asmorobangun dan ia berusaha mencari Sekartaji. Selama berkelana, Panji Asmorobangun mengganti namanya dengan sebutan Ande-ande Lumut.
Suatu hari, Ande-ande Lumut meminta sang ibunya untuk mengumumkan bahwa ia sedang mencari jodoh. Kabar itu didengar oleh masyarakat luas, hingga akhirnya 3 klething yang hidup di suatu daerah ingin mengikuti pemilihan siapa yang layak jadi istrinya. Klething Abang, Hijau dan Ungu. Satunya lagi Klething Kuning yang merupakan anak angkat.
Karena desa Panji hanya bisa ditempuh dengan melewati sungai. Mereka harus mampu menyeberangi sungai itu. Disana, ada Yuyu Kangkang yang menguasai sepanjang aliran sungai. Tiga Klething itu, Abang, Hijau dan Ungu akan dibantu Yuyu Kangkang menyeberangi sungai dengan syarat mau dicium olehnya. Tanpa berfikir lama, tiga Klething itu mau.
Sangat berbeda dengan Klething Kuning, ia bebas dari ciuman Yuyu Kangkang, pasalnya ia bisa menyulap aliran sungai itu menjadi kering dengan alat yang dibawakan ibunya kandungnya.
Akhirnya, Panji Asmorobangun memilih Klething Kuning. Wanita cantik yang bisa menjaga kehormatannya berkat usahanya mengelabuhi Yuyu Kangkang saat menyeberangi sungai.
Mungkin sudah pernah kita ketahui sebelumnya cerita Ande-ande Lumut. Yang mana cerita rakyat ini memberikan pesan moral bahwa sebagai manusia wajib menjaga kehormatannya dan bersikap baik terhadap siapapun.
Berdasar legenda tersebut, pada kisah Brandal Brantas ini ada variasi dan pengembangan supaya ada pesan moral lain yang bisa kita petik.
Pada ceritanya, Yuyu Kangkang adalah manusia perompak yang berkuasa di sungai pembatas desa Dadapan. Nah, dalam Kisah Brandal Brantas, Yuyu Kangkang ini adalah perompak yang berkuasa disepanjang wilayah sungai brantas. Ia hidup didampingi dua anak buah yang sama-sama keji.
Suatu hari pedagang-pedagang kecil yang ada di wilayah tersebut mengeluh karena dagangannya tak kunjung laku. Selama obrolan datanglah Dewi Sekartaji, putri Mahkota Kerajaan Kediri yang turut mendengarkan keluhan rakyat Ayahandanya. Lamanya obrolan, datanglah dua ajudan Yuyu Kangkang yang secara tiba-tiba merampas upeti rakyat tersebut.
Hingga terjadi penculikan Dewi Sekartaji karena Yuyu Kangkang juga berpesan kepada dua ajudannya untuk membawakannya seorang wanita yang mau dijadikan istrinya.
Kegelisahan rakyat disepanjang sungai Brantas dan kabar Dewi Sekartaji didengar oleh Panji Asmorobangun. Putra Kerajaan Jenggala ini berusaha mencari Dewi Sekar, pujaan hati Putra Panji.
Suatu hari, terjadilah perkelahian antara Yuyu Kangkang dan Panji Asmarabangun. Keberadaan Yuyu Kangkang telah meresahkan warga, pun meresahkan putra Kerajaan Jenggala akan Dewi Sekar. Seenaknya meminta Sekartaji untuk dijadikan istrinya, ia tidak terima.
Dalam perkelahian, Panji Asmorobangun tergeletak. Terkena pukulan Yuyu Kangkang. Saya khawatir akan keadaan Panji, pasalnya bagaimana nantinya nasib Dewi Sekartaji dan warga jika ia kalah.
Untungnya, itu hanya terjadi di awal. Panji bangkit dan berhasil memenangkan pertarungan tersebut karena Yuyu Kangkang akhirnya mati.
Kisah Brandal Brantas ini, berakhir romantis. Akhirnya Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji menjadi bersatu. Ciyeeeeeee .... Pesan moral yang disampaikan adalah jangan bersikap kasar dan merampas harta yang bukan milik kita. Serta tidak boleh bersikap semena-mena terhadap rakyat kecil.
Serius, saya melihat pertunjukan itu bercampur rasa. Ngakak, sedih, khawatir tapi tetap romantis melihat kisah cintanya Sekartaji dan Panji Asmarabangun. Pasalnya ceritanya dikemas sebegitu menariknya. Ada bagian guyonan yang membuat cerita tidak monoton.
Anak yang menguasai seni akan memiliki kehalusan budi. Itu bisa menjadi penangkal berbagai permasalahan remaja yang sekarang terjadi," (Agus Suharmadji)
Para lakon yang saya lihat, semua adalah anak didik kami. Berkat bimbingan dan didikan para guru ahli, mereka bisa menguasai panggung dengan sangat baik. Itu tandanya, kesenian sangat bisa diwariskan melalui generasi bangsa sejak dini.
Kesenian dan budaya Indonesia mengandung nilai luhur yang bisa menjadi benteng sikap dan perilaku anak remaja masa kini. Hingga membekali mereka akan pandangan-pandangan sebagai gambaran dalam pemecahan masakan. Sebab itu, anak yang mengerti dan memahami seni akan cenderung terhindar dari permasalahan remaja. Atas dasar itu, memahami sejarah dan budaya membuat kita punya pengetahuan dan wawasan yang mendasari dalam bersikap. Tak lain, Genibudjari ini adalah buah semangat salah seorang budayawan yang lekat dengan kesenian.
Agus Suharmadji, Sosok Budayawan Yang Peduli Generasi Masa Depan
Agus Suharmadji, salah satu orang yang memberikan pengaruh cukup penting di dinas pendidikan kota Kediri. Meski tidak terlibat langsung dalam hal kesenian, namun kecintaannya sejak kecil terhadap kesenian telah mendarah daging.
Ia adalah sosok yang menggagas program Genibudjari agar dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dengan tujuan, anak-anak bisa lebih dekat dengan sejarah dan budaya nusantara mulai dari wilayah tempat tinggal hingga indonesia dan ikut menjaga serta melestarikannya.
Posting Komentar