√Kampung Halaman Kakek

Kampung Halaman Kakek

kampung kakek


Hore, liburan sekolah Sarah dan Ibu mau pulang kampung. Lama banget tidak mudik. Pasalnya pandemi membatasi kami dan siapapun yang mau mudik ke kampung halaman. 

Kangen deh, bisa bertemu dengan Uti dan kakung. Kangen juga bercocok tanam di pekarangan kakung. Aku suka diajak mereka bertanam. Banyak sayuran, bunga dan tanaman jenis lain yang biasanya ditanam kakung. Wah, tak sabar Sarah mau kesana.

Begitulah, ocehan Sarah sore itu. Usai bermain bersama teman-temannya dia mendekati ibu dan bercerita panjang lebar akan perasaannya. 

Sarah Ingin Mudik ke Kampung Kakung

Sarah adalah cucu ke 10 dari keluarga Subroto (Sang Kakek). Gadis cantik nan jelita yang kini berusia lima tahun sudah pandai menyampaikan keinginan kepada orangtuanya, terutama pada sang Ibu. Ia berkulit putih, rambutnya ikal dan matanya begitu indah. 

Postur tubuhnya yang berisi membuat orang gemas ingin mencubit pipinya tiap kali ketemu. Begitulah anak kecil. Seringnya bikin gemas akan kelucuannya tersirat dari raut wajah dan senyumnya. Apalagi saat bercerita, mungkin bagi yang belum pernah tahu pasti bilang "ih, anak ini cerewet banget".

Libur sekolah nanti, Ibu dan Sarah sudah memesan tiket untuk berlibur ke kampung Kakek. Oleh karena lebaran kemarin tidak mudik, menjadi kesempatan besar untuk Ibu mengajak SAR berlibur di kampung halaman Ibu. 

Kampung Kakek Tempat Ngangenin Buat Para Cucu

Kakek adalah pensiunan tentara. Pada jamannya, Kakek dan Itu menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli tanah luas. Kini, rumah kakek menjadi hunian luas yang sering menjadi tempat bertemunya para cucu keluarga Subroto untuk melepas rindu. Maklum, cucu-cucunya jauh semua. Liburan sekolah atau hari besar menjadi waktu tepat bagi para menanti dan anaknya pulang silaturahmi dengan Kakek dan Nenek.

Pekarangan Kakek sangat amat luas. Tak heran jika tanah kosong depan dan belakang sering ditanami aneka sayur, tanaman obat, bunga dan lainnya.

Sarah selalu senang jika diajak Kakek atau Uti bercoco tanam. Pasalnya, ia bisa bermain sepuasnya sambil belajar secara tidak langsung.  Menyemai biji tanaman tomat, cabai, bayam, serta sayuran lain yang biasanya jadi tanaman favorit yang Kakek tanam.

Tak mengenal musim, sayuran yang disemai bijinya selalu menuai kesenangan. Tulat, biji yang disemai menampakkan tunasnya dan mulai tumbuh besar. Pokok, apapun yang ditanam entah disemai oleh Kakek selalu tumbuh dengan baik.

Tak jarang saat sang Kakek menyirami dan mengecek tanaman sayuran yang ditanam membuat Sarah penasaran dan turut ikut serta. Sambil bermain busa sabun yang ditiup menjadi gelembung-gelembung banyak, percakapan santai pun berlangsung. 

"Kakek, apakah sayur bayam ini tumbuh berasal dari biji yang disemai?".

"Iya Sarah", jawab Kakek. Allah menciptakan tanaman dari biji sebagai bentuk kuasanya bahwa mereka adalah bagian makhluk Allah yang bisa dimanfaatkan manusia untuk dimakan. 

"Ooooo, begitu ya Kek. Allah memang maha baik", balas Sarah. 

"Iya, sebab itu sayangilah sesama makhluk hidup, termasuk tanaman sayuran dan berbagai tanaman ini", imbuh Sang Kakek.

Mereka pun bergeser menyirami sayuran yang lain. Nampak beberapa kumpulan tanaman yang dirasa Sarah berbeda dari lainnya. Tangan Sarah sambil mengaduk-aduk sabun mainannya.

"Kalau ini tanaman apa Kek, tanya Sarah"

"Oooh, ini to ( sambil nunjuk tanaman itu). Ubi Garut yang bisa dibuat tepung Garut atau sering dikenal dengan tepung ararut.

 "Tepung apa itu Kek?", imbuhnya. 

Semacam tepung yang digunakan untuk membuat campuran kue kering, siomay dan bakso. Teksturnya mirip tepung maizena yang baik untuk kesehatan. Bebas gluten-free juga, yang merupakan sumber karbohidrat terbaik jika dibandingkan tepung lainnya. Memudahkan kinerja usus mengolah makanan agar tidak berat. 

"Wah. Saya jadi semakin bersyukur mengetahui tanaman satu ini. Kakek hebat ya, menanam sayuran dan apapun itu harus tahu juga manfaatnya. Biar semakin sayang dan merawatnya dengan tulus.

Iya Sarah. Alhamdulillah, Allah memberikan kemampuan Kakek menanam aneka tanaman dan sayuran di sekitar pekarangan. Lumayan nanti kalau sudah waktunya panen, Kakek bisa membagikan hasilnya ke tetangga. Sisanya akan kami salurkan ke komunitas one day one post. Meminta bantuan mereka mempromosikan hasil panen Kakek di media online mereka. Pasalnya, komunitas tersebut sering memberikan bantuan jasa bagi rakyat kecil seperti kita. Supa semakin banyak yang tahu manfaatnya.

Saling menatap dengan mata berbinar, mereka berdua masuk rumah. Tanda matahari terbenam, Maghrib akan segera datang.

Related Posts

2 komentar

  1. Pulang kampung ke rumah kakek dan nenek itu emang paling seru, sihhh. Heubeu jadi pengen pulkammm.

    BalasHapus
  2. Kereen, nih kakek, pingin berbagi hasil tanam pada komunitas IFOP, berarti saya kebagian, dunk ..hehe..

    BalasHapus

Posting Komentar