Ceritaku Mengikuti Inobel Kota Kediri Pertama Kali
Daftar Isi
Ingin protes, tapi enggak bisa. Sudah ada kalimat pengantar "tidak boleh menolak".
Dalam satu forum resmi yang mana pada saat acara diumumkan nama 3 guru yang wajib mengikuti lomba inovasi belajar. Bu Windi, salah satu nama yang disebut. Ha ???
Baru seumur jagung, aku mengabdi di sekolahku tempat mengajar yang sekarang. Tanpa aba-aba ditunjuk untuk mengikuti kegiatan lomba tersebut. Pengalaman nol putul. Bahkan persiapan jauh-jauh sebelumnya pun tidak ada.
Mau bagaimana lagi. Aku tetap harus menjalankan mandat tersebut dengan baik. Selanjutnya, minta doa restu suami agar dimudahkan segalanya.
Tujuan Inovasi Pembelajaran di Sekolah
Langsung banyak pikiran seketika bila ingat mandat tersebut. Pasalnya, kenakalan remaja yang ada di sekolah cukup kompleks. Membuat fokusku untuk membantu mereka mencapai kemandirian belajar menjadi sedikit terbata-bata.
Tapi, tidak bisa dipungkiri bila tak ada salahnya aku mulai setting mindset untuk menikmati proses menjemput pengalaman berharga selama ini. Yap, mencoba mencari inovasi belajar, sharing dengan teman dan lainnya.
beneran tidak bisa fokus sepenuhnya, karena tugasku saat itu tidaklah sedikit. Membimbing anak inklusi, telah didaftarkan buat ikut diklat pembimbing khusus, proses buat buletin sekolah dan ketambahan lomba inobel guru se-SMP Kota kediri.
Otak penuh dengan deadline. Dan aku yang typikalnya harus satu per satu dalam mengerjakan suatu hal, cukup keteteran memanage segalanya.
Hal baru, cara baru, metode baru dalam mengajar yang mampu mendongkrak semangat siswa untuk bertindak kreatif dan inovatif dan memudahkannya mencapai kepuasan belajar.
Kurang lebih, garis besarnya demikian bila memahami tujuan inovasi belajar ini. Bukan maksud mau menjelaskan inovasi belajar tapi lebih ke menceritakan apa yang aku dapatkan dari mengikuti lomba tersebut.
Sejatinya membuat inovasi itu bukan hal mudah. Apalagi aku bukan orang yang pandai, kreatif maupun cerdas membuat penemuan baru. Karena waktu mepet, ide seketika muncul yaitu dengan memanfaatkan channel youtube dan blog pribadi untuk berkarya.
Jadi, aku menggunakan media online sebagai perantara untuk membantu siswa mengatasi masalahnya. Kutambah teknik sosiodrama agar penerapan teknik konseling terlibat didalammya. Itulah sebagai gambarannya.
Persiapan Mengikuti Inovasi Belajar (INOBEL)
Sangat dibutuhkan persiapan matang, bahkan kalau perlu jauh-jauh hari meski enggak ditunjuk buat mewakili sekolah, pendidik punya tabungan inovasi yang bisa dilombakan entah kapan.
Pasalnya, ketika aku tanya teman sesama guru yang pernah menjadi juara pertama dalam kompetisi inobel, penemuan barunya sudah diujikan saat beliau mengajar. Wow banget kan.
Mendengar penjelasan itu, semakin keder diri ini. Mampu melalui semua itu atau tidak.
1. Niat Tulus
Memulai dengan niatan yang benar-benar tulus. Pada prosesnya, aku sering mengeluh. Wajar jika kalah, mungkin aku kurang ikhlas menjalani. Namun, kegagalan pertamaku ini bakal aku jadikan obat terbaik untuk menata lebih baik, bila tahun berikutnya ditunjuk lagi untuk mewakili.
2. Sharing dengan Teman
Sebagai bentuk rasa hormat, sharing dengan senior yang sudah berpengalaman mengikuti lomba inovasi guru. Menerima berbagai saran dan kritik serta arahan yang siapa tahu bisa jadi bekal dalam melangkah.
3. Cari Referensi
Mencari referensi tentang inobel di internet enggak sebanyak yang aku duga. Maka dari itu, ini menjadi salah satu usaha bila ada teman yang mencari referensi apa saja yang harus disiapkan untuk mengikuti inobel, semoga tulisanku bermanfaat.
Nah, referensi yang aku maksud adalah referensi terkait inovasi yang bakal kita hadirkan. Yang nantinya akan kita presentasikan di depan 3 juri berpengalaman.
4. Lakukan Sebaik Mungkin
Melakukan semuanya dengan totalitas. Penuh perjuangan dan meniatkan untuk ibadah. Cara terbaik bila kita benar-benar merasa tidak mampu secara materi, pun merasa tak mudah untuk menjalani prosesnya. Bersikap semeleh, pasrah kepada yang maha kuasa atas apa yang telah kita usahakan.
Pada saat itu, jadwal sudah tertera dengan jelas. Bahkan tak ada pengunduran maupun memajukan jadwal. Fokus pada proses serta persiapan yang ala kadarnya memang. Kunci dalam mengikuti lomba beginian, ada pada mental kita sendiri.
Meski pada prakteknya aku juga minder tapi aku yakin, ini sudah yang terbaik yang bisa kulakukan untuk nama baik sekolah.
Proses Wawancara
Setelah mengumpulkan hasil laporan secara tertulis maupun berupa file, peserta bakal menghadapi proses seleksi. Beruntung, masuk dalam 30 besar. Beserta dua temanku juga.
Selanjutnya, tinggal menyiapkan wawancara yang mana cukup membuat diriku mati kutu. Aku kurang dibagian prosedur (langkah-langkah). Menjelaskan bagaimana inovasiku ku jalankan. Serta dinilai ada pengulangan dari laporan tertulis di bab sebelumnya. Iya memang, pada saat itu aku dirundung deadline. Jadi enggak bisa berpikir jernih sehingga apa yang ada dalam otak dan pikiranku aku tuang semua ke dalam laporan best practice ku.
Mengikuti alur saja sih. Pokok, semua yang diinginkan oleh penyelenggara berdasar syarat dan ketentuan, itu yang harus kita penuhi.
Dan dari inovasiku, kata juri kurang menjuru dari permasalahan yang aku angkat. Ini bisa di cek pada channel youtubku. Sedangkan untuk judul juga kurang matching dengan isi. Kurang gambar dalam proses pelaksanaan inovasi dan penulisan referensi juga kurang tepat. Itu kan, banyak sekali kekurangannya.
Sepuluh menit dalam ruangan wawancara tidak sepadan dengan waktuku menunggu di ruang tunggu bersama teman lainnya. Berasa luama banget, tapi ketika sudah masuk dalam ruang presentasi, sepuluh menit itu rasanya cepat. Jadi, harus banyak bersabar memang.
Usai interview, lanjut mendekor stand yang pada tanggal 25 Novemver 2022 bakal diajangkan di depan umum karya semua peserta. Bejonya awalan nama “W”, selalu harus stock sabar deh. Jika ada penilaian selalu dari abjad awal. Jadi sering harap-harap cemas.
Pun pada saat itu, ketiban hari jumat pula. Jadi, untuk standku dan beberapa stand teman lain mendapat penilaian di jam selesai sholat dhuhur. Huft.
Tetap bersyukur meskipun mengalami kegagalan karena bukan dari 6 bagian pemenang yang telah dinobatkan. Sepanjang proses, banyak kawan yang memberikan dukungan secara moril maupun materiil. Pun aku sangat bersyukur karena pada saat proses mendekor, mas andra pun ikut membantu. Si kecil yang kemanapun aku bawa dengan keadaan remping sekalipun. Ikut niupin balon, pagi saat mak pentas, dia juga mau diantar pukul 7 pagi. Masha allah tabarakallah.
Semoga berkah ya Allah. Pengalaman berharga mengikuti ajang bergengsi, kompetisi inobel kota Kediri. Terimakasih untuk kesempatannya.
The last moment, 25 November 2022.
Semangat mengajar selalu, mbak. Dukungan keluarga itu penting banget, ya...
Semacam nobel juga ya? Beda jurusan, yang ini lomba inovasi belajar
dan setuju kalo para guru diwajibkan
karena jadi terpaksa menggali potensinya :D
Dan pasti bisa kan?
Paling tidak, dari lomba kemarin sudah dapat pengalaman berharga, bahkan bisa membagikannya lewat tulisan ini
Meski awalnya enggak siap, tapi ilmu dan pengalaman ini pasti berharga banget. Suami saya juga guru tapi dia mah ga ada kemauan sama sekali. Kuper memang. Beruntung gak makan gaji buta juga
Selalu ada langkah pertama untuk memulai pengalaman baru ya..
Dan dari sini, kak Windi hebat sekali karena sudah mempersiapkan dengan sungguh-sungguh baik dari segi materiil maupun non-materiil, dengan tetap melibatkan ananda.
Rasanya apapun hasilnya, karena sudah mengeluarkan yang terbaik, maka di kemudian hari bisa menjadi evaluasi agar semakin sempurna.