Menjelajah Samudra Amarta Bersama Ibu Profesional

Menjelajah Samudra Amarta Bersama Ibu Profesional

Daftar Isi

institute ibu profesional

Hai penjelajah...

Itulah sebutan untuk penjelajah samudra Amarta dengan kapal pinisi dalam institut ibu profesional. Menjadi pembelajar di ibu profesional memang luar biasa effortnya ya. Saya, ibu bekerja yang saat ini juga ikut preschool online sebagai bentuk ikhtiar membekali diri mengasuh anak, cukup menantang diri untuk atur waktu agar kegiatan di dunia nyata tetap berjalan baik dan lancar.

"ini adalah pilihan saya, tak boleh putus di tengah jalan. Apalagi menyerah tanpa ikhtiar".

Saat ini, saya terus berupaya untuk mengisi tangki yang kosong dengan niat bismillah belajar dan belajar menjadi ibu yang sabar. Siapa sangka, setiap titik ikhtiar akan selalu dihujani tantangan. Bagaimana saya berjuang untuk menghadapi itu ? tentu butuh bekal yang komplit. Sebelum saya menerangkan bekal apa saja yang bakal saya siapkan untuk mengarungi samudra Amarta ?, simak ceritaku awal mula gabung ibu profesional.

Ibu Bekerja Tetap Bisa Mendampingi Tumbuh Kembang Anak Kok

Sebenarnya, saya punya mimpi tetap bisa menjadi ibu seutuhnya dalam mendampingi tumbang anak. Ibu bekerja yang notabennya dipandang sebagai ibu yang sibuk bekerja, kemudian dianggap tidak peduli dengan kebutuhan anak. Itu dari kacamata saya memandang sih, bukan dari siapa-siapa.

"saya ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa apapun kondisi saya, saya ingin menjadi orang nomor satu yang selalu dicari anak". Bukan untuk masa kecilnya saja, sampai dewasa nanti, saya ingin terus menjadi bagian terpenting di mata anak. Kenapa demikian ?, ketika saya mendekatkan diri pada lingkungan yang mendukung dan berupaya agar saya tetap menjaga fitrah sebagai ibu, apapun nanti jadinya anak, setidaknya saya bisa menjawab ketika di akhirat " bagaimana caramu mendidik anak?". Saya punya jawaban yang jelas.

Sebab, menjadi ibu bekerja juga bagian dari tantangan hidup. Meski suami telah mengijinkan untuk kembali bekerja, saya takut jika apa yang telah saya dapat membuat terlenan dengan urusan duniawi hingga melalaikan amanah utama, mendidik anak menjadi generasi peradaban sesuai ajaran Islam.

Bismillah. Ditengah keterbatasan, akhir 2022 saya bertekad daftar ibu profesional. Awal tahun baru 2023 (kalau tidak salah) pembelajaran dimulai dengan durasi waktu 3 bulan. Mengenal ibu profesional beserta pengurusnya yang tentunya ada beberapa penugasan sesuai rentang waktu. Alhamdulillah, bisa di tahap lolos dan punya NIP, sebagai tanda peserta mahasiswa ibu profesional.

Kini, setelah melewati pra matrikulasi 11, saya berada di tahap menjelajahi samudra Amarta di pos 1.

Tentang Adab Menuntut Ilmu

Ada dua pilihan, this :

Karena telah berniat ikut kelas IP, setiap sesi kamu akan hadir tepat waktu. Aktif di dalamnya dan berusaha komitmen terhadap diri sendiri

sedangkan, that "

Kamu lebih memilih, ah saya telat hadir saja. Urusan rumah belum selesai .Nanti menyusul saja.

Sesuai banget dengan kenyataan yang saya hadapi. Kadang, saya masih menyepelekan soal keikutsertaan. Mengingat tantangan buat zoom juga membuat saya harus mengatur waktu "bagaimana saat zoom" anak kooperatif, untuk main sendiri saat ibu sedang belajar. Malu sebenarnya, ketika membahas bab ini. Bismillah, terus berupaya.

Bekal Utama Menjelajah Samudra Amarta di Ibu Profesional

1. Niat.

Niat karena Allah untuk benar-benar belajar menjadi pembelajar yang bijak.

2. Usaha Bagi Waktu

Kunci utama, saya bisa mengikuti kelas Ina inu adalah soal bagi waktu. Meski challenging banget sebenarnya, so far, upayakan dengan ikhtiar terbaik.

3. Mengerjakan Tugas

Namanya juga kelas online, sebagai pengukur seberapa jauh para penjelajah kuat membawa kapan pinisi sampai tempat tujuan, itu artinya penjelajah harus siap resiko apapun. Maka, mengerjakan tugas tanpa melampaui batas waktu adalah kunci. Karena saya tim deadline (nggak baik) sebenarnya, tidak boleh teledor cek jadwal.

4. Berusaha Menghargai Waktu

Insha Allah, apapun kondisinya bakal berupaya terus untuk survive ditengah ombak yang menghampiri. Ibarat kata, kita tak pernah tahu sejauh mana niat kita diuji. Semoga tetap kembali ke niat awal serta mengingat big why kenapa belajar di ibu profesional.

Peta Belajar Menuju Misi Penjelajahan Samudra Amarta

1. Paham Kondisi Diri

Cukup butuh waktu yang tidak singkat bagi saya untuk berbenah diri. Berdamai dengan diri dan mulai beraksi. Semakin kesini, bawaannya mellow. Ketika harapan tak sesuai dengan apa yang saya mimpikan. Soal mendidik anak. Terkadang, emosi diri lebih menguasai ketimbang sadar dan berdamai dengan keadaan. Apalagi melakukan kesalahan dalam pengasuhan, yang bakal berdampak besar bagi tumbuh kembang psikologis anak. Tak mau melakukan kesalahan yang lebih besar.

2. Menjadi Ibu yang Baik Bagi diri dan Anak

Tentu, apa yang saya upayakan sejauh ini adalah bagian dari ikhtiar yang telah saya sesuaikan dengan misi kami dalam membangun rumah tangga. Menciptakan generasi peradaban yang sesuai impian saya dan suami.

Menjadi ibu yang baik saja tak cukup. Menjadi ibu yang mau terus belajar dan berupaya memperbaiki kesalahan adalah point' utama yang ingin saya pelajari.

3. Tumbuh dengan passion yang saya sukai

Meski menulis dan blogging adalah hobi yang belum bisa saya tinggalkan untuk saat ini. Harapannya, apapun keadaannya menulis akan terus saya lakukan sebagai bentuk mengikat waktu sekaligus mengapresiasi diri. Dengan tetap, memprioritaskan ilmu parenting yang ingin saya Selami lebih jauh.

Strategi Agar Sampai Di Tempat Tujuan

Yang namanya ibu-ibu pasti tak luput dengan suka membandingkan. Belum merasa puas dan ingin mencoba ina-inu. Sekarang, saya harus lebih tegas kepada diri sendiri.

1. Buat to do list

Saya memang beberapa kali gagal dalam melaksanakan to do list yang saya buat. Kadang sampai bingung sendiri. Kenapa ya, saya jatuhnya pasti tim deadliner ? Seakan, saya berkutat di problem yang saya munculkan sendiri. Ketika taat pada to do list, saya rasa masalah akan teratasi.

2. Komitmen tidak banyak scroll medsos

Mencermati diri sendiri, kadang berdalih untuk riset di media sosial, seringnya terlena dengan membuang waktu hanya untuk kebutuhan hiburan. Sesekali boleh lah, tapi jika sering terbengkalai sama jadwal yang sudah diatur ya enggak baik juga. Makanya, saya terus berupaya kuat untuk disiplin waktu. Doakan juga ya teman-teman.

3. Mendekatkan diri pada sang pemilik hati.

Dari tahun ke tahun, whislist dibuat sebagai bentuk ikhtiar agar mimpi satu demi satu terwujud. Memohon sang pemilik hati untuk melancarkan segala urusan kadang belum saya optimalkan. Maka, memohon segala kemurahannya dan bermunajat setulus-tulusnya ingin saya tunaikan sebaik mungkin.

Penutup

Alasan terkuat dari rangkaian kalimat yang saya buat dengan sadar adalah, saya ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Tidak akan pernah tahu seberapa besar usia di dunia untuk menuntaskan kewajiban selama bersentuhan dengan manusia. Dengan menjadi ibu yang bijak untuk anak, menjadi istri yang baik untuk suami serta memanfaatkan waktu dengan berkarya lewat hobi yang saya suka adalah bug why yang saya sulam selama ini.

Semoga, saya dan teman-teman ampu enjadi penjelajah yang bijak. Hingga sampai ke tempat tujuan nanti tetap menjaga fitrah sebagai seorang perempuan sejati. Amiin







#Misi1

 #Zona1Pelabuhan

#MatrikulasiBatch11

#PenjelajahanSamuderaAmarta
#InstitutIbuProfesional
#IbuProfesional
#bersinergijadiinspirasi
#IP4ID2023

Posting Komentar