√Solusi Cepat Menghadapi Kecanduan Gadget Pada Anak

Solusi Cepat Menghadapi Kecanduan Gadget Pada Anak

Hatiku remuk, ketika melihat postingan seorang ibu yang berhasil membawa anaknya bebas gadget dalam kegiatan keseharian. Duh, penasaran bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan di rumah ?

soluci-cepat-hadapi-anak-kecanduan-gadget.

Rasa bersalahku juga bertambah, manakala postingan di Instagram bergambar Ibu Atalia (istri Pak Ridwan Kamil) menyebutkan bahwa "kalau anak tidak mau kecanduan gadget ya, orangtua tidak menunjukkan aktivitas pegang gadget di depan anak" . Mak jleb.

Padahal, di keseharian, saya sebagai ibu bekerja dengan kondisi long distance marriage. Tanpa pembantu dan gaji pas -pasan. Rasa-rasanya tidak memberikan waktu screentime sama anak kok belum bisa ya. Pulang dari sekolah, kerjaan rumah menanti. Memberikan waktu anak untuk bersinggungan gadget, adalah caraku agar bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan tenang.

Aktivitas tanpa gadget

Dulu, ketika anak masih dalam kandungan punya mimpi, anak tak boleh bersentuhan dengan gadget di usia dini. Eh, hanya sebatas mimpi dan malah sebaliknya. Kurang kompaknya dalam mengasuh anak, saya kecolongan. Suami mencuri start "mengenalkan gadget" kepada anak dengan alasan tidak ada cara lain untuk membuat anak segera diam. Maklum, sedang sama-sama belajar menjadi orangtua. Jadi, idealismenya masih cukup tinggi. Ketika anak nangis/ rewel dan kehilangan cara untuk merayu, senjata terakhir nyodorin gadget. (Bukan untuk ditiru)

Banyak pergulatan batin sih, hingga saya memutuskan untuk tetap kekeh tidak dulu memberikan gadget pada anak ketika waktu pengasuhan full sama saya. Karena fitrah belajar anak emang ada sejak lahir. Anak akan bisa sebab dia belajar dari orang di sekitar. Tanpa di kode, kalau ayah pulang kerja ya anak meminta waktu untuk bersentuhan sama gadget.

Sepanjang referensi dan webinar yang saya ikuti, teori menyebutkan bahwa anak dibawah dua tahun jangan dulu terpapar oleh gadget.

Banyak sisi negatif yang akan ditemui. Dan benar, anak lebih agresif serta mudah kecanduan. Apalagi tidak ada waktu screentime yang benar-benar disiplin. Pembiasaan itu akan muncul menjadi suatu kegiatan yang di nanti anak manakala kita sebagai orangtua tak tegas dalam bersikap soal "kapan anak siap pegang gadget"

Meski sudah tahu teori bahwa berapa menit anak pegang gadget sesuai rentang usia, tetap saja "nihil" alias anak tetap kecanduan tatkala orangtua terus melonggarkan anak bersentuhan sama gadget. Apalagi, jika aktivitas di dunia nyata tak diseimbangkan dengan melakukan quality time agar aktivitas bersama gadget lebih sedikit ketimbang beraktivitas dengan tanpa gadget.

Maka, sebuah kerjasama antara ayah dan ibu (kompromi) itu penting dalam pengasuhan. Suami dan istri harus satu kata menerapkan pola asuh yang pas buat anak.

Kerab saya menangkap pemandangan, orangtua pegang gadget di depan anaknya. Tapi anaknya tidak protes ingin main gadget biar samaan sama orangtuanya.
Kondisi itu bakal berbeda jauh dengan keluarga saya di rumah. Kebetulan, anak saya typikal yang copy paste sekaligus pengamat. Orang disebelahnya melakukan apa, dia akan mengamati detail. Alih-alih terus dibiarkan tanpa diajak berinteraksi dengan mengajak main, sebatas ngobrol atau duduk diam mendampinginya. Anak akan caper dengan polahnya. Minta makan jajan lah. Merengek Ina inu yang dibuat-buatlah. Hingga berujung pada teriakan yang enggak jelas dan memberikan kode bahwa dia minta diperhatikan.

Setiap anak, beda karakter. Enggak bisa disamakan.
Bila terus menerus itu terjadi, apakah anak akan tumbuh sehat? Maka sangat penting untuk menyeimbangkan aktivitas bermain. Membangun suasana dan menanamkan kebiasaan baik bahwa "ini hlo, ada permainan yang lebih asyik ketimbang gadget"

Saya merenung bahkan sempat protes terhadap keadaan " Kenapa anakku peka banget sih?. Kenapa dia tidak kayak anak yang lain, yang ditinggal main gadget ibuknya dia enggak caper?"

Seketika sayapun istighfar banyak-banyak. Itu artinya, Allah sayang kami. Allah masih melindungi kami, pada kegiatan mana yang lebih baik untuk masa depan.

Terus merenung sekaligus muhasabah diri. "Sudahkah saya profesional dalam pegang gadget di depan anak ?" dalam artian saya tidak terus-terusna main HP di depan anak tanpa menjelaskan aktivitas saya sebenarnya ? Apakah saya sudah memenuhi kebutuhan bermainnya, untuk tidak cuek bebek sama anak sendiri ? Apa karena capek kerja seharian, terus ibu tidak mau bermain hikmah bareng anak ?


Astaghfirullah, bahwa kunci kesuksesan pengasuhan terletak pada ibu ya. Langsung memiliki pemikiran yang demikian. Sebab, anak lebih banyak bersinggungan dengan saya ketimbang orang lain. Jadi, harus berbenah diri. Dan sebisa mungkin menguasai keadaan bila di tempat-,tempat tertentu kedapatan ada orang lain yang main game dan terlihat oleh anak saya.

kecanduan gadget pada anak

Jadi begini, sempat si kecil kecanduan main gadget. Setiap bertemu sang ayah , lafal yang diniatkan oleh anak adalah "aku mau main game, aku mau nonton"

Merengek begitu terus sampai 30 menit lebih. Hingga akhirnya kami, saya dan suami memutuskan untuk menstop aktivitas tanpa gadget di depan anak. Dalam sebulan, saya harus bisa merubah keadaan menjadi normal seperti sebelumnya. okelah, anak sudah terlanjur dikenalkan gadget, tapi harus ada batasan tegas dalam mengoperasiknnya.

Yang jadi pertimbangan saya adalah, Toh, bila kepepet saya butuh pegang HP buat kerja, saya minta ijin sama anak. Sekaligus memberi tahu saya sedang apa agar anak paham apa yang ibu lakukan.

Lantas, kenapa anak tetap meminta dan merengek main game di HP ? karena masih ada orang sekitar yang memberikan contoh main gadget di depan anak kecil. 

Sedihnya minta ampun, berasa siang malam, pagi sore yang diingat hanya game, game dan game.

Tak perlu menyalahkan anak. kembali pada pasal satu bahwa, anak itu membawa fitrah belajar sejak lahir. Tanpa di belajari cara main game, atau cara mengoperasikan ponsel, dia sudah bisa tahu sendiri dari cara seringnya melihat. pegang dan mencoba sampai dia bisa.

Bila fokus pada keadaan yang runyam dan begitu rumit menurut kacamata saya, tidak bakal memberikan solusi yang baik agar fitrah anak dapat berkembang dengan baik. 

ungkapan ahli, dampak negatif kecanduan gadget
1. Emosi jelas tidak terkontrol baik
2. Anak kurang bisa belajar sabar
3. Anak cenderung mudah marah
4. Lebih agresif

Entahlah, apa hanya si kecil yang ketika meminta sesuatu tapi enggak segera dituruti dia bakal memberikan ancaman. " Kalau tidak nonton, saya tidak bisa tidur". " Saya enggak mau sama bunda"

Solusi Cepat Menghadapi Kecanduan Gadget Pada Anak 

Saya langsung mengingat beberapa waktu lalu, kalau enggak salah di rentang usia anak 2th . Pernah mengalami hal sama, kecanduan gadget, cuma beda respon "cara merengeknya" saat meminta jatah main gadget.

Melelahkan tentunya. Saya pun jadi ikut membatasi aktvitas online, yang biasanya bisa menulis agak leluasa di sebelah si kecil, kini harus umpet-umpetan terlebih dahulu.

Padahal, saya sering menjelaskan ke anak bahwa " Nak, bunda belejar dulu ya, Bunda kerja dulu ya, Bunda menulis dulu ya". Gitu terus, ketika saya tidak ada cara lain untuk mecari jalan keluar sedangkan deadline setoran menanti.

Hal takjub yang saya tangkap dari si kecil " Bunda belajar to, kalau mas andra bobok. Jadi, di elus-elus dulu baru bunda belajar lagi.

Anak balita usia 4th plus bisa mengelarkan kalimat tersebut tentu membuat saya haru. Sekaligus khawatir juga bagaimana perkembangannya nanti bila dia sudah dewasa. Masha alah.

1. Kami sepakat, weekand adalah hari tanpa gadget

Pokok, ketika ayah pulang, weekand adalah waktu untuk berkegiatan bersama. Tanpa gadget. Entah pergi ke suatu tempat bareng, pergi ke taman, pergi ke arena bermain, atau hanya sekedar naik motor dan keliling pernah kami lakukan.

2. Melakukan kegiatan bersama

Walau hanya bermain di sekitar rumah, atau di dalam rumah, membersamai anak full adalah prioritas.

3. Memberikan kepuasan batin anak

Intinya, mengisi tangki cinta dulu sama si kecil. Jika kami sebagai orangtua merasa capek, ayah dan ibu saling memberikan pengertian saja. Ibu capek, gantian, ayah yang membersamai main. Begitupun sebaliknya. Sebab, si kecil emang energinya lebih-lebih, kalau lelah saat beraktivitas yang menguras energi motorik kasar, sebisa mungkin kami gantian.

Kunci, keberhasilan sebuah solusi cepat agar anak enggak terlarut dan kecanduan gadget adalah memenuhi tangki cinta kepada anak melalui kegiatan bersama yang lebih menyenangkan. Serta konsisten terhadap aturan yang telah diberlakukan. Anak usia dibawah tujuh tahun, masih butuh pendampingan terus. 

Seorang ibu, pasti punya feeling kuat bila terjadi apa-apa sama anak. Mulai dari emosinya, sikapnya bahkan bahasa isyaratnya ibu harus paham. Makan, bila terjadi peningkatan emosi yang mengarah pada hal enggak wajar dan itu terjadi pada anak usia dini, segera berbenah parents. Yang mampu menciptakan generasi sehat untuk sang buah hati adalah kita (orangtua) nya. 


Related Posts

4 komentar

  1. Gadget jadi bagian terpisahkan dari anak2 generasi Z ini ya...sebagai orang tua harus tegas dan tega agar anak2 bisa memanfaatkan gadget dengan maksimal tapi juga tidak jadi boomerang yang akan menghambat tumbuh kembangnya

    BalasHapus
  2. setuju banget, orangtua harus bekerja sama untuk mengatasi anak kecanduan gadget
    Karena sering banget, salah satu (baik ayah/ibu) gak konsisten akhirnya anak gak bisa lepas dari gadget
    Dan si anak malah mendapat teladan yang salah tentang parenting

    BalasHapus
  3. Tantangan terbesar untuk orangtua masa kini yaa..
    Alhamdulillah, tetap bisa terus belajar memperbaiki pola pengasuhan dan menerapkannya. Karena sama-sama harus berubah dan pasti berat apalagi bagi yang ranah pekerjaannya erat dengan dunia digital.

    Semangat selalu ya, ka Windi.

    BalasHapus
  4. Aktifitas tanpa gadget untuk anak itu sungguh luar biasa usaha dan tantangannya, Mba. Menurut pengalaman saya sih, beneran capek sih dan harus menurunkan ekspektasi pada beberapa hal. Fokus ke kegiatan anak dan jadwal terstruktur untuk anak. Kesempatan pegang gadget saat malam anak tidur, beneran rasanya kayak lagi pesta pora hahahaha..

    BalasHapus

Posting Komentar