Menemukan Kembali Jati Diri Menjadi Perempuan Berdaya Bersama IIDN

Menemukan Kembali Jati Diri Menjadi Perempuan Berdaya Bersama IIDN

Daftar Isi

iidn

Tak bisa dipungkiri bahwa seorang ibu rumah tangga tetap butuh ruang dan waktu untuk mengekspresikan diri. Tak melulu mengerjakan urusan domestik, sebuah wadah untuk menampung segala aksi penyeimbang pikiran di kala seabrek pekerjaan tak kunjung selesai sangat amat diperlukan. Satu dikerjakan, lainnya turut ingin diperhatikan.

Begitulah kenyatannya. Apalagi saat anak masih kecil dan tanpa Asisten Rumah Tangga (ART). Bisa mandi sekali saja sudah alhamdulillah.

Mengapa seorang ibu rumah tangga butuh wadah positif yang mencerahkan agar tetap waras menjalani peran?. Teman-teman seperjuangan pasti sudah bisa menebak ya, apa jawabannya?

Sebatas bertukar pendapat dengan teman atau suami untuk menyampaikan segala kesulitan yang dialami. Hingga ngobrol ini itu agar ibu tak jenuh melakukan rutinitas yang sama setiap hari, maka wajar jika ibu rumah tangga butuh komunitas yang positif.

Lingkungan Turut Mempengaruhi Pola Pikir Manusia

Lingkungan menjadi bagian penting yang turut mempengaruhi pembentukan sikap serta kepribadian seseorang. Walau pondasi utamanya bermula dari pengasuhan dalam keluarga, lingkungan tetap berpengaruh terhadap kekuatan diri seseorang menghadapi permasalahan. Berkaitan akan hal itu saya pernah merasakan dampak buruk bagi diri sendiri maupun keluarga ketika salah memilih lingkungan yang tepat.

Bisa dikatakan cukup membuat stress kala itu karena saya tak pandai memilih lingkungan yang positif pasca pindah rumah. Tanpa disadari, lingkungan baru yang turut membuat kondisi keluarga kecil saya menjadi kisruh adalah pengaruh omongan dari tetangga. Sampai tak bisa membedakan mana yang benar-benar jujur dan mana yang bermuka dua. 

iidn

Suatu ketika, ada satu momen yang membuat saya sadar lahir dan batin bahwa masuk dalam lingkungan yang kebanyakan dibuat ngerumpi tetap tidak bagus untuk kesehatan mental seorang ibu rumah tangga.

Perlahan saya mulai berbenah untuk menarik diri dari lingkungan tersebut. Mencoba mencari lingkungan yang lebih mendukung dengan tanpa mengurangi keaktifan saya di lingkungan perumahan untuk sesekali mengikuti kegiatan sosial yang diadakan.

Berkomunitas Online menjadi Salah Satu Solusi Melebarkan Jaringan

iidn

Belajar dari pengalaman, tak ingin masuk dalam kubangan lingkungan yang memberikan dampak negatif untuk kedua kalinya. Berkomunitas online menjadi solusi tepat untuk melebarkan jaringan, mengupgrade kemampuan serta menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Karena masih pandemi (saat itu), pilihan ini yang menjadi alternatif terbaik untuk segera ambil tindakan.

Sempat kebingungan mau berteman dengan siapa dan menyibukkan diri dengan berkegiatan apa selain momong anak. Meski hanya sebagai ibu rumah tangga, jiwa sosial saya yang terbentuk mulai kuliah ikut berontak. Jika hanya berdiam di rumah pahala saya semakin sempit untuk melakukan kegiatan bermanfaat. Kalimat-kalimat itulah yang sempat menghantui saya saat jenuh di rumah saja.

Berusaha menggali potensi diri dan membentuk rasa percaya diri agar kembali pulih. Meneropong potensi diri yang saat itu sedang di fase senang belajar jualan online, akhirnya saya putuskan untuk belajar bersama teman dengan mengikuti pelatihan berbayar sebagai reseller salah satu produk ternama yang ada di Indonesia. Bermula dari situ teman online semakin bertambah. Bahkan menambah grup-grup support jualan online di whatsapp yang salah satunya bernama Ibu-Ibu Doyan Bisnis (IIDB).

Tak terasa, belajar binsis online cukup membuat saya jenuh sebab merasa diburu akan target dan omset. Intinya saya sedang meraba dan mencoba menekuni suatu hal yang menjadi daftar impian sejak remaja. Sisi lain inginnya  merasa nyaman akan hal itu. Nyatanya, saya merasa kewalahan di saat membangun personal branding malah pegang gadget dengan intensitas sering ketika anak sedang membutuhkan saya. Merasa kurang nyaman dengan kondisi tersebut, saya memutuskan off dulu berjualan online.

Tahun berikutnya, tak sengaja melalui salah satu grup support IIDB yang saya ikuti muncul sebuah info pelatihan menulis secara berbayar. Melihat isi flyer tersebut hati cukup bergejolak. Keinginan kuat ingin  mendaftar sedangkan pelatihan onlinennya harus membayar uang ratusan ribu, bingung dan galau jadinya. Sebab uang yang saya punya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.

Merenung sejenak, niat dengan bismillah, saya memantapkan hati. Berpegang teguh bahwa jalan yang saya pilih ini nantinya bisa menjadi bagian dari investasi ilmu demi mendapatkan lingkungan yang positif. Berkaitan akan hal itu akhirnya saya putuskan untuk mendaftar pelatihan online writing class menggunakan uang simpanan. Semoga ini menjadi awal dan pembuka pintu rejeki berikutnya. Aamiin. 

Komunitas online menjadi bertambah. Tak disangka, saya semakin asyik menekuni hobi menulis yang lama tak disentuh. Oleh karenanya, menjadi penulis membuat saya bangga. Ternyata menjadi ibu rumah tangga tetap bisa produktif dari rumah dan bisa menginspirasi hlo. Kalimat itu yang saya sematkan dalam pikiran dan saya kembangkan sampai sekarang setelah lahiran buku antologi bersama.

Bloger, Profesi yang Muncul Dadakan tapi Menguntungkan

Siapa sangka, masuk dalam komunitas menulis turut membawa rasa penasaran dalam diri untuk menekuni dunia blogging. Aktivitas favorit yang saya tekuni setelah membersamai anak bermain yaitu menulis buku dan blogging. Kebetulan, wadah yang memfasilitasi saya menulis antologi juga menggelar pelatihan blogging. Bermula dari situlah saya baru tahu bahwa menekuni dunia kepenulisan bisa mendatangkan cuan.

iidn
dokumentasi pribadi

Penulis ialah mereka yang menulis buku dan dari hasil buku yang dijualnya bisa mendapatkan keuntungan berupa uang. Pernah berada di fase itu, saat antologi survive for life lahir sebagian uang yang saya gunakan untuk membayar pelatihan kepenulisan online bisa balik modal. Yeay, senangnya saat itu. Bisa memastikan teman untuk membeli karya saya sungguh mengesankan.

Tak hanya berhenti di situ, hampir setahun ingin lebih produktif lagi melalui blogging dapat juga tawaran job menulis artikel dan mendapatkan prodak perawatan membuat hati riang. Rasa percaya diri semakin meningkat. Apa yang saya tekuni dengan sabar mulai membuahkan hasil. Walau sebenarnya tujuan awal saya bukan sekedar menambah cuan, tak bisa dipungkiri merawat niat untuk tetap menebar kebaikan melalui tulisan sampai sekarang tetap saya perjuangkan.

Tahun berganti, saya mengikuti pelatihan blogging gratis hasil konsistensi ngeblog selama sebulan mendapatkan apresiasi berharga berupa pelatihan gratis dari salah satu senior blogging yang lebih dulu menekuni dunia perblogeran. Masha Allah, saya mulai menemukan passion yang turut membentuk pola pikir saya lebih sehat. Seorang bloger profesional adalah impian kedua saya. 

iidn

Berkomunitas online, blogging, menulis dan menghadiri acara virtual terkait turut membentuk habit dan pola pikir saya untuk terus berkembang. Tak hanya sekedar ilmu parenting yang saya pelajari. Ilmu blogging ini ternyata membuat saya nagih untuk bisa ini itu dengan mengikuti berbagai acara online yang dapat menambah pengalaman dan portofolio semasa hidup.

Komunitas Perempuan Ibu-Ibu Doyan Nulis menjadi Ruang Beraksi Mengembalikan Jati Diri

Satu per satu mulai memberikan dampak. Saya sangat merasakan manfaat atas lingkungan positif yang cocok dan sangat mendukung pengembangan diri. Komunitas perempuan yang saya ikuti, menjadi ruang mengekspresikan diri sepenuh hati. 

Meskipun hanya sekedar menjadi peserta biasa yang tergabung dalam Facebook Group, Komunitas perempuan bernama Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) memberikan kesan mendalam dan dampak yang besar bagi saya. Memantik diri ini untuk aktif ngeblog, menulis dan membangun personal branding lebih kuat lagi.

Bisa dikatakan, proses menemukan kembali jati diri yang tidak mudah sebenarnya. Ritme kehidupan yang dulunya saya senang bertemu dengan banyak orang, mengajar dan akhirnya pindah rumah mengikuti suami. Saya harus rela menanggalkan peran workingmom berubah menjadi fulltimemom dan beradaptasi dengan lingkungan baru, cukup membuat shock diri ini .Terlebih saat paham bahwa lingkungan baru nyatanya berbanding terbalik dengan lingkungan sebelumnya. Meski pada akhirnya jalan yang terbaik adalah balik mengajar lagi, sungguh mengajar dan blogging adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan.

Membangkitkan kembali aktivitas menulis, membuat saya mulai memunculkan siapa diri ini, lebih mengapresiasi diri, percaya diri semakin meningkat, tujuan hidup semakin jelas serta bisa memberikan dampak yang positif bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Mengenal Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis

iidn

Indari Mastuti, pebisnis hebat yang saya ketahui dari IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis) ternyata juga seorang pendiri komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis. Terpana akan gerak langkahnya yang sat set sat set dalam memimpin, kini IIDN mencapai usia 12 tahun. Jika dihitung mungkin masih tergolong angka kecil, namun mencapai angka 12 tahun tentu mengurai banyak kisah yang mana setelah saya soroti komunitas penulis yang di ketuai oleh Mbak Widya Yuliandari ini semakin menunjukkan taringnya.

Komunitas IIDN lahir pada 24 Mei 2010 di Bandung. Komunitas perempuan terbesar di Indonesia ini mempunyai member mencapai 22 ribu orang. Tersebar di beberapa kota, dimana setiap kota terdapat koordinator wilayahnya yang aktif dan tersebar di seluruh Indonesia. Diantaranya ada Korwil Ibu-ibu Doyan Nulis Solo Raya, Surabaya, Semarang, Makasar dan lainnya.

Komunitas yang menjunjung tinggi misi IIDN menjadi wadah untuk para penulis perempuan di Indonesia ini sangat jelas keberadaannya. Terdapat pengurus pusat yang diketuai oleh seorang bloger, penulis sekaligus Ibu bekerja bernama Widyanti Yuliandari. Bidang lainnya ada bendahara, divisi umum dan kerjasama, divisi buku serta divisi blog yang mana setiap divisi membawahi masing-masing dua member aktif yang turut berperan besar dalam membawa nama harum IIDN.

Menurut penjelasan buketu sapaan akrab bagi Ketua IIDN, awal ditunjuk oleh Teh Indari Mastuti pada tahun 2017 sebagai Ketua IIDN langsung ia terima. Padahal saat itu, beliau sedang sibuk-sibuknya melanjutkan studi S2, mengurus pekerjaan dan mengemban amanah utama yaitu sebagai ibu dari dua orang anak.

Tahun pertama Mbak Widya masih meraba mencari ritme yang pas agar IIDN terus berkembang. Membenahi media sosialnya, menelusuri kebutuhan membernya hingga tak sampai setahun proses yang diupayakan dari hati ini mendatangkan partnership dengan sendirinya. Beberapa pihak dari instansi pemerintah maupun sponshorsip terus berdatangan ingin menjalin kerjasama di bidang blogging, menulis buku hingga menjalin kerjasama lomba blog.

Saya turut merasakan bahwa kehadiran IIDN sangat berharga bagi kaum perempuan. Merangkul para ibu-ibu dari berbagai kalangan, memberikan kehangatan yang tulus, merawat membernya dengan penuh cinta dan mampu mendongkrak semangat para ibu rumah tangga untuk produktif melalui menulis. Kapanpun dan bagaimanapun keadaan mereka. Senada dengan tagline komunitas IIDN (Aktif- Kreatif-Produktif). 

Sering pula memberikan ilmu gratis bahkan memberikan tips bermanfaat yang bisa terus kita upgrade melalui media sosial instagram dan grup facebooknya. Tak lain beberapa hal yang sering menjadi topik pembahasan dalam bentuk diskusi maupun kepenulisan bersama IIDN dikemas begitu menarik dan bertema. #Seninsemangat, #SelasaBlog, #RabuBuku, #KamisKuis, #JumatFiksi dan #SabtuPUEBI. 

Kegiatan internal lainnya, menulis buku antologi baik fiksi maupun non fiksi, mengadakan pelatihan writing dan ngeblog mulai dari nol serta mengadakan kopdar atau pertemuan darat.

Lainnya, kegiatan eksternalnya berupa hubungan  kerjasama mengadakan lomba blog, menerbitkan buku dan beragam acara talkshow.

Menulis Antologi Bersama IIDN Memberikan Kesan yang Mendalam

Secara alamiah, saya sering mencari dengan sendirinya bagaimana komunitas IIDN ini berkembang begitu pesat. Menyoroti beberapa profil yang menjadi bagian IIDN membuat saya tertarik ingin terlibat aktif bersama mereka. Meski masih sebatas bermimpi, Insha Allah saya mau bergabung dalam project Nulis Buku Bareng (Nubar) antologi bersama para ahli dan mentor yang sudah dari tahun lalu saya incar. 

Dua buku antologi yang lahir dari penulis IIDN telah saya baca turut mengungkap betapa profesionalnya mereka mengajak penulis untuk benar-benar berkarya dari hati. Menulis didampingi para ahli turut menjadi solusi atas permasalahan para perempuan yang dihadapi.

iidn

Buku Pulih, merupakan bacaan yang turut menjadi oase ditengah dahaganya ilmu atas segala permasalahan yang turut mempengaruhi cara berfikir perempuan yang sebenarnya. Penulis begitu jujur menceritakan apa yang mereka alami serta memberikan pelajaran berharga pada pembaca bahwa apapun permasalahannya wajib diselesaikan. Jangan ada sisa rasa apapun termasuk benci maupun dendam atas masa lalu yang menjadi penghalang seseorang untuk terus bertumbuh menjadi perempuan berdaya dan punya akal sehat. 

Berlanjut, karya antologi Bikin Ketawa adalah buku penghibur yang ditujukan pembaca agar para perempuan khususnya yang tengah menghadapi hiruk pikuk kehidupan bisa kembali tertawa dengan ringan menjalani kehidupan tanpa kesedihan. 

Masha Allah, saya menjadi terketuk hati dan menambah rasa syukur bahwa menulis memang menjadi pilihan tepat bagi seorang perempuan untuk proses healing (salah satunya). Mengobati luka, mencurahkan segala rasa tanpa mengobral sampah yang mana saat tulisan kita dibaca orang tak hanya sebatas curhatan semata. Namun ada hikmah besar yang bisa kita amalkan sebagai pengingat bahwa hidup adalah sebuah proses menjadi lebih baik. Dengan cinta, apapun yang kita lakukan akan berbuah manis. 

Manfaat Menulis Memberikan Pengaruh Besar Bagi Kehidupan

Menulis bisa membukakan pintu-pintu kebaikan di ranah kehidupan (Widyanti Yuliandari)
Memutuskan untuk menekuni dunia menulis bukan suatu hal yang instan. Sayapun sering meraba akan hal ini, kenapa saya gemar menulis?.

Bertanya dengan teman, menelusur aktivitas membaca yang lalu-lalu, serta mendekatkan diri pada buku cukup membentuk habit berteman dengan buku memang harus dipaksa. Sebab saya bukan lahir dari kalangan orangtua yang selalu distimulasi sejak kecil agar kehidupan dewasa lekat dengan buku.

Menyadari betul akan hal ini, oleh karena itu saya memulai aktivitas jurnaling yang tanpa disadari kebiasaan ini telah muncul dengan sendirinya sejak remaja awal. 

Suka mengumpulkan kliping cerita pendek yang ada di koran, mengoleksi kumpulan lagu dalam satu buku khusus. Mengoleksi foto kenangan bersama teman dalam satu buku yang berbeda pula. Hingga saya punya tumpukan buku khusus tertentu yang setelah saya cermati jurnaling turut membentuk kebiasaan saya senang dengan dunia literasi.

Beranjak lebih dewasa, masa kuliah memaksa saya untuk menelan buku-buku terkait yang bersinggungan dengan aktivitas sosial di organisasi yang saya ikuti. Lingkungan akademisi yang kerab dijejali dengan diskusi mahasiswa, presentasi, mengerjakan tugas kuliah dan iseng mengirimkan tulisan ke media online membuat saya haus untuk mempelajari ilmu kepenulisan lebih lanjut dan sampai sekarang.

Meski sempat terputus saat dunia saya beralih ke masa kerja, menulis menjadi passion yang saat ini saya rawat sebagai proses menikmati hidup agar lebih bermanfaat untuk sesama manusia pun memberikan dampak positif untuk diri sendiri. 
iidn

Menulis memiliki banyak manfaat bagi kehidupan seseorang, diantaranya : 

1. Mengasah kemampuan berpikir yang terstruktur

Saya mengibaratkan menulis itu semacam transfer knowledge kepada pembaca dimana buah pikiran yang dituangkan ke dalam tulisan bisa dinikmati dengan mudah oleh pembaca.

Secara tidak langsung, menulis membantu kemampuan berpikir penulis lebih terstruktur. Maka dari itu dalam pemecahan masalah, penulis akan lebih hati-hati serta dituntut teliti yang mana itu berdampak pada pola pikirnya.

2. Membantu Mengemukakan Pendapat

Kata Pak Gol A Gong, menjadi penulis harus menguasai berbagai macam ilmu kepenulisan mulai dari menulis berita, feature, cerita pendek, puisi, fiksi mini hingga mampu menulis novel harus bisa dirasakan semua.  

Berkaitan akan hal itu, penulis semakin terasah kemampuannya dalam mengemukakan pendapat didukung berbagai sumber data maupun riset yang valid sebagai penguat argumentasi.

3. Mengasah Kreativitas

Sudah jelas bahwa dalam meramu tulisan menjadi artikel yang layak baca tentu melewati berbagai tahap. Mulai dari mencari keyword, kata kunci yang lagi trending, membuat outline, mengemas ide tulisan hingga menyusun tulisan yang layak ditayangkan serta membuat candu pembaca menanti artikel berikutnya. Adalah proses kreatif penulis yang semakin diasah semakin menunjukkan sisi keunikan penulis untuk berkarya lebih baik lagi.

4. Merekam Jejak Perjalanan

Poin ini yang sering saya junjung tinggi sebagai penguat diri saat lelah menghadapi berbagai deadline atau mengalami kebuntuan dalam memunculkan ide menulis.

Bentuk apresiasi diri untuk selalu show must go on dalam mengikat waktu dan  ilmu. Akan selalu ada cerita seru dibalik layar yang bisa dikemas menjadi tulisan untuk mengingatkan diri bahwa kita telah melampaui masa itu. 

Merekam jejak perjalanan, mengemasnya ke dalam sebuah tulisan pasti akan membuat kita rindu, tersenyum bahkan menambah  rasa syukur. Setiap hela nafas kita gunakan untuk mengasah daya ingat juga mencatat hal apapun yang bermanfaat bagi semesta.  

5. Menambah Produktivitas 

Menyibukkan diri ke dalam kegiatan positif tentu memberikan impact yang meaningfull dalam diri. Terlebih menulis menggunakan ilmu yang benar dan terus diamalkan membuat kita terpacu  memanfaatkan waktu buat berkarya.

Melibatkan diri dalam komunitas menulis, aktif di berbagai event menulis, menjual buku, dan mengikuti lomba menulis turut membentuk produktivitas seseorang untuk mengukur kemampuan diri sejauh mana kelayakan karya tulisan kita diapresiasi oleh masyarakat pada umumnya. Sejauh mana karya - karya kita memberikan kebermanfaatan pada diri sendiri sekaligus menjadi bagian self healing  atas segala rasa. 

6. Mendatangkan Cuan

Awalnya, tidak terbayangkan sebelumnya bisa di tahap ini. Meyakinkan diri bahwa menulis bisa mendatangkan cuan tambahan. Bergulat dengan sabar dan ketelatenan, Tuhan memberikan kesempatan untuk meyakinkan diri bahwa ini sungguhan. Menulis bisa mendatangkan cuan.

Teruslah menulis dengan ilmu yang telah dipelajari. Kembangkan dan rasakan manfaatnya. Kedepannya, cuan yang akan mengikuti hasil keringat kita. 

IIDN Komunitas Menulis yang Membanggakan

Banyak rasa yang ingin saya ungkap pada bagian ini. Sisi kebaikan yang saya rasakan, muncul dari komunitas perempuan bernama Ibu-ibu Doyan Nulis. Salah satu komunitas menulis perempuan yang mampu menarik perhatian saya untuk lebih semangat dalam berkarya.

Tak lain, berbagai Ilmu yang bisa diakses bersama IIDN banyak yang gratis. Meski baru sebatas meramaikan even menulis lomba  dan meramaikan challenge di instagramnya, terhitung ini tahun kedua saya masih setia menjadi member yang insha Allah terus aktif melibatkan diri di ajang lomba menulis dan kegiatan lainnya.

IIDN tak bosan-bosannya mengajak kami  untuk terus bertumbuh dan berkembang dengan membawa rasa percaya diri agar lebih konsisten dalam menulis. Next, semoga saya bisa memenuhi janji pada diri untuk ikut program Nulis Bareng bersama IIDN  tahun depan. Bantu aminkan ya teman-teman.

Ini dia beberapa judul artikel saya yang lahir dari berbagai event lomba blog bersama IIDN. Meski belum pernah menjadi pemenang, semoga suatu saat nnti saya bisa menjadi pemenang di ajang lomba menulis lain.

  1. Popmama Parenting Academy 2021, Tak Sekedar Menyajikan Info Parenting
  2. Rayakan Kampanye #KejuAsliCheck Membuat Cheese Chicken Nugget Untuk Sang Buah Hati
  3. Resep Hidangan ala Mondelez Bisa Jadi Ide Bisnis Kuliner
  4. Ngobrol Asyik Bareng Streamer di IDN Live Temukan Wawasan dan Pengalaman Baru
  5. Peran Fortune Indonesia Sebagai Sumber Kekuatan Media Informasi Digital Ekonomi dan Bisnis Yang Terpercaya
  6. Menyongsong Kehidupan untuk Perempuan Lebih Berdaya Melalui FORTUNE Indonesia Summit 2022

IIDN juga memberikan kehangatan akan pelayanan yang tulus dan penuh cinta. Konsistensi menulis yang terus digaungkan, kedisiplinan serta komitmen dalam menayangkan tulisan dan menghargai setiap karya dalam bentuk kerjasama. Serta memberikan teladan untuk terus berlatih dan terus menulis.

Terlebih soal menulis buku antologi. Penulis pasti digembleng dengan ilmu yang berkesan, belajar bersama ahlinya untuk menghasilkan karya yang luarbiasa. Bagian ini pula yang selalu menghantui pikiran saya , kapan ya bisa nulis bareng bersama coach impian bernama Kirana Kejora dan buketu sapaan akrab Ibu Ketua IIDN yaitu Mbak Widya?. 

Saya bangga, menjadi bagian dari komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis. Mengantarkan saya menemukan kembali jati diri untuk menjadi penulis yang bahagia. Menjadi penulis yang tak lelah untuk terus menghasilkan karya dan berdaya disegala  perasaan yang ada. 

Penutup

Selamat menempuh usia 12 tahun untuk IIDN. Semoga selalu ada kemudahan untuk menebarkan virus kebaikan kepada penulis perempuan. Semakin banyak mengundang partnership tanpa diminta. Langgeng sampai kapanpun. Tetaplah menjadi lumbung lahirnya penulis hebat dan profesional di masa depan. Melahirkan penulis perempuan yang aktif, kreatif dan produktif. 



Saya bangga menjadi bagianmu. 










Referensi Pendukung

Pengalaman Pribadi
https://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis/
www.ibuibudoyannulis.com
instagram @ibuibudoyannulis

Background gambar diambil dari freepik, diolah pakai Canva oleh Windi


15 komentar

Comment Author Avatar
22/6/22 17:52 Hapus
memang benar mbak, setuju saya, komunitas itu besar sekali pengaruhnya untuk kita bisa berkembang. meskipun sebagai ibu rumah tangga dan memiliki anak serta segudang urusan domestik, kita harus tetap memperhatikan passion kita kan. semangat menulis mbak windi.. terlihat sudah sangat piawai merangkai kata-kata...
Comment Author Avatar
24/6/22 11:17 Hapus
Terimakasih doanya mbak, masih terus belajar ini
Setuju banget, Kak. Lingkungan—baik dunia nyata maupun maya, jadi faktor paling berpengaruh dalam menentukan jati diri. Jadi, harus lebih selektif dalam memilih circle karena akan mempengaruhi pola hidup kita.
Comment Author Avatar
24/6/22 11:17 Hapus
benar sekali, sungguh, diri harus bisa mengontrol dan tahu betul lingkungan disekitar kita
Comment Author Avatar
22/6/22 22:33 Hapus
Bagaimana cara gabung dengan IIDN, Kak? Tolong infonya, dong. Saya juga pengin ikutan gabung.
Comment Author Avatar
24/6/22 11:18 Hapus
Mbak nia cek instagramnya saja mbak, ada kok cara joinnya. Atau cek di situs webnya. sudah kushare di picture artikel sy di atas
Comment Author Avatar
24/6/22 10:24 Hapus
berharap suatu saat ada komuniat 'bapak-bapak doyan nulis' hehe...
kayanya senang banget ya bergabung dengan teman-teman sefrekuensi di bidang kepenulisan, kek punya support sistem yang mendukung hobi keren kita, dan IIDN kayanya memang cocok banget buat para perempuan agar tetap berdaya
Comment Author Avatar
24/6/22 11:19 Hapus
ayo pak mengajukan ,pak yonal yang jadi ketua sukunya
Comment Author Avatar
25/6/22 15:20 Hapus
Barakallaah fii umrik IIDN..
Makin berkembang dan makin maju sebagai komunitas menulis terbesar di Indonesia.
Selamat ulang tahun komunitas IIDN, banyak penulis bertalenta Lahir dari komunitas penulis perempuan terbesar di Indonesia ini. Semakin Jaya dan berdaya.
Comment Author Avatar
13/7/22 12:48 Hapus
penulis yang lahir dari sini, keren-keren memang mbak
Comment Author Avatar
26/6/22 17:59 Hapus
Ikut bahagia membacanya, saat sebelumnya Kak Windi hampir tenggelam di lingkungan yang salah, Alhamdulillah Allah tunjukkan jalan yang lebih baik di IIDN ya Kak. Sukses selalu untuk IIDN dan Kak Windi!
Makanya suka berdo'a dapat tetangga yang baik dan circle yang positive. Ngaruh bgt ke mental ya kak :') Beruntung juga ketemu IIDN yang nggak hanya jadi tempat supportive untuk bertumbuh, tp juga berkarya dan berdaya
Comment Author Avatar
13/7/22 12:48 Hapus
betul sekali, jika tak pandai memfilter, kaprah deh
Comment Author Avatar
12/7/22 20:44 Hapus
Bener, Mba Windi. Dapat lingkungan yang mendukung itu senang banget. Karena buat kita jadi produktif. Semoga makin keren dan menyebarkan manfaat blognya, ya Mba Windi.