7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Agar Tidak Boros Ketika Suami Resign Kerja, Apa yang Bisa Istri Lakukan?

7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Agar Tidak Boros Ketika Suami Resign Kerja, Apa yang Bisa Istri Lakukan?

Daftar Isi

Cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros ketika suami resign kerja, apa yang bisa istri lakukan?

cara mengatur keuangan rumah tangga
Pasang surut membina rumah tangga itu berwarna-warni ya. Apalagi, ketika meraba diri sendiri. Bak dihujani rasa syukur yang membuat koreksi diri.


Sama kayak kita yang sedang diambang ujian berat. Pasti mencari jawaban atas segala kekhawatiran itu. Tapi, coba deh, kita melihat sejenak orang-orang di sekitar kita.

Ketika melihat nasib teman/rekan kerja, ada yang di uji sakit pada saat usia masih muda. Ditinggal kekasih halal untuk pergi selamanya. Memilih untuk ambil langkah, menyematkan status janda muda beranak satu ketimbang harus beradu mulut setiap hari sama suami. Serta ujian kehidupan lainnya, yang seringnya menjustifikasi diri bahwa kita adalah orang paling terpuruk.

Lantas, ketika rumah tangga diuji dengan patahnya satu pemasukan utama. Suami resign kerja, apa yang seharusnya istri lakukan sebagai salah satu bentuk cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros ?

Orang Terdekatku dan Tantangan yang dihadapinya

Sebelum saya mengurai sedikit terkait kondisi kami yang memang sedang di fase dapat ujian cukup berat tahun ini. Orang terdekatku dan tantangan yang sedang dihadapinya adalah emak.

Sapaan sayang dari saya sebagai anak kepada ibu, saya memanggilnya emak. Ini tahun ketiga beliau menjadi single parent ( sejak kepergian Bapak, di awal tahun 2021) dengan status sebagai pekerja wanita tangguh yang tak henti-hentinya berikhtiar untuk menjemput rejeki demi menghidupi seorang adik. Kini berusia 17 tahun. 

Wujud memupuk rasa empati, sebisa mungkin saya hadir dalam kehidupan emak dengan berbakti semampu saya. Anak perempuan sendiri dan paling jauh dari orangtua. Sadar diri, dengan dukungan suami saya tetap membantu secara financial. ya , meski terhitung kecil nominal uang yang kami berikan. Setidaknya bisa menjadi bukti keseriusan kami untuk tetap memperhatikan nasib emak ke depannya.

Bahkan saya dan suami berencana untuk membiayai sekolah adik ketika masuk jenjang kuliah nanti. Jika dibayangkan, agak berat memang. Tapi bismillah, sudah ngobrol baik-baik demi masa depan dan kami sedang ikhtiar untuk mempersiapkan semua dana itu.

Lantaran hal itulah, menapaki bahtera rumah tangga yang ke 6 tahun ini, rasa-rasanya ujian kehidupan ini terus meningkat. terkadang, saya pesimis. Terkadang sebaliknya.
Namun, saya terus melangkahkan kaki. Dan berusaha yakin bahwa Allah pasti akan memberikan bantuan jalan untuk langkah kami ke depan.

Saya kira, semua sama kok. Setiap orang bakal diuji sesuai kemampuannya.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah: 286)
Sekarang, tugas kita adalah yakin, bahwa pertolongan Allah itu ada. tinggal kitanya saja yang terus berikhtiar sekuat tenaga, berdoa dan selalu berusaha pada jalan yang benar untuk menghadapi segala ujian tersebut.

Tahun ini, kami diuji. Suami resign kerja. Meski di awal sudah menyiapkan mental, menikmati perjalannnya cukup membuat lebih stress dengan keadaan. Sebagai istri, mencoba melakukan yang terbaik. Minimal, saya tetap setia berada di samping suami meski saat ini beliau sedang dalam kondisi terpuruk. tetap saya syukuri. Masih lumayan ketimbang pressure di tempat kerja yang sebelumnya karena beban yang harus beliau tanggung.
Saya masih bisa pegang uang sendiri, karena ada pemasukan dari tempat sekolah. 

Cara Saya Berempati Kepadanya

Gayung bersambut. Siapa yang mengira dua bulan terakhir saya harus benar-benar menekan segala pengeluaran yang sekiranya tidak penting. Mencoba mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros. 

Menerima nominal seberapapun yang suami beri. Serta mengelolanya dengan sebaik mungkin. Sisi lain, saya berusaha memberikan dukungan yang tulus kepada suami. Sebagai contoh, menampakkan senyuman hangat ketika beliau pulang kerja. Menikmati weekand bersama. Saling membantu dalam pengasuhan anak. Serta melayani suami sepenuh hati. Intinya, dukungan penuh baik yang itu terlihat maupun yang hanya bisa dirasakan oleh kami, masing-masing.

7 Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga Agar Tidak Boros Ketika Suami Resign Kerja, Apa yang Bisa Istri Lakukan?

Manager keuangan yang paling handal, katakanlah seorang istri. Ya, nggak ? sudah menjadi rahasia umum kan. Meski saya bukan seorang profesional yang ahli dalam mengatur keuangan, setidaknya saya mencoba untuk menyisihkan uang seberapapun itu sebagai tabungan darurat sekaligus menjadi dana cadangan dan tidak boleh diotak-atik kecuali untuk keperluan yang sangat urgent.

Ketika suami resign kerja, otomatis seorang istri harus siap dengan kondisi ekonomi yang ada. Maka, saya mencoba untuk mengatur keuangan ruamh tangga agar tidak boros dengan beberapa cara berikut :

1. Menghitung semua pendapatan

Menghitung pemasukan yang saya dapat setiap bulannya. Mulai dari pemasukan sendiri sebagai ibu bekerja ditambah pemasukan dari suami yang tentu dua bulan ini dipotong karena suami juga menggunakan duit tabungan buat menggaji saya. Saya mencoba paham keadaan dan selalu menerima pemasukan berapapun dari suami. Yang penting, diawal selalu diskusi kalau kebutuhan sekolah anak sekian, uang belanja sekian dan suami juga paham kebutuhan era sekarang tidaklah murah. 

2. Mengenali mana yang kebutuhan, mana yang hanya sebatas keinginan

Wajib banget, seorang istri menekan segala hawa nafsu yang inginnya check out kerangjang orange. terlebih ketika kondisi keuangan ekonomi rumah tangga sedang dalam ujian, satu pemasukan tertutup karena suami resign kerja. Toh, ketika tidak diambang kritis juga istri harus sadar mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan. jangan sampai barang yang dibeli hanya diam di tempat dan tidak terpakai karena menuruti nafsu/ trend yang sedang viral. 

Intinya, enggak harus ada ujian keuangan dulu kan, untuk membiasakan diri belanja sesuai kebutuhan. Bukan sebatas keinginan belaka. 

Buat skala prioritas

Biasanya, saya mendahulukan pengeluaran yang itu ada kaitannya sama pendidikan anak. Mulai dari emmbayar SPP sekolah anak, bayar uang penitipan, bayar uang PDAM, beli token listrik, beli paket data internet serta membuat skala prioritas untuk budgetting lain yang itu berkaitan dengan kebutuhan pokok. Teruama masalah perut, mulaid ari belanja mingguan, beli jajan anak dan lainnya semua harus aman.

Yang sekiranya bisa saya tunda untuk membeli, saya bikin waiting list agar pengeluaran tidak membengkak.

Mencatat pengeluaran dan pemasukan, serta plotting budget

Tidak begitu tertib banget memang, soal pencatatan ini. Untuk plotting budget, mana yang untuk kebutuhan sehari-hari, nabung, dana darurat, uang untuk sedekah ke orangtua dan lainnya saya upayakan disiplin dalam pengelolaan. yang pada intinya, seberapapun gaji yang saya terima harus ada untuk tabungan dan investasi akherat (sedekah).

Mempersiapkan dana tabungan dan dana darurat

Menyiapkan dana darurat dan dana tabungan itu wajib banget. Sejak awal saya telah membuktikan hal tersebut. Pasalnya, ketika butuh banget, kita bisa ambil dari dua dana tersebut dan tidak mengganggu dana yang lain. Intinya, kita tidak rugi lah. bahwa sumber pemasukan ada dan bisa terhindar dari yang namanya hutang.

Hidup hemat

Membiasakan hidup hemat adalah prioritas. Semenjak ada si kecil, saya sering mengalah soal kebutuhan sendiri. Ya engingat, sekarang harus menyiapkan dana pendidikan anak, dana tabungan dan gimana cara agar cicilan rumah juga segera lunas. hahaha. termasuk menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan masa depan adik nantinya.

Membiasakan hidup hemat dengan menekan semaksimal mungkin pengeluaran agar tidak terjadi besar pasak dari pada tiang. Misal, memilih gaya hidup sederhana dalam berpenampilan, berkendara dan lainnya.

Sebisa mungkin untuk tidak berhutang

Kembali ke pasal awal, bahwa ketika istri berhutang, suami wajib tahu. Dan satu yang paling saya hindari adalah berhutang. Semoga Allah mundahkan komitmen saya untuk tidak berhutang dalam kondisi apapun. Bismillah, saling mendoakan ya teman.

Jika Saya Membantunya, Saya Akan .....

Melakukan terobosan jalur bumi dan langit sebisa mungki saya kuatkan. Mungkin ini adalah reminder puncak yang Allah berikan dari segala ujian kehidupan yang ada. Bismillah, semoga kami tetap satu langkah mengarungi samudra amarta dengan cara yang menawan.
terus mendoakan yang terbaik bagi suami dan emak.   

Saling menguatkan dalam doa. Mengencangkan usaha dan tawakkal. Selain itu, secara personal, jadi punya cara mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros seperti sebelumnya. Semoga bermanfaat.


14 komentar

Comment Author Avatar
7/10/23 09:32 Hapus
Dalam setiap fase kehidupan selalu ada saja ujian yang kita hadapi, termasuk dalam rumah tangga, ya. Dan hal sensitif yang pasti terkena imbasnya adalah masalah keuangan. Tapi pasti selalu ada jalan keluar jika kita berkomunikasi dengan pasangan kita dengan kepala dingin
Berapapun gaji dan pendapatan yang kita miliki jika tidak pandai mengelola dan mengatur pengeluaran ya akan tetap kekurangan dan bahkan minus. Tips di atas sangat membantu untuk mengatur keuangan kita agar tetap sehat. Terima kasih yaa..artikelnya bermanfaat sekali. 🙏
Comment Author Avatar
8/10/23 09:43 Hapus
Relate bgt sama aku yg pernah mengalami suami resign kerja mbak. Alhamdulillah caranya udah aku terapkan semua. Cuman yg paling susah itu membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Masih berat sampai skrng juga, rasanya pengen beli2 terus huhu
Masalah ekonomi jadi salah satu hal yang emang harus didiskusikan sebelum akhirnya menikah sih ya kak. Karena enggak sedikit perceraian diakibatkan oleh masalah ekonomi. Harus bijak dalam mengatur dan manajemen mana yang mesti diprioritaskan
Pernah menjalani masa2 sulit ini terutama pas pandemi kemarin. Memang berhemat itu penting sih supaya ada tabungan ketika suatu ketika ada kondisi yang tidak diinginkan terjadi.
Comment Author Avatar
8/10/23 20:57 Hapus
walaupun belum menikah, tips tips dari mbaa ini bagus banget untuk kujadikan wejangan.. supaya kelak bisa mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros dan boncos...
Soal keuangan ini, sebagai tulang punggung keluarga saya juga masih struggle soal budgeting. Sulit sekali menahan nafsu untuk tidak jajan huhu. Semangat Ya Allah pasti bisa
Comment Author Avatar
8/10/23 21:48 Hapus
Memang sih, mengatur keuangan itu dibutuhkan ilmu. Kalo nggak pinter-pinter ngatur uang bisa-bisa boncos terus.
Dalam mengatur keuangan memang harus ada plan ketat, yang tidak bisa diganggu gugat, Apalagi kalau pednapatannya pas pasan. JIka tidak begitu akan muncul keadaan gali lubang tutup lubang
Comment Author Avatar
8/10/23 23:08 Hapus
Dalam rumah tangga selalu ada proses indah yang harus dilalui. Termasuk ketika suami resain. Ini adalah fase berat, karena harus mengatur keuangan dengan cermat
Comment Author Avatar
9/10/23 04:33 Hapus
Sebanyak apapun pendapatan yang kita miliki, kalau tidak bisa mengatur tetap saja berasa tidak cukup dan selalu kurang. Apalagi yang sering itu ketika kita masih tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan, seringnya masih menuruti keinginan
Comment Author Avatar
9/10/23 06:59 Hapus
Lagi di fase pengen belajar tentang keuangan, karena memang pemasukan lagi sedang tidak sehat. Dari artikel ini belajar tentang cara biar hemat, terimakasih, Kak. 🙏
Comment Author Avatar
9/10/23 15:34 Hapus
Setiap orang pasti pernah berada dalam kondisi baik maupun kurang baik, sebuah proses kehidupan. Semuanya kembali lagi kepada kita bagaimana menyikapinya termasuk soal keuangan. Bagi saya selama itu dikomunikasikan berdua dengan pasangan untuk mengatur keuangan rumah tangga secara bersama-sama, apapun akan lebih ringan
Comment Author Avatar
12/10/23 14:58 Hapus
Semangat ya Mba, ketika dapur biasa disupport dari 2 kompor kini hanya 1 yang menyala tentunya banyak yang perlu distrategikan ulang dalam pengelolaan keuangan keluarga.